Pengamat: Gatot Nurmantyo Terlalu Imajinatif Membawa Isu PKI
Jum'at, 25 September 2020 - 20:39 WIB
JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opionion (IPO), Dedi Kurnia Syah menyatakan sebenarnya isu PKI terlalu usang untuk konteks politik hari ini. Terlebih, jika isu itu dihembuskan sejumlah tokoh atau figur tertentu untuk memupuk simpati publik demi tujuan politik elektoral 2024.
Hal itu dikatakan Dedi menanggapi pernyataan sekaligus surat terbuka Presidium KAMI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo tentang kebangkitan PKI gaya baru kepada Presiden Jokowi. (Baca juga: Gatot Nurmantyo Surati Jokowi, Waspadai PKI Gaya Baru)
"Gatot terlalu imajinatif membawa isu PKI sebagai sebuah kenyataan. Padahal banyak gagasan politik yang lebih menarik untuk dikemukakan, semisal arah penegakan hukum, iklim pemberantasan korupsi yang kian mengkhawatirkan," ujar Dedi saat dihubungi SINDOnews, Jumat (25/9/2020). (Baca juga:
Dedi menilai, tokoh yang gemar memainkan isu PKI cenderung sulit diterima publik secara umum, cakupan simpatinya terbatas, sekaligus menandai tokoh tersebut tidak mudah membaur dengan kondisi hari ini. (Baca juga: Gatot Nurmantyo Ungkap PKI Gaya Baru, PDIP Sebut Fitnatu Asyaddu Minal Qotli)
"Tentu disayangkan, boleh saja meyakini adanya kenangkitan PKI tetapi secara terburu-buru menghakimi keberadaannya juga tidak bijak. Konfrontasi semacam itu justru hanya menghasilkan kegaduhan," pungkas dia.
Hal itu dikatakan Dedi menanggapi pernyataan sekaligus surat terbuka Presidium KAMI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo tentang kebangkitan PKI gaya baru kepada Presiden Jokowi. (Baca juga: Gatot Nurmantyo Surati Jokowi, Waspadai PKI Gaya Baru)
"Gatot terlalu imajinatif membawa isu PKI sebagai sebuah kenyataan. Padahal banyak gagasan politik yang lebih menarik untuk dikemukakan, semisal arah penegakan hukum, iklim pemberantasan korupsi yang kian mengkhawatirkan," ujar Dedi saat dihubungi SINDOnews, Jumat (25/9/2020). (Baca juga:
Dedi menilai, tokoh yang gemar memainkan isu PKI cenderung sulit diterima publik secara umum, cakupan simpatinya terbatas, sekaligus menandai tokoh tersebut tidak mudah membaur dengan kondisi hari ini. (Baca juga: Gatot Nurmantyo Ungkap PKI Gaya Baru, PDIP Sebut Fitnatu Asyaddu Minal Qotli)
"Tentu disayangkan, boleh saja meyakini adanya kenangkitan PKI tetapi secara terburu-buru menghakimi keberadaannya juga tidak bijak. Konfrontasi semacam itu justru hanya menghasilkan kegaduhan," pungkas dia.
(kri)
tulis komentar anda