Mulai Minim, Indonesia Perlu Pikirkan Kembali Regenerasi Petani

Selasa, 25 Agustus 2020 - 22:09 WIB
Dekan Fakultas Pertanian UGM Jamhari mengungkapkan, saat ini sulit untuk mencari buruh tani berusia muda. Hal tersebut berdasarkan pengamatan di lapangan. Foto/Ilustrasi/SINDOnews
JAKARTA - Dekan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Jamhari mengungkapkan, saat ini sulit untuk mencari buruh tani berusia muda. Hal tersebut berdasarkan pengamatan di lapangan.

(Baca juga: Pemerintah Jajaki Kerja Sama dengan Perusahaan China Pembuat Vaksin Corona)

"Biasanya untuk buruh tanam padi, misalnya, itu biasanya yang melakukan adalah wanita tua. Sekarang tidak ada wanita muda yang mau menjadi buruh tani," ujarnya dalam diskusi daring Alinea Forum Bertajuk Memperkuat Pertanian Kala Pandemi, Selasa (25/8/2020).

(Baca juga: Kasus Baru di UEA, Total 1.356 WNI Terkonfirmasi Covid-19)



Hal senada dikatakan oleh Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan) Kuntoro Boga Andri. Kata Kuntoro, sekitar 50% petani Indonesia saat ini berada pada rentang usia 45 tahun hingga 64 tahun.

"Artinya petani kita senior, memerlukan regenerasi lebih lanjut," ujarnya dalam kesempatan sama.

Menurut dia, inovasi dan pengembangan sarana prasarana yang dapat dilakukan generasi muda diperlukan dalam pembangunan pertanian. Dia mengaku memahami, generasi muda perlu didorong masuk ke sektor pertanian.

"Karena petani muda bisa memperbaiki sektor pertanian, terutama dari sumber daya, pengetahuan, jejaring, dan bagaimana mereka memanfaatkan informasi dan sumber daya lainnya," imbuhnya.

Sekadar diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), petani yang masuk kategori muda dengan rentang usia 19 tahun hingga 39 tahun hanya sekitar 9% atau mencapai 2,7 juta orang.
(maf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More