Calon Tunggal Pilkada Kurangi Kesempatan Masyarakat Pilih Pemimpin Terbaik
Rabu, 09 September 2020 - 08:33 WIB
JAKARTA - Calon tunggal melawan kotak kosong dalam Pilkada Serentak 2020 terus mendapatkan perhatian masyarakat. Ada yang menyebut fenomena tersebut sah-sah saja, tak sedikit menilai calon tunggal mengurangi esensi demokrasi.
Analis Politik asal UIN Jakarta, Bakir Ihsan menilai meski belum ada aturan yang mengatur secara ketat, namun fenomena itu mengurangi kesempatan masyakarat untuk memilih banyak calon pilihan. (Baca juga: Dari 28 Provinsi Terdapat Pasangan Calon Tunggal, Tahapan Selanjutnya Ditunda)
"Dampak terburuknya bagi masyarakat adalah matinya kesempatan masyarakat untuk mempunyai pilihan terbaik di antara calon yang ada untuk memimpin dan membangun daerahnya," ujar Bakir saat dihubungi SINDOnews, Rabu (9/9/2020).
Di sisi lain, Bakir menilai, calon tunggal di pilkada itu cenderung seperti raja yang tidak boleh boleh dilawan dan pasti jadi karena tak ada pilihan lagi. (Baca juga: Calon Tunggal di Pilkada Dinilai Merusak Demokrasi)
"Dalam jangka panjang demokrasi hanya bancaan kaum borjuasi dan bagi rakyat demokrasi hanya ilusi," pungkas Dosen Ilmu Politik ini.
Analis Politik asal UIN Jakarta, Bakir Ihsan menilai meski belum ada aturan yang mengatur secara ketat, namun fenomena itu mengurangi kesempatan masyakarat untuk memilih banyak calon pilihan. (Baca juga: Dari 28 Provinsi Terdapat Pasangan Calon Tunggal, Tahapan Selanjutnya Ditunda)
"Dampak terburuknya bagi masyarakat adalah matinya kesempatan masyarakat untuk mempunyai pilihan terbaik di antara calon yang ada untuk memimpin dan membangun daerahnya," ujar Bakir saat dihubungi SINDOnews, Rabu (9/9/2020).
Di sisi lain, Bakir menilai, calon tunggal di pilkada itu cenderung seperti raja yang tidak boleh boleh dilawan dan pasti jadi karena tak ada pilihan lagi. (Baca juga: Calon Tunggal di Pilkada Dinilai Merusak Demokrasi)
"Dalam jangka panjang demokrasi hanya bancaan kaum borjuasi dan bagi rakyat demokrasi hanya ilusi," pungkas Dosen Ilmu Politik ini.
(kri)
tulis komentar anda