Demi Viral dan Cari Uang di Media Sosial, Begini Pesan Bijak Youtuber
Jum'at, 11 September 2020 - 13:38 WIB
JAKARTA - Perkembangan pesat media sosial di era digital saat ini telah beranjak menjadi ladang bisnis. Kini banyak lahir pesohor baru yang populer melalui media sosial seperti Instagram dan Youtube.
Mereka berlomba membuat aneka konten dengan berbagai tujuan. Ada yang mengedukasi, ada pula sekadar ingin meningkatkan jumlah penonton (views) dengan membuat sensasi yang viral.
Salah seorang youtuber, Akhmad Ridha Ardhillah atau yang populer dikenal Rio Ardhillah, tidak menampik jika banyak orang yang ingin terkenal dan mencari rejeki dengan membuat konten di media sosial. Bahkan, tak sedikit yang menghalalkan segala cara demi tayangannya viral.
“Harus dimulai dulu dari mindset-nya. Kalau semata-mata hanya mencari views, bukan values, itu pasti akan menghalalkan segala cara,” kata Rio kepada SINDOnews, Kamis (10/9/2020).
(Baca: Medsos, Ladang Uang dan Pasar Ide yang Bebas)
Lulusan Fakultas Hukum Universitas Trisakti itu menilai, kalau ingin mencerdaskan bangsa dan memberikan nilai yang bagus untuk masyarakat, pasti konten yang dibuat akan diarahkan ke sana. Hanya saja, semua itu kembali lagi pada pasar Indonesia. Konten edukatif, inspiratif memang sangat kurang. Di sisi lain, konten kreator juga harus bisa bertahan di situasi pandemi yang terjadi saat ini.
“Kalau kita bikin konten yang menginspirasi, bisa membawa dampak positif, itu pasti views-nya enggak baik, enggak bagus, pasti down. Tapi kalau konten prank, sama seperti istilah bad news is a good news, itu lah dia (banyak penonton),” ujar youtuber yang memiliki 767 ribu subscribers itu.
Influencer kelahiran 11 Februari 1995 itu menjelaskan, seorang yang ingin menjadi konten kreator harus mengerti alasan dirinya tertarik masuk dunia tersebut. Kalau ingin mencari uang di dunia konten kreator, itu akan terjerumus dalam hal-hal yang tidak baik. Biasanya yang dilakukan pertama kali adalah membuat sensasi. Setelah itu akan ketagihan.
“Kalau dari awal niatnya cari uang pasti kacau. Di next content, harus membuat sensasi yang lebih dari konten sebelumnya dan begitu selanjutnya. Makanya harus diawali dari mindset. Kalau mindset-nya baik, pasti kita akan berpegang teguh pada visi misi menjadi konten kreator,” jelas dia.
(Baca: Pengamat Medsos: Konten yang Berkualitas Berpotensi Digemari Banyak Orang)
Untuk membuat konten menjadi viral, lanjut Rio, rumusnya ada dua yaitu based on trend dan relateable dengan apa yang terjadi di sekitar masyarakat. Menurut dia, based on trend justru terkadang disalahartikan banyak orang. Padahal, anak muda harus bisa menyaring mana tren yang baik dan buruk.
“Karena saya sebagai anak muda punya tanggung jawab di pundak, dimana harus bisa meng-influence anak-anak muda lainnya. Makanya, harus dimulai mindset dulu. Cuma, balik lagi ke idealisme konten kreator yang saat ini tidak dimungkiri larinya ke bisnis. Tapi masih banyak kok konten kreator yang peduli akan hal positif,” tukasnya.
Mereka berlomba membuat aneka konten dengan berbagai tujuan. Ada yang mengedukasi, ada pula sekadar ingin meningkatkan jumlah penonton (views) dengan membuat sensasi yang viral.
Salah seorang youtuber, Akhmad Ridha Ardhillah atau yang populer dikenal Rio Ardhillah, tidak menampik jika banyak orang yang ingin terkenal dan mencari rejeki dengan membuat konten di media sosial. Bahkan, tak sedikit yang menghalalkan segala cara demi tayangannya viral.
“Harus dimulai dulu dari mindset-nya. Kalau semata-mata hanya mencari views, bukan values, itu pasti akan menghalalkan segala cara,” kata Rio kepada SINDOnews, Kamis (10/9/2020).
(Baca: Medsos, Ladang Uang dan Pasar Ide yang Bebas)
Lulusan Fakultas Hukum Universitas Trisakti itu menilai, kalau ingin mencerdaskan bangsa dan memberikan nilai yang bagus untuk masyarakat, pasti konten yang dibuat akan diarahkan ke sana. Hanya saja, semua itu kembali lagi pada pasar Indonesia. Konten edukatif, inspiratif memang sangat kurang. Di sisi lain, konten kreator juga harus bisa bertahan di situasi pandemi yang terjadi saat ini.
“Kalau kita bikin konten yang menginspirasi, bisa membawa dampak positif, itu pasti views-nya enggak baik, enggak bagus, pasti down. Tapi kalau konten prank, sama seperti istilah bad news is a good news, itu lah dia (banyak penonton),” ujar youtuber yang memiliki 767 ribu subscribers itu.
Influencer kelahiran 11 Februari 1995 itu menjelaskan, seorang yang ingin menjadi konten kreator harus mengerti alasan dirinya tertarik masuk dunia tersebut. Kalau ingin mencari uang di dunia konten kreator, itu akan terjerumus dalam hal-hal yang tidak baik. Biasanya yang dilakukan pertama kali adalah membuat sensasi. Setelah itu akan ketagihan.
“Kalau dari awal niatnya cari uang pasti kacau. Di next content, harus membuat sensasi yang lebih dari konten sebelumnya dan begitu selanjutnya. Makanya harus diawali dari mindset. Kalau mindset-nya baik, pasti kita akan berpegang teguh pada visi misi menjadi konten kreator,” jelas dia.
(Baca: Pengamat Medsos: Konten yang Berkualitas Berpotensi Digemari Banyak Orang)
Untuk membuat konten menjadi viral, lanjut Rio, rumusnya ada dua yaitu based on trend dan relateable dengan apa yang terjadi di sekitar masyarakat. Menurut dia, based on trend justru terkadang disalahartikan banyak orang. Padahal, anak muda harus bisa menyaring mana tren yang baik dan buruk.
“Karena saya sebagai anak muda punya tanggung jawab di pundak, dimana harus bisa meng-influence anak-anak muda lainnya. Makanya, harus dimulai mindset dulu. Cuma, balik lagi ke idealisme konten kreator yang saat ini tidak dimungkiri larinya ke bisnis. Tapi masih banyak kok konten kreator yang peduli akan hal positif,” tukasnya.
(muh)
tulis komentar anda