Homo Sapiens, Media, dan Masa Depan Mitos Modern
Selasa, 24 Desember 2024 - 21:21 WIB
Media memiliki kemampuan untuk memperbesar narasi tertentu, dan AI menjadi salah satu subjek favoritnya. Mitos bahwa AI akan menggantikan manusia dalam dunia kerja adalah salah satu contohnya.
Narasi ini telah diperkuat oleh cerita-cerita dramatis dalam film dan literatur populer, menciptakan ketakutan yang berlebihan di kalangan masyarakat.
Namun, mitos ini jauh dari realitas. Banyak pekerjaan manusia yang tidak dapat digantikan oleh AI, terutama karena manusia memiliki keterampilan unik seperti kreativitas, empati, dan kecerdasan emosional-kualitas yang tidak bisa direplikasi oleh mesin.
Sebagai contoh, dalam sektor kesehatan, AI telah digunakan untuk mendeteksi penyakit seperti kanker dengan akurasi tinggi. Meskipun begitu, dokter tetap diperlukan untuk memberikan perawatan yang penuh empati kepada pasien.
Sebuah studi dari Stanford University menunjukkan bahwa AI membantu mempercepat diagnosis, tetapi tidak dapat menggantikan interaksi manusia yang esensial dalam perawatan pasien.
Selain itu, narasi AI yang mengancam pekerjaan juga sering kali mengabaikan fakta bahwa teknologi ini menciptakan peluang baru. Dalam sektor manufaktur, robot memang menggantikan tugas-tugas tertentu, tetapi juga memunculkan kebutuhan baru untuk pekerja dengan keterampilan tinggi.
Sebagai contoh, Tesla menggunakan robot untuk efisiensi produksi tetapi tetap mempekerjakan ribuan pekerja untuk tugas lain.
Laporan Deloitte menyebutkan bahwa pada tahun 2025, sektor manufaktur di AS diperkirakan akan kehilangan 2,4 juta pekerjaan, tetapi di saat yang sama menciptakan 3,5 juta pekerjaan baru yang membutuhkan keahlian khusus.
Alih-alih melihat AI sebagai ancaman, penting bagi kita untuk memposisikan diri sebagai kolaborator dengan teknologi ini. Dalam dunia kerja yang terus berkembang, kita perlu memanfaatkan potensi AI untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
Narasi ini telah diperkuat oleh cerita-cerita dramatis dalam film dan literatur populer, menciptakan ketakutan yang berlebihan di kalangan masyarakat.
Namun, mitos ini jauh dari realitas. Banyak pekerjaan manusia yang tidak dapat digantikan oleh AI, terutama karena manusia memiliki keterampilan unik seperti kreativitas, empati, dan kecerdasan emosional-kualitas yang tidak bisa direplikasi oleh mesin.
Sebagai contoh, dalam sektor kesehatan, AI telah digunakan untuk mendeteksi penyakit seperti kanker dengan akurasi tinggi. Meskipun begitu, dokter tetap diperlukan untuk memberikan perawatan yang penuh empati kepada pasien.
Sebuah studi dari Stanford University menunjukkan bahwa AI membantu mempercepat diagnosis, tetapi tidak dapat menggantikan interaksi manusia yang esensial dalam perawatan pasien.
Selain itu, narasi AI yang mengancam pekerjaan juga sering kali mengabaikan fakta bahwa teknologi ini menciptakan peluang baru. Dalam sektor manufaktur, robot memang menggantikan tugas-tugas tertentu, tetapi juga memunculkan kebutuhan baru untuk pekerja dengan keterampilan tinggi.
Sebagai contoh, Tesla menggunakan robot untuk efisiensi produksi tetapi tetap mempekerjakan ribuan pekerja untuk tugas lain.
Laporan Deloitte menyebutkan bahwa pada tahun 2025, sektor manufaktur di AS diperkirakan akan kehilangan 2,4 juta pekerjaan, tetapi di saat yang sama menciptakan 3,5 juta pekerjaan baru yang membutuhkan keahlian khusus.
Menghadapi Mitos AI dengan Kolaborasi Teknologi
Alih-alih melihat AI sebagai ancaman, penting bagi kita untuk memposisikan diri sebagai kolaborator dengan teknologi ini. Dalam dunia kerja yang terus berkembang, kita perlu memanfaatkan potensi AI untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
Lihat Juga :
tulis komentar anda