Prabowo Diminta Tidak Terjebak dalam Politik Merangkul yang Kebablasan
Selasa, 07 Mei 2024 - 18:23 WIB
“Oposisi yang baik akan memberikan manfaat untuk mengingatkan pemerintahan yang berkuasa agar tetap menjalankan pemerintahan sesuai dengan perundangan dan mengutamakan menuntaskan janji politik yang telah dan akan diajukan selama masa pemerintahan,” ujarnya.
"Waktu tersisa selama kurang lebih enam bulan sebelum pelantikan, perlu dingatkan untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam membentuk koalisi dan postur koalisi yang tepat sesuai tujuan di atas,” sambung Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI) dan Haidar Alwi Care (HAC) itu.
Dia melihat politik merangkul yang diterapkan Prabowo membuat peluang pemerintahan tanpa oposisi semakin terbuka lebar. Terlebih, Partai Nasdem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) telah mendeklarasikan diri menjadi bagian dari pemerintahan Prabowo.
Sedangkan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyatakan siap bergabung dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) disebut bersedia jika diajak. Menurut Haidar, satu-satunya harapan terbesar ruang oposisi kini berada di tangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Haidar berpendapat rencana pertemuan antara Prabowo dengan Megawati Soekarnoputri dan ide pembentukan Presidential Club merupakan upaya untuk menaklukkan PDIP.
“Kalau akhirnya PDIP takluk, berhasil dirangkul, hampir dapat dipastikan pemerintahan Pak Prabowo tanpa oposisi, dan ini tentunya alarm bahaya untuk demokrasi kita. Bahkan lebih lanjut juga berbahaya untuk pemerintahan Pak Prabowo sendiri. Hal ini dikarenakan tidak adanya kontrol terhadap kekuasaan,” pungkasnya.
"Waktu tersisa selama kurang lebih enam bulan sebelum pelantikan, perlu dingatkan untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam membentuk koalisi dan postur koalisi yang tepat sesuai tujuan di atas,” sambung Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI) dan Haidar Alwi Care (HAC) itu.
Dia melihat politik merangkul yang diterapkan Prabowo membuat peluang pemerintahan tanpa oposisi semakin terbuka lebar. Terlebih, Partai Nasdem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) telah mendeklarasikan diri menjadi bagian dari pemerintahan Prabowo.
Sedangkan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyatakan siap bergabung dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) disebut bersedia jika diajak. Menurut Haidar, satu-satunya harapan terbesar ruang oposisi kini berada di tangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Haidar berpendapat rencana pertemuan antara Prabowo dengan Megawati Soekarnoputri dan ide pembentukan Presidential Club merupakan upaya untuk menaklukkan PDIP.
“Kalau akhirnya PDIP takluk, berhasil dirangkul, hampir dapat dipastikan pemerintahan Pak Prabowo tanpa oposisi, dan ini tentunya alarm bahaya untuk demokrasi kita. Bahkan lebih lanjut juga berbahaya untuk pemerintahan Pak Prabowo sendiri. Hal ini dikarenakan tidak adanya kontrol terhadap kekuasaan,” pungkasnya.
(rca)
tulis komentar anda