Tangkal Radikalisme Masuk Kampus lewat Orientasi Mahasiswa Baru
Sabtu, 26 September 2020 - 18:20 WIB
Inilah yang menurutnya berbahaya dalam memahami ajaran agama Islam. Karena itu termasuk dalam kelompok-kelompok yang memang radikal dalam artian negatif. Menurut dia, hal ini perlu disampaikan kepada seluruh mahasiswa, baik mahasiswa lama maupun yang baru agar jangan sampai terbawa. (Baca juga: 5 Tips Jaga Daya Tahan Tubuh Saat Banjir)
Dia menyampaikan mungkin saat ini di dalam dunia Islam sekarang khawarij itu sudah tidak ada lagi strukturnya, tapi pola-pola berpikirnya itu masih ada.
”Contohnya orang yang ingin mendirikan negara Islam di Syria dan Irak atau ISIS. ISIS itu termasuk orang-orang yang cenderung untuk mengkafirkan orang dan cenderung menyatakan orang lain itu salah,” tutur Imam Besar Masjid Darussalam Palangkaraya itu.
Sedangkan di Indonesia, dia mengatakan negara ini berdasarkan Pancasila yang mana Pancasila sudah sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama. Oleh karena itu, lanjut dia, harus mengikuti negara hasil dari kesepakatan founding fathers bangsa.
Negara ini adalah adalah negara hasil kesepakatan, mitsaqan ghaliza atau disebut sebagai negara yang berdasarkan kesepakatan. ”Maka dari itu kesepakatan itu harus dijaga dengan baik. Nah inilah paham yang moderat. Nah kalau orang yang cenderung menyalahkan Pancasila lalu mengatakan bahwa Pancasila itu adalah thogut, tidak berdasarkan Islam,” katanya.
Padahal seharusnya menurut Khairil mereka ini perlu menyesuaikan kontekstualnya dengan masyarakat Indonesia. Indonesia berbeda dengan negara Arab.
Menurut dia, Islam Indonesia adalah Islam yang mengikuti ke-Indonesiaan. Islam yang rahmatan lil alamin karena di negara ini ada berbagai agama, suku, golongan maka dari itu harus ada toleransi di dalam perbedaan.
Dia menyampaikan mungkin saat ini di dalam dunia Islam sekarang khawarij itu sudah tidak ada lagi strukturnya, tapi pola-pola berpikirnya itu masih ada.
”Contohnya orang yang ingin mendirikan negara Islam di Syria dan Irak atau ISIS. ISIS itu termasuk orang-orang yang cenderung untuk mengkafirkan orang dan cenderung menyatakan orang lain itu salah,” tutur Imam Besar Masjid Darussalam Palangkaraya itu.
Sedangkan di Indonesia, dia mengatakan negara ini berdasarkan Pancasila yang mana Pancasila sudah sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama. Oleh karena itu, lanjut dia, harus mengikuti negara hasil dari kesepakatan founding fathers bangsa.
Negara ini adalah adalah negara hasil kesepakatan, mitsaqan ghaliza atau disebut sebagai negara yang berdasarkan kesepakatan. ”Maka dari itu kesepakatan itu harus dijaga dengan baik. Nah inilah paham yang moderat. Nah kalau orang yang cenderung menyalahkan Pancasila lalu mengatakan bahwa Pancasila itu adalah thogut, tidak berdasarkan Islam,” katanya.
Padahal seharusnya menurut Khairil mereka ini perlu menyesuaikan kontekstualnya dengan masyarakat Indonesia. Indonesia berbeda dengan negara Arab.
Menurut dia, Islam Indonesia adalah Islam yang mengikuti ke-Indonesiaan. Islam yang rahmatan lil alamin karena di negara ini ada berbagai agama, suku, golongan maka dari itu harus ada toleransi di dalam perbedaan.
(dam)
Lihat Juga :
tulis komentar anda