Generasi Muda Dinilai Punya Peran Mitigasi Urban Heat Island
Jum'at, 28 Juni 2024 - 19:05 WIB
Langkah-langkah yang diambil kata Sigit, termasuk mendorong penggunaan energi bersih bagi industri, transisi ke kendaraan listrik, uji emisi kendaraan bermotor, peningkatan jumlah dan kualitas ruang terbuka hijau di perkotaan, serta penanaman pohon. "IKLH dan IRLH berperan penting dalam mengukur, mengevaluasi, dan mendorong implementasi yang efektif," pungkasnya.
Sementara Rektor ITS Bambang Pramujati mengungkapkan, fenomena UHI adalah peningkatan suhu yang signifikan di daerah perkotaan akibat kepadatan bangunan dan aktivitas industri. "Fenomena ini semakin parah setiap tahunnya, ditandai dengan suhu yang terus meningkat," ujar Bambang.
Ia juga menekankan, pentingnya upaya mitigasi untuk meminimalisasi dampak lingkungan dari perkembangan industri yang tak terhindarkan.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memaparkan, seluruh kota di Indonesia mengalami peningkatan suhu yang signifikan, berkisar antara 0,2 hingga 1 derajat celsius per 30 tahun. Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa konsentrasi karbon di udara kini mencapai 415 ppm, menandakan tren peningkatan konsentrasi karbon tiap tahunnya.
Dwikorita menggarisbawahi, pentingnya peran data dalam analisis dan proyeksi perubahan iklim. "Tugas utama BMKG adalah melakukan monitoring secara sistematis dan berkelanjutan agar analisis prediksi dan proyeksi dapat dilakukan dengan data puluhan bahkan ratusan tahun," tegasnya.
Dalam kesempatan ini juga dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara ITS dan BMKG untuk meningkatkan kerja sama di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Kerja sama ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan BMKG dalam mencetak 500 doktor baru guna meningkatkan kualitas dan kinerja lembaga tersebut.
Workshop ini diikuti oleh 325 peserta yang hadir secara luring dan daring yang menghadirikan berbagai tokoh penting yaitu Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati; Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK Sigit Reliantoro; dan Rektor ITS Bambang Pramujati. Selain itu, acara ini juga menggandeng Institut Hijau Indonesia sebagai mitra kolaborasi.
Sementara Rektor ITS Bambang Pramujati mengungkapkan, fenomena UHI adalah peningkatan suhu yang signifikan di daerah perkotaan akibat kepadatan bangunan dan aktivitas industri. "Fenomena ini semakin parah setiap tahunnya, ditandai dengan suhu yang terus meningkat," ujar Bambang.
Ia juga menekankan, pentingnya upaya mitigasi untuk meminimalisasi dampak lingkungan dari perkembangan industri yang tak terhindarkan.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memaparkan, seluruh kota di Indonesia mengalami peningkatan suhu yang signifikan, berkisar antara 0,2 hingga 1 derajat celsius per 30 tahun. Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa konsentrasi karbon di udara kini mencapai 415 ppm, menandakan tren peningkatan konsentrasi karbon tiap tahunnya.
Dwikorita menggarisbawahi, pentingnya peran data dalam analisis dan proyeksi perubahan iklim. "Tugas utama BMKG adalah melakukan monitoring secara sistematis dan berkelanjutan agar analisis prediksi dan proyeksi dapat dilakukan dengan data puluhan bahkan ratusan tahun," tegasnya.
Dalam kesempatan ini juga dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara ITS dan BMKG untuk meningkatkan kerja sama di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Kerja sama ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan BMKG dalam mencetak 500 doktor baru guna meningkatkan kualitas dan kinerja lembaga tersebut.
Workshop ini diikuti oleh 325 peserta yang hadir secara luring dan daring yang menghadirikan berbagai tokoh penting yaitu Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati; Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK Sigit Reliantoro; dan Rektor ITS Bambang Pramujati. Selain itu, acara ini juga menggandeng Institut Hijau Indonesia sebagai mitra kolaborasi.
(rca)
tulis komentar anda