Buka Musrenbangnas 2024, Jokowi: Penyambung Agenda Pemerintah Pusat hingga Daerah
Senin, 06 Mei 2024 - 13:04 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2024 yang diadakan Kementerian PPN/Bappenas di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Senin (6/5/2024). Musrenbangnas diharapkan menjadi penyambung agenda pemerintah pusat hingga pemerintah daerah.
Dengan demikian, program yang direncanakan tepat sasaran dan dirasakan masyarakat. "Musrenbangnas bisa menjadi sekrup penyambung agenda pusat, provinsi, kabupaten, dan kota agar semua inline, semuanya seirama dan tepat sasaran. Dan nanti hasilnya betul-betul dirasakan rakyat," ujar Jokowi.
Saat ini, Indonesia dan seluruh dunia dihadapkan pada situasi yang tidak mudah. Sebab, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan hanya 3,2%.
"Kita dihadapkan pada situasi tidak mudah, tantangan tidak gampang, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan cuma 3,2%. Dampak runtutan dari Covid-19 masih terasa sampai sekarang. Beberapa negara masuk pada resesi Jepang, Inggris, dan beberapa negara Eropa berada di posisi ke sana. Menuju resesi," kata Jokowi.
Dia mengimbau semua pihak berhati-hati dalam mengelola fiskal dan anggaran. Kemudian, tidak ada satu rupiah pun meleset dari rencana yang dibuat di awal sekaligus memperhatikan skala prioritas.
"Semua negara ini takut terhadap 3 hal, pertama harga minyak, kedua masalah bunga pinjaman. Semua takut masalah itu, karena begitu bunga pinjaman naik sedikit saja beban fiskal akan sangat besar. Sekali lagi, kita harus betul-betul berhati-hati mengelola setiap rupiah anggaran yang kita miliki," ungkapnya.
Dengan demikian, program yang direncanakan tepat sasaran dan dirasakan masyarakat. "Musrenbangnas bisa menjadi sekrup penyambung agenda pusat, provinsi, kabupaten, dan kota agar semua inline, semuanya seirama dan tepat sasaran. Dan nanti hasilnya betul-betul dirasakan rakyat," ujar Jokowi.
Saat ini, Indonesia dan seluruh dunia dihadapkan pada situasi yang tidak mudah. Sebab, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan hanya 3,2%.
"Kita dihadapkan pada situasi tidak mudah, tantangan tidak gampang, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan cuma 3,2%. Dampak runtutan dari Covid-19 masih terasa sampai sekarang. Beberapa negara masuk pada resesi Jepang, Inggris, dan beberapa negara Eropa berada di posisi ke sana. Menuju resesi," kata Jokowi.
Dia mengimbau semua pihak berhati-hati dalam mengelola fiskal dan anggaran. Kemudian, tidak ada satu rupiah pun meleset dari rencana yang dibuat di awal sekaligus memperhatikan skala prioritas.
"Semua negara ini takut terhadap 3 hal, pertama harga minyak, kedua masalah bunga pinjaman. Semua takut masalah itu, karena begitu bunga pinjaman naik sedikit saja beban fiskal akan sangat besar. Sekali lagi, kita harus betul-betul berhati-hati mengelola setiap rupiah anggaran yang kita miliki," ungkapnya.
(jon)
Lihat Juga :
tulis komentar anda