12 WNI Relawan MER-C Masih Berada di Gaza
Rabu, 08 Mei 2024 - 21:35 WIB
JAKARTA - Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), Sarbini Abdul Murad mengatakan, sebanyak 12 Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi relawan masih berada di Gaza . Dia mengatakan, mereka dalam kondisi aman usai serangan Israel ke Rafah, Gaza Selatan, beberapa waktu lalu.
"Ada 12 relawan masih tetap di sana (Gaza). Empat dokter, empat perawat, satu bidan, tiga nonmedis. MER-C terus berkoordinasi langsung dengan Kemlu terkait situasi kondisi di sana. Yang pasti kita tetap berkoordinasi, saya selalu memberikan informasi dan berkonsultasi," kata Sarbini di Kantor MER-C, Jakarta, Rabu (8/5/2024).
Dia menyampaikan, pihaknya terus mengirimkan bantuan tim medis ke Jalur Gaza sejak 18 Maret 2024. Terhitung sebanyak 31 relawan yang terdiri empat tim ini tergabung dalam Emergency Medical Team (EMT).
Mereka terdiri dari dokter spesialis, dokter umum, perawat, dan bidan. Namun untuk tim empat sebanyak tujuh orang masih tertahan di Kairo, menunggu proses memasuki perbatasan.
Sementara itu, Laison Officer EMT MER-C Marissa Noriti mengatakan, Tim EMT MER-C sebelumnya bertugas di sejumlah rumah sakit yakni Rumah Sakit An Najar, Rumah Sakit El Emiraty, dan Klinik Tal Al Sultan.
Lalu setelah serangan darat Israel ke Rafah, aktivitas MER-C sempat dihentikan, dan WHO melarang TIM EMT bekerja di RS Emiraty dan RS An Najjar.
"Berdasarkan informasi yang kita dapatkan dari EMT Gaza untuk saat ini tidak aman di RS An Najar dan RS El Emiraty. Tapi untuk klinik Tal Al Sultan Primary Health Care Center masih menempatkan tiga orang di sana satu dokter dan dua perawat," ucapnya.
Terakhir dia menegaskan bahwa MER-C Indonesia akan terus memberikan bantuan medis kepada warga Palestina. Jika memungkinkan pihaknya akan menambah satu titik point memberikan layanan primary health care buat warga Gaza, Palestina.
"MER-C Indonesia akan tetapi terus memberikan bantuan medis untuk Gaza, Palestina, dengan bantuan EMT, WHO yang memberikan akses sehingga kami men-deliver program-program yang kami rancang sebelumnya," tuturnya.
Bahkan jika terjadi peperangan, MER-C Indonesia, akan semakin memperbanyak bantuan medis kepada warga Palestina.
"Jika ceasefire terjadi insya Allah kita akan lebih banyak kegiatan yang dilakukan di Gaza, tidak hanya primary health care dan membangun Indonesia hospital di Gaza," tutupnya.
"Ada 12 relawan masih tetap di sana (Gaza). Empat dokter, empat perawat, satu bidan, tiga nonmedis. MER-C terus berkoordinasi langsung dengan Kemlu terkait situasi kondisi di sana. Yang pasti kita tetap berkoordinasi, saya selalu memberikan informasi dan berkonsultasi," kata Sarbini di Kantor MER-C, Jakarta, Rabu (8/5/2024).
Dia menyampaikan, pihaknya terus mengirimkan bantuan tim medis ke Jalur Gaza sejak 18 Maret 2024. Terhitung sebanyak 31 relawan yang terdiri empat tim ini tergabung dalam Emergency Medical Team (EMT).
Mereka terdiri dari dokter spesialis, dokter umum, perawat, dan bidan. Namun untuk tim empat sebanyak tujuh orang masih tertahan di Kairo, menunggu proses memasuki perbatasan.
Sementara itu, Laison Officer EMT MER-C Marissa Noriti mengatakan, Tim EMT MER-C sebelumnya bertugas di sejumlah rumah sakit yakni Rumah Sakit An Najar, Rumah Sakit El Emiraty, dan Klinik Tal Al Sultan.
Lalu setelah serangan darat Israel ke Rafah, aktivitas MER-C sempat dihentikan, dan WHO melarang TIM EMT bekerja di RS Emiraty dan RS An Najjar.
"Berdasarkan informasi yang kita dapatkan dari EMT Gaza untuk saat ini tidak aman di RS An Najar dan RS El Emiraty. Tapi untuk klinik Tal Al Sultan Primary Health Care Center masih menempatkan tiga orang di sana satu dokter dan dua perawat," ucapnya.
Terakhir dia menegaskan bahwa MER-C Indonesia akan terus memberikan bantuan medis kepada warga Palestina. Jika memungkinkan pihaknya akan menambah satu titik point memberikan layanan primary health care buat warga Gaza, Palestina.
"MER-C Indonesia akan tetapi terus memberikan bantuan medis untuk Gaza, Palestina, dengan bantuan EMT, WHO yang memberikan akses sehingga kami men-deliver program-program yang kami rancang sebelumnya," tuturnya.
Bahkan jika terjadi peperangan, MER-C Indonesia, akan semakin memperbanyak bantuan medis kepada warga Palestina.
"Jika ceasefire terjadi insya Allah kita akan lebih banyak kegiatan yang dilakukan di Gaza, tidak hanya primary health care dan membangun Indonesia hospital di Gaza," tutupnya.
(maf)
tulis komentar anda