Soal Obat Covid-19 Temuan Unair, Begini Respons Satgas
Selasa, 18 Agustus 2020 - 18:58 WIB
JAKARTA - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito memberikan tanggapannya terkait adanya penemuan obat Covid-19 oleh Universitas Airlangga (Unair). Menurutnya, upaya penemuan obat dilakukan oleh berbagai pihak.
Namun Wiku menilai di saat yang sama perlu perlu transparansi publik terkait penemuan. Seperti diketahui adanya penemuan itu menimbulkan pertanyaan oleh beberapa pihak.
“Tentunya Unair dalam jalankan testing atau uji klinis obat berupa regimen ini telah melalui kaji etik yang dilakukan di Unair. Dan tentunya transparansi publik sangat diperlukan,” ungkapnya saat konferensi pers, Selasa (18/8/2020).
(Baca: Belum Ada Obat COVID-19, BPOM: Semuanya Masih dalam Uji Klinik)
Sehingga menurutnya dengan dukungan BIN dan TNI AD, Unair pasti tidak akan keberatan menjelaskan ke publik terkait pengembangan obat tersebut.
“Bagaimana kaji etik berlangsung dan juga uji klinis yang sedang dijalankan. Yang tentunya uji klinisnya harus dijalankan dengan benar sesuai dengan standar internasional agar bisa memberikan perlindungan yang baik. Dalam arti aman dan efektif dalam arti obatnya efektif menyembuhkan,” tuturnya.
(Baca: Kemenristek Tegaskan Belum Ada Satupun Obat Spesifik Khusus COVID-19)
Wiku mengatakan bahwa sampai dengan saat ini belum ada izin edar dari obat ini. Pasalnya masih dalam uji klinis. Di sisi lain WHO juga belum menentukan standar obat yang paling efektif untuk menyembuhkan covid-19.
“Dan tentunya setelah disampaikan pihak Unair kepada BPOM mungkin bisa jadi bahan review untuk dapat izin edar. Dua prinsip yang harus dipenuhi, yakni aman dan efektif.,” pungkasnya. Dita angga
Namun Wiku menilai di saat yang sama perlu perlu transparansi publik terkait penemuan. Seperti diketahui adanya penemuan itu menimbulkan pertanyaan oleh beberapa pihak.
“Tentunya Unair dalam jalankan testing atau uji klinis obat berupa regimen ini telah melalui kaji etik yang dilakukan di Unair. Dan tentunya transparansi publik sangat diperlukan,” ungkapnya saat konferensi pers, Selasa (18/8/2020).
(Baca: Belum Ada Obat COVID-19, BPOM: Semuanya Masih dalam Uji Klinik)
Sehingga menurutnya dengan dukungan BIN dan TNI AD, Unair pasti tidak akan keberatan menjelaskan ke publik terkait pengembangan obat tersebut.
“Bagaimana kaji etik berlangsung dan juga uji klinis yang sedang dijalankan. Yang tentunya uji klinisnya harus dijalankan dengan benar sesuai dengan standar internasional agar bisa memberikan perlindungan yang baik. Dalam arti aman dan efektif dalam arti obatnya efektif menyembuhkan,” tuturnya.
(Baca: Kemenristek Tegaskan Belum Ada Satupun Obat Spesifik Khusus COVID-19)
Wiku mengatakan bahwa sampai dengan saat ini belum ada izin edar dari obat ini. Pasalnya masih dalam uji klinis. Di sisi lain WHO juga belum menentukan standar obat yang paling efektif untuk menyembuhkan covid-19.
“Dan tentunya setelah disampaikan pihak Unair kepada BPOM mungkin bisa jadi bahan review untuk dapat izin edar. Dua prinsip yang harus dipenuhi, yakni aman dan efektif.,” pungkasnya. Dita angga
(muh)
tulis komentar anda