Calon Tunggal di Pilkada Dinilai Jadi Preseden Buruk Demokrasi

Kamis, 10 September 2020 - 09:17 WIB
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opionion (IPO), Dedi Kurnia Syah menilai calon tunggal di Pilkada Serentak 2020 ini menjadi preseden buruk bagi kontestasi demokrasi. Foto/SINDOnews
JAMBI - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opionion (IPO), Dedi Kurnia Syah menilai calon tunggal di Pilkada Serentak 2020 ini menjadi preseden buruk bagi kontestasi demokrasi.

Dedi mengatakan sekurang-kurangnya ada dua hal kenapa fenomena calon tunggal menjadi preseden buruk demokrasi. Pertama, dominasi parpol melalui ambang batas terbukti mengikis akses politik kesetaraan. (Baca juga: Pencairan Anggaran Pilkada KPU-Bawaslu Capai 98%, Keamanan Baru 49,9%)

"Sehingga sulit muncul kontestan di luar kelompok dominan," ujar Dedi saat dihubungi SINDOnews, Kamis (10/9/2020).

Kedua, lanjut Dedi, demokrasi tidak lagi akomodatif untuk semua orang. Terbukti hanya kekuatan politik yang memiliki kekuatan modal politik yang bisa bertarung. (Baca juga: Tiga Hal Ini Jadi Penyebab Calon Tunggal Hadir di Pilkada)

"Ini juga mengindikasikan adanya monopoli kekuasaan dan itu buram bagi demokrasi sekaligus regenerasi kepemimpinan politik di daerah," katanya.
(kri)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More