Pola Pikir Baru dalam Pengelolaan Kebudayaan

Senin, 07 September 2020 - 07:00 WIB
Pola Pikir dalam Pemajuan Kebudayaan

Pengelolaan kebudayaan yang lebih diperluas sebagai pengelolaan kehidupan bersama, akan lebih memayungi hubungan selaras atau harmoni yang terjadi di Indonesia. Pengelolaan hubungan antara manusia dengan sesama, dengan alam, dan dengan Sang Pencipta perlu diberi bobot yang lebih mendasar. Relasi selaras dan harmonis ini diharapkan dapat tertanam kuat dalam hati sanubari setiap insan agar menjadi ciri khas sekaligus kebanggaan masyarakat yang hidup di bumi Nusantara secara nyata.

Pengelolaan kehidupan dengan mengutamakan relasi selaras dan harmonis dengan terminologi lokalnya masing-masing sangat sinergis dengan falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Dengan demikian berbagai karya budaya yang mempunyai nuansa, nilai, simbol, atau asas keselarasan dan harmonis dapat saling terajut dan terangkai satu sama lain sebagai kehidupan beragam bangsa ini namun bernuansa padu serasi.

Dalam konteks perkembangan waktu, karya-karya budaya justru sering kali hanya dilihat dari sisi keindahan, wujud fisik, hiburan, atau tampilan semata dan mengabaikan keberadaannya sebagai aspek yang rajutannya mendukung pengelolaan kehidupan bersama secara holistik. Perjumpaan dan perpaduan antara berbagai komponen karya budaya tersebut relatif mengutamakan integrasi secara holistik. Dengan demikian hadirnya logika instan dalam berbagai kehidupan perlu diupayakan perjumpaannya secara imbang dan harmonis. Polesan-polesan bernuansa instan tetap hadir dan diberi ruang secara padu serasi agar tak lekang dari zaman. Prasyarat minimal adalah logika holistik berbagai karya budaya yang bernuansa selaras dan harmonis bagi kehidupan manusia diperkuat penghayatannya agar pengelolaan kehidupan bersama terus berkelanjutan.

Upaya memajukan kebudayaan Indonesia tidak sekedar menghadirkan kebudayaan ataupun karya budaya dalam berbagai macam events, namun juga memetakan, menata, mengelola dan melestarikan karya budaya tersebut berdasarkan nuansa keselarasan dan keharmonisan dalam setiap relasi kehidupan ini. Perubahan pola pikir untuk terus dapat memadukan, merajut, atau mentransformasikan nilai-nilai dan asas-asas keselarasan serta keharmonisan relasi antara manusia dengan sesama, dengan alam, dan dengan Sang Pencipta dalam konteks pengelolaan kehidupan masa lalu serta dalam perjumpaannya dengan pengelolaan kehidupan masa kini, bahkan masa depan nanti.

Perubahan pola pikir yang cerdik sangat diperlukan agar kehidupan berbasiskan kebudayaan sebagai jati diri bangsa kembali hadir dan berkembang menjadi kebanggaan dan identitas bangsa ini secara nyata, bukan sekedar jargon-jargon normatif semata. Kebanggaan dan identitas secara nyata ini akan terus hidup dalam hati sanubari seseorang dan tidak mudah tergerus oleh berbagai kekuatan dan kepentingan dari luar.
(ras)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More