Suara Terkunci di 17%, Ganjar Sebut Tim IT Tengah Kumpulkan Bukti Kecurangan Pilpres 2024
Sabtu, 09 Maret 2024 - 13:44 WIB
JAKARTA - Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo merasa janggal dengan perolehan suara yang didapatnya dalam gelaran Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 . Ia pun mengaku, tim teknologi informasi (IT) tengah mengumpulkan bukti guna membuktikan dugaan kecurangan Pemilu 2024.
Ganjar menjelaskan tim IT tengah bekerja keras dan mengumpulkan data hingga rekapitulasi dan penghitungan suara usai dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 20 Maret 2024.
"Sampai tanggal 20 ini kami terutama IT. Ganjar-Mahfud masih bekerja dengan cukup keras, sangat serius untuk mengumpulkan seluruh data, menyampaikan cerita-cerita sampai putusan sampai 20 (Maret) nanti," ujar Ganjar saat membuka diskusi "Demos Festival bertajuk Omon-Omon Soal Oposisi" secara virtual, Sabtu (9/3/2024).
Dia pun menyinggung sejumlah kejanggalan yang telah muncul ke permukaan, salah satunya terkait penghitungan suara yang terdata di Form C-Hasil hingga adanya perubahan perolehan suara.
"Dan tentu saja seluruh ahli IT yang memberikan catatan kritis. Maka kami masih berjuang sampai dengan tanggal 20, berapa semestinya angka rill yang ada. Maka stuck seperti itu berapapun suara yang masuk," ucap Ganjar.
"Dan ini tentu menjadi cerita-cerita yang menjadi bahan buat kami untuk nanti membuat sebuah tindakan ketika kemudian pengumuman akan diberikan. Tetapi sebelum pengumuman tentu, bahan-bahan atau data ini menjadi penting," imbuhnya.
Sekadar informasi, Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyebut ada algoritma yang sengaja digunakan untuk menghalangi perolehan suara Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024. Akibat dari adanya algoritma itu, suara capres-cawapres nomor urut 3 hanya bisa mencapai 17%.
Bahkan, Cawapres Nomor Urut 3 Mahfud MD juga mengaku telah mendengar isu yang menyebut perolehan suara Ganjar-Mahfud terkunci di 17% sebelum pencoblosan atau pemungutan suara, Rabu 14 Februari 2024. Mantan Menko Polhukam ini mempersilakan masyarakat untuk memberikan penilaian.
“Ya biar aja diolah oleh masyarakatlah ya, itu kan sudah lama, wong sebelum pemilu kan sudah ada, sebelum pemungutan suara isu itu sudah ada, sudah dikunci sekian, dan angkanya persis, tinggal nanti pembuktiannya saja,” ujar Mahfud di Jakarta, Jumat (8/3/2024).
Ganjar menjelaskan tim IT tengah bekerja keras dan mengumpulkan data hingga rekapitulasi dan penghitungan suara usai dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 20 Maret 2024.
"Sampai tanggal 20 ini kami terutama IT. Ganjar-Mahfud masih bekerja dengan cukup keras, sangat serius untuk mengumpulkan seluruh data, menyampaikan cerita-cerita sampai putusan sampai 20 (Maret) nanti," ujar Ganjar saat membuka diskusi "Demos Festival bertajuk Omon-Omon Soal Oposisi" secara virtual, Sabtu (9/3/2024).
Dia pun menyinggung sejumlah kejanggalan yang telah muncul ke permukaan, salah satunya terkait penghitungan suara yang terdata di Form C-Hasil hingga adanya perubahan perolehan suara.
"Dan tentu saja seluruh ahli IT yang memberikan catatan kritis. Maka kami masih berjuang sampai dengan tanggal 20, berapa semestinya angka rill yang ada. Maka stuck seperti itu berapapun suara yang masuk," ucap Ganjar.
"Dan ini tentu menjadi cerita-cerita yang menjadi bahan buat kami untuk nanti membuat sebuah tindakan ketika kemudian pengumuman akan diberikan. Tetapi sebelum pengumuman tentu, bahan-bahan atau data ini menjadi penting," imbuhnya.
Sekadar informasi, Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyebut ada algoritma yang sengaja digunakan untuk menghalangi perolehan suara Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024. Akibat dari adanya algoritma itu, suara capres-cawapres nomor urut 3 hanya bisa mencapai 17%.
Bahkan, Cawapres Nomor Urut 3 Mahfud MD juga mengaku telah mendengar isu yang menyebut perolehan suara Ganjar-Mahfud terkunci di 17% sebelum pencoblosan atau pemungutan suara, Rabu 14 Februari 2024. Mantan Menko Polhukam ini mempersilakan masyarakat untuk memberikan penilaian.
Baca Juga
“Ya biar aja diolah oleh masyarakatlah ya, itu kan sudah lama, wong sebelum pemilu kan sudah ada, sebelum pemungutan suara isu itu sudah ada, sudah dikunci sekian, dan angkanya persis, tinggal nanti pembuktiannya saja,” ujar Mahfud di Jakarta, Jumat (8/3/2024).
(kri)
tulis komentar anda