Penelitian Vaksin Covid-19 Diintai Intelijen

Sabtu, 02 Mei 2020 - 06:26 WIB
AstraZeneca yang bermitra dengan Jenner Institute, Universitas Oxford, mengungkapkan data pengujian vaksin baru tersedia pertengahan Juni. Persetujuan dari otoritas kesehatan dilaksanakan pada kuartal keempat 2020 dan bisa digunakan terbatas pada akhir tahun ini.

“Harapan kita, kita bisa mengakselerasikan globalisasi vaksin untuk memerangi virus dan melindungi masyarakat dari pandemi mematikan ini,” kata Soriot dilansir BBC. Jika vaksin tersebut dinyatakan efektif, AstraZeneca akan memproduksi 10 juta dosis vaksin pada akhir tahun.

Profesor Sir John Bell dari Universitas Oxford mengatakan sangat penting kesepakatan untuk mendistribusikan vaksin di Inggris dan global. “Tantangan terberat adalah mendapatkan persetujuan regulator,” paparnya.

Vaksin untuk Semua

Sebelumnya, para pemimpin dunia bersepakat untuk mempercepat pengadaan obat dan vaksin virus korona (Covid-19) akhir April lalu. Saat bersamaan, WHO (Badan Kesehatan Dunia) meminta vaksin dan obat Covid-19 harus diakses semua negara di dunia. Namun, AS tidak ikut ambil bagian dalam inisiatif yang diluncurkan WHO tersebut.

Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa merupakan pemimpin dunia yang bergabung dengan apa yang disebut WHO sebagai “kolaborasi bersama” untuk memerangi pandemi corona. Kesepakatan itu bertujuan mempercepat pengembangan obat Covid-19 yang aman dan efektif, serta vaksin untuk mencegah virus tersebut.

“Kita menghadapi ancaman nyata di mana kita hanya bisa mengalahkan dengan pendekatan bersama,” kata Direktur WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dilansir Reuters. “Pengalaman mengatakan kepada kita bahwa ketika obat dan vaksin tersebut tersedia, mereka akan bisa diakses semuanya,” katanya.

Hal itu belajar dari kasus pandemi flu burung H1N1 pada 2009 yang distribusi vaksinnya tidak merata karena hanya negara kaya yang mampu membeli. “Kita harus menjamin seorang bisa mendapatkannya,” kata Peter Sands, kepala Global Fund untuk Memerangi AIDS, Tuberkolosis, dan Malaria. “Belajar pengalaman dari AIDS, terlalu banyak orang meninggal sebelum obatnya bisa diakses secara luas,” paparnya.

Adapun PT Bio Forma,yang merupakan indukBUMN farmasi, menyatakan sedang mengkaji vaksin untuk penyembuhan virus corona(Covid-19). Direktur UtamaBio Farma Honesti Basyirmenargetkan Indonesiasudah bisa menemukanvaksin virus corona di akhir2020. Dia berharap pada 2021Bio Farma sudah bisamemproduksi massal vaksinanti-Covid-19. (Baca juga: Pemerintah Diminta Counter Peredaran Obat dan Vaksin Ilegal di Internet)

”Targetnya akhir 2020 ini bibit vaksin itu sudah ditemukan. Jadi ini bisa dipakai di tahun 2021," kata Honesti dalam rapat virtual bersama Komisi VI DPR diJakarta, Selasa (21/4/2020)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More