Petugas Haji Tulus Ikhlas Jaga dan Lindungi Lansia
Jum'at, 14 Juni 2024 - 11:25 WIB
Prof Dr Martin Kustati, MPd
Rektor UIN Imam Bonjol Padang
MENJADI petugas haji berarti bersiap diri lahir dan batin untuk melayani duyufurrahman atau tamu Allah. Mereka dituntut untuk siap bekerja 24 jam dengan tulus ikhlas hanya mengharap ridha Allah.
Ketulusan mereka inilah yang saya potret saat saya diamanahi oleh Menteri Agama RI menjadi bagian dari Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) pada pelaksanaan operasional penyelenggaraan ibadah haji tahun ini (2024/1445 H).
Sebagai anggota tim Monev, saya terharu melihat bagaimana petugas haji dengan penuh kesabaran dan kasih sayang membantu jemaah haji lansia dan disabilitas. Dedikasi dan profesionalisme mereka telah membantu banyak jemaah lansia dan disabilitas mewujudkan mimpi mereka dalam melaksanakan ibadah haji dengan penuh khusyuk.
Petugas haji seperti menjelma menjadi pelayan bagi jemaah lansia dan disabilitas. Mereka dengan tulus membantu dalam berbagai hal, mulai dari membantu para jemaah lansia dan disabilitas berjalan, mengambilkan air zamzam, hingga mengantarkan mereka ke tempat beribadah.
Semua itu dilakukan tanpa mengharap imbalan. Hanya ridho Allah dan syafaat Rasullah yang memotivasi mereka rela bekerja tanpa kenal lelah. Melayani para lansia seperti melayani orang tua sendiri.
Di tengah kesulitan nenek tersebut, datanglah seorang petugas haji dari divisi ramah lansia dan disabilitas. Dengan sigap petugas membantu nenek tersebut, menaikkannya ke kursi roda serta mengistirahatkannya di Ruang Transit Lansia sebagai salah satu inovasi yang dilakukan Kementerian Agama RI dalam pelayanan.
Rektor UIN Imam Bonjol Padang
MENJADI petugas haji berarti bersiap diri lahir dan batin untuk melayani duyufurrahman atau tamu Allah. Mereka dituntut untuk siap bekerja 24 jam dengan tulus ikhlas hanya mengharap ridha Allah.
Ketulusan mereka inilah yang saya potret saat saya diamanahi oleh Menteri Agama RI menjadi bagian dari Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) pada pelaksanaan operasional penyelenggaraan ibadah haji tahun ini (2024/1445 H).
Sebagai anggota tim Monev, saya terharu melihat bagaimana petugas haji dengan penuh kesabaran dan kasih sayang membantu jemaah haji lansia dan disabilitas. Dedikasi dan profesionalisme mereka telah membantu banyak jemaah lansia dan disabilitas mewujudkan mimpi mereka dalam melaksanakan ibadah haji dengan penuh khusyuk.
Petugas haji seperti menjelma menjadi pelayan bagi jemaah lansia dan disabilitas. Mereka dengan tulus membantu dalam berbagai hal, mulai dari membantu para jemaah lansia dan disabilitas berjalan, mengambilkan air zamzam, hingga mengantarkan mereka ke tempat beribadah.
Semua itu dilakukan tanpa mengharap imbalan. Hanya ridho Allah dan syafaat Rasullah yang memotivasi mereka rela bekerja tanpa kenal lelah. Melayani para lansia seperti melayani orang tua sendiri.
Bantuan Fisik sampai ke Jiwa
Salah satu kisah yang saya saksikan sendiri terjadi di sektor 3. Dalam kunjungan saya kala itu, ada seorang nenek berusia 73 tahun. Dia begitu kesulitan saat akan melaksanakan ibadah tawaf dan sai.Di tengah kesulitan nenek tersebut, datanglah seorang petugas haji dari divisi ramah lansia dan disabilitas. Dengan sigap petugas membantu nenek tersebut, menaikkannya ke kursi roda serta mengistirahatkannya di Ruang Transit Lansia sebagai salah satu inovasi yang dilakukan Kementerian Agama RI dalam pelayanan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda