Kunjungi Museum Polri, Komunitas Pencinta Sejarah Sampaikan Keprihatinan
Kamis, 21 Maret 2024 - 20:23 WIB
JAKARTA - Komunitas Pencinta Sejarah mengunjungi museum Polri di Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis (21/3/2024). Mereka menyampaikan keprihatinan.
"Barusan kami baru dari Museum Polri, isinya itu bagus semua, presisi. Tapi fakta di lapangannya berbeda," kata Koordinator Komunitas Pencinta Sejarah Nando Sidabutar.
Dia menuding oknum aparat Polri terindikasi menjadi alat kekuasaan. "Itu membuat kami sedih, terenyuh ketika melihat memorabilia di Museum Polri. Jadi kontras bertolak belakang dengan fakta di lapangan," ujarnya.
Saat ditanya soal bentuk keterlibatan oknum aparat Polri, Nando menyebut bahwa hal itu sudah diketahui oleh banyak pihak lewat pemberitaan yang ada. Dia menuturkan, mulai dari dugaan tekanan dan intimidasi kepada kepala desa, camat, kepala daerah, termasuk elite partai di Pemilu 2024.
"Idealnya pemilu itu harus jujur, bukan cuma damai dan aman, tapi jujur itu yang sering kita lupa. Kalau pemilunya jujur sudah pasti aman dan damai. Nah kondisi di lapangan tidak seperti itu, polisi terindikasi menjadi alat kekuasaan," tuturnya.
Komunitas Pencinta Sejarah juga berniat ingin menggelar audiensi dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pada hari ini. Namun, rencana itu pun tak bisa terlaksana.
"Ini niat baik kami, kami mau beraudensi, mau berdiskusi soal situasi nasional saat ini terkait dengan kinerja Polri," pungkasnya.
"Barusan kami baru dari Museum Polri, isinya itu bagus semua, presisi. Tapi fakta di lapangannya berbeda," kata Koordinator Komunitas Pencinta Sejarah Nando Sidabutar.
Dia menuding oknum aparat Polri terindikasi menjadi alat kekuasaan. "Itu membuat kami sedih, terenyuh ketika melihat memorabilia di Museum Polri. Jadi kontras bertolak belakang dengan fakta di lapangan," ujarnya.
Saat ditanya soal bentuk keterlibatan oknum aparat Polri, Nando menyebut bahwa hal itu sudah diketahui oleh banyak pihak lewat pemberitaan yang ada. Dia menuturkan, mulai dari dugaan tekanan dan intimidasi kepada kepala desa, camat, kepala daerah, termasuk elite partai di Pemilu 2024.
"Idealnya pemilu itu harus jujur, bukan cuma damai dan aman, tapi jujur itu yang sering kita lupa. Kalau pemilunya jujur sudah pasti aman dan damai. Nah kondisi di lapangan tidak seperti itu, polisi terindikasi menjadi alat kekuasaan," tuturnya.
Komunitas Pencinta Sejarah juga berniat ingin menggelar audiensi dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pada hari ini. Namun, rencana itu pun tak bisa terlaksana.
"Ini niat baik kami, kami mau beraudensi, mau berdiskusi soal situasi nasional saat ini terkait dengan kinerja Polri," pungkasnya.
(rca)
Lihat Juga :
tulis komentar anda