Peluang Transformasi di Tengah Pandemi

Senin, 21 September 2020 - 06:40 WIB
Efisiensi sistem logistik di Indonesia menjadi faktor penting untuk memperkuat daya saing nasional. Untuk menciptakan produk-produk yang berdaya saing global diperlukan dukungan dan sinergi dari berbagai elemen di dalam negeri, serta sistem logistik nasional (sislognas) yang efisien dan kompetitif. Hal ini karena sektor logistik memegang peran vital dalam perekonomian Indonesia dengan kondisi geografis dan luas wilayahnya. Ironisnya, Saat ini rata-rata biaya logistik di Indonesia mencapai 25% dari Produk Domestik Bruto (PDB), di mana angka tersebut lebih tinggi dari Vietnam dan Malaysia yang dapat mencapai 13%-15% dari PDB. Selain itu, berdasarkan Logistic Performance Index (LPI) tahun 2018, Indonesia berada di peringkat 46. Peringkat tersebut menunjukkan Indonesia jauh tertinggal dari Singapura yang berada di peringkat 7, China di peringkat 29, Thailand di peringkat 32, dan Vietnam di peringkat 39.

Faktor pendukung untuk mencapai efisiensi logistik adalah penyediaan dan penataan infrastruktur pendukung logistik yang tepat. Dalam beberapa tahun terakhir pembangunan infrastruktur di Indonesia telah mengalami peningkatan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah telah membuat Indonesia menempati posisi ke-3 dengan Infrastruktur terbaik di Asia Tenggara (ASEAN). Meski demikian, efisiensi logistik tidak hanya membutuhkan perbaikan infrastruktur semata, melainkan juga memerlukan perbaikan regulasi, standar-standar yang baik, dan sistem elektronik yang terintegrasi dan handal.

Ekosistem Logistik tidak akan bisa dipisahkan dari ketersediaan sistem berbasis elektronik yang handal untuk memperkuat integrasi layanan pemerintah dan menghubungkan layanan pemerintah tersebut dengan platform-platform berbasis elektronik yang dimiliki oleh para pelaku usaha di bidang logistik. Sayangnya, beberapa platform yang telah dibuat di antaranya single submission, single filling, single payment channel, single risk management, single monitoring, hingga kini belum dapat dijalankan secara optimal. Selama ini, sistem pelayanan yang lambat dan rumit adalah salah satu faktor utama penyebab terjadinya inefisiensi. Penggunaan sistem Single Window secara utuh akan memunculkan transparansi proses bisnis pada masing-masing kementerian dan lembaga pemerintah. Jika terjadi kelambatan layanan, maka akan mudah diketahui di titik mana dari rangkaian layanan pemerintah tersebut yang mengalami kelambatan. Pada akhirnya, integrasi layanan ini akan memunculkan transparansi layanan publik yang didasarkan pada standar layanan yang mampu memenuhi kebutuhan para pelaku usaha.

Guna mendukung efektifitas sistem elektronik tersebut, kementerian dan lembaga pemerintah harus menerbitkan regulasi yang efisien pula. Sistem elektronik dan regulasi yang efisien adalah dua hal yang saling membutuhkan. Sistem elektronik yang baik hanya akan mampu memberikan kinerja optimal jika didasarkan pada regulasi yang efisien pula. Jika regulasi yang dikeluarkan masih tidak efisien, maka bisa jadi sebuah sistem elektronik justru akan menjadi masalah bagi para penggunanya sebagaimana yang terjadi saat ini.

Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa jika kita bisa fokus pada peta jalan yang yang jelas dan target yang terukur, maka Indonesia akan memiliki layanan logistik yang murah dan cepat dengan biaya yang transparan dan kompetitif, sehingga sistem logistik Indonesia akan menjadi lebih efisien. Melalui efisiensi logistik yang baik diharapkan dapat meningkatkan daya saing perekonomian Indonesia dan kualitas hidup masyarakat. Semoga.
(ras)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More