KPU Klaim Banyak Negara Ingin Belajar Proses Pilkada di Masa Pandemi
Kamis, 10 September 2020 - 13:56 WIB
JAKARTA - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengatakan, penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020 di Indonesia bisa menjadi catatan sejarah. Pasalnya, pilkada ini dilakukan di masa pandemi COVID-19 .
Selain itu, kata dia, menjadi catatan sejarah pula apakah Indonesia mampu mencari jalan keluar dalam menghadapi situasi ini atau kah bakal menjadi pelajaran berharga bila Indonesia tak mampu mencari jalan keluarnya dan menaklukan situasi saat ini.
"Penyelenggaraan pilkada di Indonesia pun menjadi perhatian dari berbagai negara karena mereka banyak belajar tentang proses penyelenggaraan pemilu tersebut. Sebab, kok berani yah Indonesia yang banyak pemilihnya menyelenggarakan pemilu di masa pandemi," katanya kepada wartawan, Kamis (10/9/2020). ( )
Menurut Arief, berbagai negara hendak belajar bagaimana Indonesia bisa menjaga demokratisasinya dalam Pilkada Serentak 2020 di masa pandemi COVID-19. Di samping itu, mereka juga hendak belajar bagaimana bisa Indonesia tetap menerapkan protokol kesehatan dalam pilkada itu.
"Dalam kurun waktu 3 bulan, banyak yang meminta Indonesia menjadi narasumber, apa yang dikerjakan dalam proses pemilihan kepala daerah di masa pandemi," tuturnya.
Maka itu, Arief berpesan agar semua pihak, tak hanya KPU, untuk bersama-sama mengampanyekan pentingnya protokol kesehatan dalam penyelenggaraan pilkada, sehingga pemilihan itu bisa sukses dengan aman, sehat, dan selamat. ( )
"Sebab, di satu hari yang sama akan ada lebih dari 105 juta orang bergerak bersama. Ini peristiwa luar biasa yang bisa berdampak positif atau negatif. Bila kita bisa mengelolanya dengan baik, maka akan bisa jadi penggerak luar biasa untuk melawan penyebaran COVID, dan sebaliknya, bila salah akan jadi epicentrum penyebaran COVID, sehingga dibutuhkan peran bersama," katanya.
Selain itu, kata dia, menjadi catatan sejarah pula apakah Indonesia mampu mencari jalan keluar dalam menghadapi situasi ini atau kah bakal menjadi pelajaran berharga bila Indonesia tak mampu mencari jalan keluarnya dan menaklukan situasi saat ini.
"Penyelenggaraan pilkada di Indonesia pun menjadi perhatian dari berbagai negara karena mereka banyak belajar tentang proses penyelenggaraan pemilu tersebut. Sebab, kok berani yah Indonesia yang banyak pemilihnya menyelenggarakan pemilu di masa pandemi," katanya kepada wartawan, Kamis (10/9/2020). ( )
Menurut Arief, berbagai negara hendak belajar bagaimana Indonesia bisa menjaga demokratisasinya dalam Pilkada Serentak 2020 di masa pandemi COVID-19. Di samping itu, mereka juga hendak belajar bagaimana bisa Indonesia tetap menerapkan protokol kesehatan dalam pilkada itu.
"Dalam kurun waktu 3 bulan, banyak yang meminta Indonesia menjadi narasumber, apa yang dikerjakan dalam proses pemilihan kepala daerah di masa pandemi," tuturnya.
Maka itu, Arief berpesan agar semua pihak, tak hanya KPU, untuk bersama-sama mengampanyekan pentingnya protokol kesehatan dalam penyelenggaraan pilkada, sehingga pemilihan itu bisa sukses dengan aman, sehat, dan selamat. ( )
"Sebab, di satu hari yang sama akan ada lebih dari 105 juta orang bergerak bersama. Ini peristiwa luar biasa yang bisa berdampak positif atau negatif. Bila kita bisa mengelolanya dengan baik, maka akan bisa jadi penggerak luar biasa untuk melawan penyebaran COVID, dan sebaliknya, bila salah akan jadi epicentrum penyebaran COVID, sehingga dibutuhkan peran bersama," katanya.
(abd)
tulis komentar anda