Ruh Perlawanan dan Tanda-Tanda Zaman

Selasa, 25 Maret 2025 - 22:25 WIB
Apa yang membuat Yaman tetap berdiri ketika negara lain runtuh dalam krisis? Jawabannya: Qiyam—nilai-nilai luhur yang hidup dalam masyarakat mereka. Nilai-nilai ini bukan doktrin, tapi darah dalam nadi sosial.

Di antaranya, pertama, Karamah (kemuliaan): Hidup dalam kemiskinan tidak menghapus kehormatan. Kedua, Sabr (kesabaran aktif): Bukan diam, tapi istiqamah dalam tekanan.

Ketiga, Iffah (kesucian diri): Tidak menjual harga diri untuk kekayaan. Keempat, Tadhiyah (pengorbanan): Mengorbankan kenyamanan untuk masa depan anak cucu. Kelima, Wilayah: Kesetiaan spiritual dan politik kepada mereka yang layak memimpin.

Qiyam ini ditanamkan sejak kecil. Di sekolah, di masjid, di rumah, bahkan dalam nyanyian rakyat. Maka jangan heran jika anak-anak Yaman bicara tentang “kemuliaan” dan “kezaliman” dengan pemahaman yang jauh melampaui usia mereka.

3. Antara Mihrab dan Medan Tempur

Yaman tidak pernah memisahkan agama dari realitas hidup. Salat dan senjata adalah dua sisi dari keberanian. Doa dan taktik saling mengisi. Di medan perang, para pejuang Yaman:

• Membaca Ziyarat Asyura sebelum menyerbu,

• Mengangkat tangan penuh harap di tengah malam,

• Membawa nama Fatimah dan Zainab sebagai kekuatan spiritual.

Mereka percaya, bahwa keadilan bukan hanya tujuan politik, tapi kewajiban ilahi. Dan jika mereka gugur, itu bukan kekalahan, tapi perjumpaan dengan yang Maha Benar.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More