Berharap Tarif Swab Test Murah, Saleh Daulay Usulkan Rp200.000
Senin, 28 September 2020 - 19:58 WIB
JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PAN, Saleh Partaonan Daulay menanggapi soal hasil penghitungan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terkait tarif tes usap PCR (PCR swab test) mandiri sebesar Rp797.000/tes dan tes kontraktual Rp439.000/tes. Menurutnya, tes usap PCR ini dibutuhkan oleh semua kalangan karena COVID-19 tidak pandang bulu, baik orang kaya atau tidak mampu.
“Tentu kita berharap test swab itu harganya murah dan sedapat mungkin bisa dijangkau oleh masyarakat. Karena, kebutuhan terhadap test swab ini adalah kebutuhan yang sangat mendesak dan bukan hanya dibutuhkan oleh mereka yang memiliki uang, tapi juga oleh mereka yang masyarakat biasa. Bahkan masyarakat yang tergolong biasa dan tidak punya uang sekalipun tetap memerlukan test swab,” ujar Saleh kepada SINDO Media, Senin (28/9/2020). (Baca juga: Satgas Sebut Rekomendasi Harga Swab Mandiri dari BPKP Rp797 Ribu)
Menurut Saleh, tes usap ini menjadi penting setidaknya untuk memantau pergerakan virus COVID-19 ini. Karena itu, jika pemerintah menginginkan harga swab test yang murah maka ketersediaan barangnya harus dijamin.
Sebagaimana prinsip demand and supply, semakin banyak barang yang beredar di masyarakat maka harganya akan semakin murah. Sebaliknya, semakin sulit memperolehnya maka barang dan jasa itu akan naik.
“Sama dengan test swab juga, kalau kita sulit memperolehnya maka harga otomatis akan naik. Itu yang mesti harus dipastikan pemerintah supaya tidak ada harga yang tidak sesuai dengan pemerintah itu,” jelas Saleh.
Pelaksana Harian (Plh) Ketua Fraksi PAN ini memahami bahwa dalam tes usap ini banyak elemennya, ada juga tes yang harus pakai reagen. Sementara, reagen terbatas jumlahnya diberikan kepada Indonesia. Sehingga, hal itu yang harus dicarikan solusinya oleh pemerintah agar, bagaimana elemen-elemen itu dibutuhkan dalam test swab itu ketersediaaannya cukup dan memadai.
Legislator Dapil Sumatera Utara II ini berharap, PCR swab test bisa diambil dari dana COVID-19 di bidang kesehatan. Sehingga mereka yang tidak punya uang bisa menggunakan fasilitas ini dan tidak ada alasan orang Indonesia untuk melakukan swab test, apalagi jika sangat dibutuhkan. Dan untuk mereka yang punya uang sangat dianjurkan untuk membiayai diri sendiri dan keluarganya.
“Dengan catatan pemerintah perlu menstabilkan harganya supaya tidak menimbulkan problem baru, kalau bayar mahal aspek lain yang muncul ya kemahalan harga itu sendiri,” imbuhnya.
Mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhamamdiyah ini mengusulkan agar besaran tesnya Rp200.000/tes. Namun, jika memang besaran itu memungkinkan untuk direalisasikan. Karena, nominal itu tetap berat bagi sebagian besar orang, jadi harus diupayakan agar harga tes ini terjangkau. (Baca juga: BPS Beberkan Fakta 17 dari 100 Orang Meyakini Tidak Akan Tertular COVID-19)
“Kalau saya itu malah lebih bagus itu kalau bisa 200 ribu kalau memang bisa, cuma saya tidak tahu kan dari mana pengadaannya. Rp200 ribu malah justru misalnya bisa dijangkau tapi bagi sebagian orang berat, sedangkan murah saja orang belum tentu mau diswab, apalagi harganya mahal,” pungkasnya.
“Tentu kita berharap test swab itu harganya murah dan sedapat mungkin bisa dijangkau oleh masyarakat. Karena, kebutuhan terhadap test swab ini adalah kebutuhan yang sangat mendesak dan bukan hanya dibutuhkan oleh mereka yang memiliki uang, tapi juga oleh mereka yang masyarakat biasa. Bahkan masyarakat yang tergolong biasa dan tidak punya uang sekalipun tetap memerlukan test swab,” ujar Saleh kepada SINDO Media, Senin (28/9/2020). (Baca juga: Satgas Sebut Rekomendasi Harga Swab Mandiri dari BPKP Rp797 Ribu)
Menurut Saleh, tes usap ini menjadi penting setidaknya untuk memantau pergerakan virus COVID-19 ini. Karena itu, jika pemerintah menginginkan harga swab test yang murah maka ketersediaan barangnya harus dijamin.
Sebagaimana prinsip demand and supply, semakin banyak barang yang beredar di masyarakat maka harganya akan semakin murah. Sebaliknya, semakin sulit memperolehnya maka barang dan jasa itu akan naik.
“Sama dengan test swab juga, kalau kita sulit memperolehnya maka harga otomatis akan naik. Itu yang mesti harus dipastikan pemerintah supaya tidak ada harga yang tidak sesuai dengan pemerintah itu,” jelas Saleh.
Pelaksana Harian (Plh) Ketua Fraksi PAN ini memahami bahwa dalam tes usap ini banyak elemennya, ada juga tes yang harus pakai reagen. Sementara, reagen terbatas jumlahnya diberikan kepada Indonesia. Sehingga, hal itu yang harus dicarikan solusinya oleh pemerintah agar, bagaimana elemen-elemen itu dibutuhkan dalam test swab itu ketersediaaannya cukup dan memadai.
Legislator Dapil Sumatera Utara II ini berharap, PCR swab test bisa diambil dari dana COVID-19 di bidang kesehatan. Sehingga mereka yang tidak punya uang bisa menggunakan fasilitas ini dan tidak ada alasan orang Indonesia untuk melakukan swab test, apalagi jika sangat dibutuhkan. Dan untuk mereka yang punya uang sangat dianjurkan untuk membiayai diri sendiri dan keluarganya.
“Dengan catatan pemerintah perlu menstabilkan harganya supaya tidak menimbulkan problem baru, kalau bayar mahal aspek lain yang muncul ya kemahalan harga itu sendiri,” imbuhnya.
Mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhamamdiyah ini mengusulkan agar besaran tesnya Rp200.000/tes. Namun, jika memang besaran itu memungkinkan untuk direalisasikan. Karena, nominal itu tetap berat bagi sebagian besar orang, jadi harus diupayakan agar harga tes ini terjangkau. (Baca juga: BPS Beberkan Fakta 17 dari 100 Orang Meyakini Tidak Akan Tertular COVID-19)
“Kalau saya itu malah lebih bagus itu kalau bisa 200 ribu kalau memang bisa, cuma saya tidak tahu kan dari mana pengadaannya. Rp200 ribu malah justru misalnya bisa dijangkau tapi bagi sebagian orang berat, sedangkan murah saja orang belum tentu mau diswab, apalagi harganya mahal,” pungkasnya.
(kri)
tulis komentar anda