Roro Esti Dorong Pengembangan Alkes Lokal untuk Penanganan Virus Corona

Sabtu, 02 Mei 2020 - 21:19 WIB
Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Golkar Dyah Roro Esti mendorong pengembangan Alkes produk dalam negeri untuk penanganan COVID-19. Foto/SINDOnews/abdul rochim
JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Golkar Dyah Roro Esti Widya Putri mendorong pengembangan alat kesehatan (Alkes) produk dalam negeri untuk penanganan COVID-19. (Baca juga: Update Kasus Corona: 10.843 Positif, 1.665 Sembuh, 831 Meninggal Dunia)

Menurut Roro Esti, saat ini Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) telah menugaskan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) membuat alkes untuk penanganan Corona. Di antaranya test kit untuk pengecekan awal dan diagnosis Corona. (Baca juga: Stafsus Wapres: Kepatuhan PSBB dan Belanja Daerah untuk Corona Minim)

Konsorsium yang dipimpin BPPT juga sedang mengembangkan non-PCR diagnostic test Corona dan PCR diagnostic test Corona atau test kit berbasis PCR. Selain itu, konsorsium akan mengembangkan mobile test kit untuk PCR diagnostic test Corona.



Dikatakan Roro Esti, ada juga face shield serta tabung oksigen. Untuk rapid diagnostic test kit ini akan diproduksi sebanyak 100.000 unit. Sekarang sudah uji coba melalui Kemenkes karena harus ada standar sendiri. "Kita di Komisi VII ingin mendorong agar tidak perlu impor untuk barang-barang yang bisa kita bikin sendiri. Di sini Kemenristek hadir dan kami sangat mendukung agar produk-produk tersebut bisa segera digunakan oleh rumah sakit-rumah sakit yang membutuhkan. Ini yang sekarang kita perjuangkan," tutur Roro Esti dalam wawancara Live IG SINDOnews.com, Sabtu (2/5/2020).

Roro Esti mengatakan, dengan kondisi pandemi Corona, sebagai anggota DPR, tidak ada alasan untuk tidak bekerja, meskipun rapat-rapat dilakukan melalui virtual. Diakuinya banyak kendala yang dihadapi dalam menjalankan tugasnya sebagai anggota DPR di tengah kondisi seperti sekarang. Misalkan pengawasan kinerja pemerintah dan para mitra kerja yang tidak bisa dilakukan secara langsung di lapangan sehingga kurang bisa maksimal.

Kendati begitu, politikus Partai Golkar ini mengaku ada sisi positif yang bisa diambil dari cara kerja yang serba digital virtual meeting dengan para mitra kerja Komisi VII. Kita masih bisa melakukan pengawasan meskipun tidak maksimal, tapi saya merasa justru bisa lebih produktif karena mengurangi waktu di jalan. "Biasanya bisa satu jam lebih ke DPR, tapi dengan kondisi sekarang banyak hal bisa dilakukan dalam satu hari asal kita tetap produktif," urainya.

Perempuan lulusan Universitas Menchester dan Imperial College London ini mengatakan, keahlian manusia adalah bisa beradaptasi dengan kondisi apapun. Karena itu, menurutnya, pandemi Corona tidak boleh dijadikan sebagai alasan untuk tidak produktif. "Ini saatnya kita harus memaksimalkan teknologi untuk berkoordinasi dengan pemerintah," katanya.

Sebelumnya, Menristek Bambang Brodjonegoro mengatakan, kementeriannya sedang mengembangkan test kit untuk pengecekan awal dan diagnosis Corona di dalam negeri. Bambang menjelaskan, rapid diagnostic test kit ini akan diproduksi sebanyak 100.000 unit dalam waktu 1-2 bulan ke depan. Test kit ini bisa membaca secara cepat, lebih kurang 5-10 menit dengan tingkat akurasi sekitar 75%.

Namun, Bambang menyebut ada kemungkinan hasil rapid test false negatif karena antibodi muncul setelah 6 hari terinfeksi. Sehingga, pengujian dengan alat ini tidak hanya dilakukan sekali. Bila hasilnya positif, maka bisa ditindaklanjuti dengan pemeriksaan PCR. abdul rochim
(cip)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More