Sepekan Terjadi 2 Kasus Penembakan, Ketua MPR Dorong Psikologi Anggota Polisi Diperiksa Rutin
Selasa, 26 November 2024 - 14:04 WIB
JAKARTA - Ketua MPR Ahmad Muzani menilai perlu adanya evaluasi psikologi terhadap seluruh personel Polri. Hal itu ditujukan untuk memeriksa psikologi personel Polri dalam memegang senjata api (senpi).
Dorongan evaluasi psikologi itu dilontarkan Muzani merespons adanya dua kasus penembakan yang dilakukan oleh oknum polisi dalam sepekan terakhir. "Iya mungkin evaluasi berkala dalam kurun waktu tertentu mungkin perlu, mungkin," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/11/2024).
Diketahui, kasus penembakan yang diduga dilakukan personel Polri telah terjadi dalam sepekan terakhir. Pertama, eks Kabags Ops Polres Solok Selatan AKP Dadang Iskandar yang menembak Kasat Reskrim Polres Solok Selatan AKP Ryanto Ulil Anshar di di Mapolres Solok Selatan, Jumat (22/11/2024).
Selanjutnya, seorang pelajar anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Gamma Rizkynata Oktafandy tewas ditembak oknum polisi di Kota Semarang pada Senin (25/11/2024). Menurut Muzani, evaluasi psikologi penggunaan senpi terhadap personel Polri perlu dilakukan berkala.
Namun, ia menyerahkan waktu keberkalaan evaluasi tersebut. "Dan itu kapan waktu Polri yang tahu kapan keberkalaan itu diperlukan. Apakah setahun sekali atau berapa waktu saya tidak paham," terang Muzani.
Namun, ia mendukung Polri untuk melakukan evaluasi psikologi penggunaan senpi terhadap personel Polri. Apalagi, kata Muzani, psikologis seseorang itu kerap alami perubahan.
"Barangkali (evaluasi psikologi penggunaan senpi) diperlukan, karena orang itu kan selalu ada perubahan sikap psikologi perubahan saya kira itu," tandasnya.
Dorongan evaluasi psikologi itu dilontarkan Muzani merespons adanya dua kasus penembakan yang dilakukan oleh oknum polisi dalam sepekan terakhir. "Iya mungkin evaluasi berkala dalam kurun waktu tertentu mungkin perlu, mungkin," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/11/2024).
Diketahui, kasus penembakan yang diduga dilakukan personel Polri telah terjadi dalam sepekan terakhir. Pertama, eks Kabags Ops Polres Solok Selatan AKP Dadang Iskandar yang menembak Kasat Reskrim Polres Solok Selatan AKP Ryanto Ulil Anshar di di Mapolres Solok Selatan, Jumat (22/11/2024).
Baca Juga
Selanjutnya, seorang pelajar anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Gamma Rizkynata Oktafandy tewas ditembak oknum polisi di Kota Semarang pada Senin (25/11/2024). Menurut Muzani, evaluasi psikologi penggunaan senpi terhadap personel Polri perlu dilakukan berkala.
Namun, ia menyerahkan waktu keberkalaan evaluasi tersebut. "Dan itu kapan waktu Polri yang tahu kapan keberkalaan itu diperlukan. Apakah setahun sekali atau berapa waktu saya tidak paham," terang Muzani.
Namun, ia mendukung Polri untuk melakukan evaluasi psikologi penggunaan senpi terhadap personel Polri. Apalagi, kata Muzani, psikologis seseorang itu kerap alami perubahan.
"Barangkali (evaluasi psikologi penggunaan senpi) diperlukan, karena orang itu kan selalu ada perubahan sikap psikologi perubahan saya kira itu," tandasnya.
(rca)
Lihat Juga :
tulis komentar anda