Faisal Basri: RUU Cipta Kerja Buka Peluang Makin Represif

Senin, 31 Agustus 2020 - 07:17 WIB
Ekonom Senior INDEF Faisal Basri. Foto/dok.SINDOnews
JAKARTA - Ekonom Faisal Basri kembali mengkritik Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja. Menurut dia, RUU Cipta Kerja membuka celah terhadap makin suburnya tindakan-tindakan represif.

Hal ini disebabkan RUU tersebut didesain untuk ramah terhadap masuknya investasi. Demi investasi, Faisal menyebut tindakan represi yang saat ini sudah terlihat bakal makin bertambah.

Di sisi lain, langkah pemerintah untuk menangani pandemi Covid-19 dinilainya tidak berhasil. Yang terjadi, keadaan tidak membaik malah semakin buruk.

(Baca: PKS Sesalkan Influencer Dipakai untuk Giring Opini Publik soal RUU Ciptaker)

”Represi kian menjadi-jadi. Rakyat yang memperjuangkan haknya melawan kepentingan korporasi ditangkapi. Bakal kian represif jika Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja telah hadir demi INVESTASI. Semtentara itu, urus wabah COVID-19 tambah tak karuan,” kata dia melalui cuitan di akun twitter @FaisalBasri pada Minggu (30/8/2020) malam.



Cuitan tersebut bukanlah kritik pertama Faisal terhadap RUU Cipta Kerja. Lelaki kelahiran Bandung, Jawa Barat itu sedari awal telah menegaskan sikap penolakannya terhadap RUU yang diajukan pemerintah tersebut.

(Baca: Apakah Indonesia Akan Menderita Kayak Singapura, Faisal Basri: InsyaAllah Tidak)

Baginya, RUU Cipta Kerja hanya merugikan rakyat dan menguntungkan oligarki. Selain itu, RUU Cipta Kerja juga dinilai mengancam kedaulatan Indonesia sebagai negara.

"Saya menolak RUU Omnibus Law Cipta Kerja karena merugikan rakyat dan menggemukkan para oligark dan mengancam sendi-sendi kedaulatan negara," kata ekonom senior INDEF itu dalam cuitan sebelumnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(muh)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More