Istiqlal Kian Memancar
Jum'at, 21 Agustus 2020 - 06:24 WIB
JAKARTA - Tubuh bangunan Masjid Istiqlal malam itu berwarna putih kekuningan. Dua menit kemudian, menara masjid yang awalnya kekuningan berubah menjadi putih bersih. Keindahan baru wajah Istiqlal membuat banyak orang terpana.
Pemandangan di Masjid Istiqlal saat malam hari memang menakjubkan. Masjid lawas dan terbesar di Asia Tenggara ini makin eksotik. Renovasi besar-besaran perdana sejak diresmikan pada 1978 ini membuat orang tertarik untuk datang.
Tak mengherankan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuldjono bersama rombongan yang melakukan pengecekan lapangan pada malam hari sekitar sebulan lalu turut takjub. Beberapa kali Basuki mengangguk-anggukkan kepalanya seolah kagum dengan kecanggihan teknologi baru yang disematkan di Istiqlal.
Perubahan paling mencolok dari renovasi Istiqlal adalah adanya tata pencahayaan baru. Tiap malam masjid dengan bangunan seluas 80.948 meter persegi tersebut seolah bermandikan cahaya. Tiang penyangga, atap, menara hingga fasad luar begitu bersinar dengan cahaya yang berpendar. (Baca: Belum Diresmikan Jokowi, Masjid Istiqlal Masih Tertutup untuk Umum)
Perubahan ini terjadi karena Istiqlal disinari dengan efek glow dari ratusan lampu light emitting diode (LED) berwarna putih kekuningan. Warna menara juga bisa diubah-ubah tergantung keinginan lantaran pencahayaan diatur dinamis. Untuk mengubahnya, pengurus masjid juga cukup mengendalikan lewat laptop atau smartphone yang terkoneksi dengan wifi.
Demikian pula di ruang salat utama, warna cahaya juga berubah menyesuaikan pergerakan matahari. Untuk fasilitas ini, di Istiqlal ditanam 3.851 lampu baru, 300 lampu LED monocolor, 40 LED monocolor khusus di bawah kubah, 19 LED monocolor di mihrab, dan 192 khusus natural white di sekitar kaligrafi. Warna cahaya utama itu diselaraskan dengan matahari (syams) yang hangat kekuningan dan bulan (qomar) yang putih menyejukkan. Gambaran ini sangat kontras bila dibandingkan sebelumnya yang biasanya cahaya hanya terlihat di pucuk menara atau titik tertentu. (Baca juga: 9 Poin RUU Ciptaker Masih Jadi Perdebatan Tim Buruh-DPR)
Masjid kebanggaan umat Islam Indonesia itu tinggal menunggu waktu untuk dibuka kembali untuk umum. Proses renovasi yang dimulai Mei 2019 itu sudah rampung. Peresmian rencananya dilakukan akhir Juli lalu. Namun hingga kini rencana itu belum ada kepastian. “Sekarang Covid-19 di Jakarta masih merah. Itu salah satu pertimbangan (belum dibuka). Imam Besar akan berkoordinasi dengan Pemda DKI Jakarta yang punya wilayah,” ujar Wakil Kepala Bidang Penyelenggaraan Peribadatan Masjid Istiqlal Abu Hurairah Abd Salam.
Renovasi masjid menelan biaya Rp475 miliar. Abu Hurairah menerangkan, perubahan paling mendasar adalah adanya lahan parkir bawah tanah sebanyak dua lantai yang bisa menampung 2.000 kendaraan. Pinggiran Sungai Ciliwung yang melalui area Istiqlal dibuat undak-undak seperti bangku di stadion bola. “Air sungai Ciliwung yang mengalir ke Istiqlal sedang diusahakan agar jernih. Ini dibantu oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Mereka sudah berjanji. Ada pintu gerbang baru dari arah lapangan banteng,” tuturnya.
Pemandangan di Masjid Istiqlal saat malam hari memang menakjubkan. Masjid lawas dan terbesar di Asia Tenggara ini makin eksotik. Renovasi besar-besaran perdana sejak diresmikan pada 1978 ini membuat orang tertarik untuk datang.
Tak mengherankan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuldjono bersama rombongan yang melakukan pengecekan lapangan pada malam hari sekitar sebulan lalu turut takjub. Beberapa kali Basuki mengangguk-anggukkan kepalanya seolah kagum dengan kecanggihan teknologi baru yang disematkan di Istiqlal.
Perubahan paling mencolok dari renovasi Istiqlal adalah adanya tata pencahayaan baru. Tiap malam masjid dengan bangunan seluas 80.948 meter persegi tersebut seolah bermandikan cahaya. Tiang penyangga, atap, menara hingga fasad luar begitu bersinar dengan cahaya yang berpendar. (Baca: Belum Diresmikan Jokowi, Masjid Istiqlal Masih Tertutup untuk Umum)
Perubahan ini terjadi karena Istiqlal disinari dengan efek glow dari ratusan lampu light emitting diode (LED) berwarna putih kekuningan. Warna menara juga bisa diubah-ubah tergantung keinginan lantaran pencahayaan diatur dinamis. Untuk mengubahnya, pengurus masjid juga cukup mengendalikan lewat laptop atau smartphone yang terkoneksi dengan wifi.
Demikian pula di ruang salat utama, warna cahaya juga berubah menyesuaikan pergerakan matahari. Untuk fasilitas ini, di Istiqlal ditanam 3.851 lampu baru, 300 lampu LED monocolor, 40 LED monocolor khusus di bawah kubah, 19 LED monocolor di mihrab, dan 192 khusus natural white di sekitar kaligrafi. Warna cahaya utama itu diselaraskan dengan matahari (syams) yang hangat kekuningan dan bulan (qomar) yang putih menyejukkan. Gambaran ini sangat kontras bila dibandingkan sebelumnya yang biasanya cahaya hanya terlihat di pucuk menara atau titik tertentu. (Baca juga: 9 Poin RUU Ciptaker Masih Jadi Perdebatan Tim Buruh-DPR)
Masjid kebanggaan umat Islam Indonesia itu tinggal menunggu waktu untuk dibuka kembali untuk umum. Proses renovasi yang dimulai Mei 2019 itu sudah rampung. Peresmian rencananya dilakukan akhir Juli lalu. Namun hingga kini rencana itu belum ada kepastian. “Sekarang Covid-19 di Jakarta masih merah. Itu salah satu pertimbangan (belum dibuka). Imam Besar akan berkoordinasi dengan Pemda DKI Jakarta yang punya wilayah,” ujar Wakil Kepala Bidang Penyelenggaraan Peribadatan Masjid Istiqlal Abu Hurairah Abd Salam.
Renovasi masjid menelan biaya Rp475 miliar. Abu Hurairah menerangkan, perubahan paling mendasar adalah adanya lahan parkir bawah tanah sebanyak dua lantai yang bisa menampung 2.000 kendaraan. Pinggiran Sungai Ciliwung yang melalui area Istiqlal dibuat undak-undak seperti bangku di stadion bola. “Air sungai Ciliwung yang mengalir ke Istiqlal sedang diusahakan agar jernih. Ini dibantu oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Mereka sudah berjanji. Ada pintu gerbang baru dari arah lapangan banteng,” tuturnya.
tulis komentar anda