Satgas Akui PSBB Bisa Cegah Potensi Penularan Covid-19

Sabtu, 12 September 2020 - 06:35 WIB
Menurut dia, operasi yustisi ini akan melibatkan TNI-Polri. Bahkan dia mengatakan operasi ini juga akan dijalankan di perkantoran. Untuk mematangkan rencana tersebut, kementerian dan lembaga terkait sudah melakukan koordinasi, termasuk dengan melibatkan TNI dan Polri.

Untuk diketahui, sebagai tindak lanjut PSBB, Pemprov DKI memutuskan menutup seluruh mal atau pusat perbelanjaan di Jakarta mulai Senin, 14 September mendatang. Meski menutup mal, pihaknya tetap mengizinkan supermarket dan restoran di dalam mal untuk beroperasi, tetapi hanya melayani layanan pesan-antar.

Pengetatan juga akan diberlakukan terhadap perusahaan dan perkantoran. Terhadap mereka yang melanggar protokol kesehatan, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi DKI Jakarta mengancam akan memberi sanksi.

Sementara itu Ketua Tim Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Erick Thohir menegaskan, sejak awal pemerintah menjadikan masalah kesehatan sebagai fokus utama sebelum ekonomi. Hal ini penting untuk mempercepat proses pemulihan Indonesia dari pandemi. (Baca juga: Inilah Negara-negara di Dunia yang Memiliki Hulu Ledak Nuklir)

Menurut dia, sejak awal Komite Penanganan Covid-19 tidak pernah bicara bahwa ekonomi didahulukan. Pihaknya selalu mengatakan bahwa kesehatan menjadi prioritas utama. Setelah kesehatan, baru bisa diharapkan ekonomi akan tumbuh dengan baik.

"Program Indonesia Sehat menjadi bukti keseriusan kami. Misalnya kami selalu mendorong agar masyarakat meningkatkan disiplin menggunakan masker, menjaga jarak, menggunakan faceshield, selalu mencuci tangan, dan lainnya," kata Erick saat orasi ilmiah pada Dies Natalis Unpad Ke-63 secara virtual kemarin.

Tak hanya itu, Menteri BUMN ini juga menegaskan pihaknya dalam waktu dekat akan menggelar operasi yustisi. Tujuannya untuk menggalakkan disiplin kepada masyarakat agar menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Lebih lanjut dia menjelaskan, pandemi menuntut bangsa Indonesia untuk melakukan adaptasi dan percepatan penanganan. Karena saat ini negara dihadapkan pada ancaman krisis ekonomi, krisis kesehatan, dan lainnya. Namun ekonomi dan kesehatan menjadi persoalan yang tidak mudah.

"Semua negara menghadapi ini. Negara maju, negara berkembang, negara miskin, semua tidak punya formulanya. Semua mencari jalan terbaik. Tapi ini menjadi challange bagi kita, tidak boleh sia-siakan kesempatan, menjadi momen kebangkitan bangsa agar lebih mandiri," beber dia. (Baca juga: WHO Peringatkan Dunia Lebih Siap untuk Pandemi Berikutnya)

Perlu 55% Penduduk Tinggal di Rumah
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More