PKB Sebut Tokoh KAMI Tidak Siap Kalah dan Tidak Memiliki Sense of Crisis
Rabu, 19 Agustus 2020 - 08:33 WIB
JAKARTA - Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) , Abdul Kadir Karding ikut berkomentar terkait deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang digagas sejumlah tokoh dan aktivis di Tugu Proklamasi Selasa 18 Agustus kemarin. Karding melihat, tokoh atau deklarator yang bergabung di KAMI sejak awal memang berbeda pandangan dengan Pemerintahan Jokowi saat Pilpres 2019.
"Menunjukkan beliau-beliau ini tidak siap kalah dan tidak siap menang. Yang kedua aksi-aksi yang dilakukan dalam konteks saat ini tentu tidak tepat atau kita sebut tidak memiliki sense of crisis," ujar Karding saat dihubungi SINDOnew s, Rabu (19/8/2020).
(Baca juga: Soal Deklarasi dan Maklumat KAMI, Begini Komentar PPP)
Karding menyebut para deklarator KAMI tak memiliki sense of crisis karena di saat dunia termasuk bangsa Indonesia khsususnya para tenaga medis dan para penyelenggara negara tengah berjuang melawan ganasnya pandemi Corona, mereka justru menyampaikan keprihatinan-keprihatinan yang tidak tepat. Ia mengibaratkan lagu lama yang dinyanyikan kembali.
Di sisi lain, Karding menganggap secara teknis deklarasikan yang dilakukan ini tidak dilandasi dengan kepatuhan terhadap protokoler kesehatan. Karena sebagai tokoh bangsa seharusnya tidak memberikan contoh seperti itu kepada rakyat.
Anggota Komisi I DPR itu berharap apapun perbedaan-perbedaan pendapat, maupun pandangan itu harusnya dalam kerangka memberikan solusi. "Jadi tidak dianggap sebagai kegiatan-kegiatan yang menyerang, tapi memberi solusi-solusi itu jauh lebih baik dan terhormat," ucapnya.
Lebih jauh Karding melihat, pendirian KAMI ini ibarat dendam lama atau sejarah lama yang tidak tuntas. Maka Karding menyarankan pemerintah tidak perlu memperhitungkan dan merespons berlebihan. (Baca juga: Deklarasi KAMI, Gatot Nurmantyo Sarankan Pemerintah Terbitkan e-Rupiah)
"Yang terpenting adalah aktivitas-aktivitasnya terus berjalan dan membangun komunikasi dan kordinasi agar segera bangkit dari krisis ini dan negara bisa cepat menyelesaikan COVID-19 dan kembali memperbaiki ekonomi kita dan mempertahankan daya beli masyarakat kita," tutup dia.
"Menunjukkan beliau-beliau ini tidak siap kalah dan tidak siap menang. Yang kedua aksi-aksi yang dilakukan dalam konteks saat ini tentu tidak tepat atau kita sebut tidak memiliki sense of crisis," ujar Karding saat dihubungi SINDOnew s, Rabu (19/8/2020).
(Baca juga: Soal Deklarasi dan Maklumat KAMI, Begini Komentar PPP)
Karding menyebut para deklarator KAMI tak memiliki sense of crisis karena di saat dunia termasuk bangsa Indonesia khsususnya para tenaga medis dan para penyelenggara negara tengah berjuang melawan ganasnya pandemi Corona, mereka justru menyampaikan keprihatinan-keprihatinan yang tidak tepat. Ia mengibaratkan lagu lama yang dinyanyikan kembali.
Di sisi lain, Karding menganggap secara teknis deklarasikan yang dilakukan ini tidak dilandasi dengan kepatuhan terhadap protokoler kesehatan. Karena sebagai tokoh bangsa seharusnya tidak memberikan contoh seperti itu kepada rakyat.
Anggota Komisi I DPR itu berharap apapun perbedaan-perbedaan pendapat, maupun pandangan itu harusnya dalam kerangka memberikan solusi. "Jadi tidak dianggap sebagai kegiatan-kegiatan yang menyerang, tapi memberi solusi-solusi itu jauh lebih baik dan terhormat," ucapnya.
Lebih jauh Karding melihat, pendirian KAMI ini ibarat dendam lama atau sejarah lama yang tidak tuntas. Maka Karding menyarankan pemerintah tidak perlu memperhitungkan dan merespons berlebihan. (Baca juga: Deklarasi KAMI, Gatot Nurmantyo Sarankan Pemerintah Terbitkan e-Rupiah)
"Yang terpenting adalah aktivitas-aktivitasnya terus berjalan dan membangun komunikasi dan kordinasi agar segera bangkit dari krisis ini dan negara bisa cepat menyelesaikan COVID-19 dan kembali memperbaiki ekonomi kita dan mempertahankan daya beli masyarakat kita," tutup dia.
(kri)
tulis komentar anda