Dukung Pengetasan Stunting, PTPN IV Salurkan Bantuan di 5 Regional
Selasa, 05 Maret 2024 - 09:55 WIB
JAKARTA - Pencegahan stunting di Sumatera Utara dilakukan oleh PTPN IV Regional I. Melalui program Corporate Social Responsibilty (CSR), perusahaan menyasar sejumlah balita.
Upaya ini selaras dengan program pemerintah yang kini tengah mencoba mengetaskan stunting. Tercatat dalam Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi stunting nasional pada tahun 2022 sebesar 21,6%.
Baca juga: BKKBN Genjot Turunkan Stunting dan Unmet Need di 2024
Untuk mencapai target 14%, pemerintah menargetkan menurunkan prevalensi stunting menjadi 3,8% per tahunnya sampai tahun 2024. Sementara pada tahun 2022 di Sumut, angka prevalensi stunting yang berhasil turun sebanyak 4,7% menjadi 21,1% dari sebelumnya 25,8%.
SEVP Business Support Tengku Rinel melihat kekurangan gizi kronis menyebabkan anak terlalu pendek untuk usianya. Bahkan dalam survei kekurangan gizi ini terjadi sejak bayi berada dalam kandungan ibunya di masa awal setelah bayi lahir, akan tetapi kondisi stunting baru tampak setelah bayi berusia dua tahun.
Karena itulah, persoalan stunting (pengerdilan pertumbuhan) ini menjadi keprihatinan bangsa karena menyangkut sehat tidaknya generasi penerus bangsa ke depan. Diai melanjutkan upaya penguatan unsur pemerintah yang berkolaborasi dengan semua elemen masyarakat seperti dunia usaha melalui program CSR, lembaga swadaya masyarakat khusus keluarga-keluarga yang mengalami gizi buruk dengan perolehan angka stunting yang memprihatinkan mampu berkolaborasi menurunkan derajat gagal tumbuh kembang pada bayi.
“Pelaksanaan sosialisasi dan penyaluran bantuan yang dilaksanakan pada hari ini secara serentak dilaksanakan di PT Perkebunan Nusantara IV Regional II Medan, Regional III Pekanbaru, dan Regional V Pontianak serta puncak acaranya akan dilaksanakan di PT Perkebunan Nusantara IV Regional IV di Provinsi Jambi pada tanggal 6 Maret 2024 nanti,” ujar Tengku Rinel dalam siaran persnya, Selasa (5/3/2024).
Dalam penyaluran bantuannya, PTPN IV Regional I memberikan di empat kabupaten yakni Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Labuhanbatu Utara, Kabupaten Serdang Bedagai, dan Kabupaten Simalungun dengan jumlah penderita terdampak sebanyak 27 balita, sedangkan untuk Kota Medan khusus di Kecamatan Medan Sunggal dan Medan Helvetia jumlah penderita sebanyak 25 balita.
Berdasarkan informasi dari Dinas Kesehatan Pemprov Sumatera Utara dan Pemko Medan terkait jenis makanan yang pas dan sesuai untuk intervensi stunting dapat dilakukan dengan pemberian Pangan Keperluan Medis Khusus (PKMK) sebagai bentuk intervensi spesifik.
“Perbaikan status gizi balita ini diberikan sesuai arahan dalam bentuk pemberian telur ayam tiga butir per hari, bubur bayi bergizi satu kotak per hari, dan asupan margarin 20 gram per hari selama tiga bulan ke depan terhitung dari hari ini,” timpal Jossy Fernando Hutabarat, Staf TJSL di Bagian Hukum dan Kesekretariatan PTPN IV Regional I.
Penyerahan program pengentasan stunting di Sumut tahun 2024 melalui program tanggung jawab sosial perusahaan telah diberikan kepada 52 anak terdampak stunting di sekitar wilayah kebun/unit di PTPN IV Regional I.
Upaya ini selaras dengan program pemerintah yang kini tengah mencoba mengetaskan stunting. Tercatat dalam Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi stunting nasional pada tahun 2022 sebesar 21,6%.
Baca juga: BKKBN Genjot Turunkan Stunting dan Unmet Need di 2024
Untuk mencapai target 14%, pemerintah menargetkan menurunkan prevalensi stunting menjadi 3,8% per tahunnya sampai tahun 2024. Sementara pada tahun 2022 di Sumut, angka prevalensi stunting yang berhasil turun sebanyak 4,7% menjadi 21,1% dari sebelumnya 25,8%.
SEVP Business Support Tengku Rinel melihat kekurangan gizi kronis menyebabkan anak terlalu pendek untuk usianya. Bahkan dalam survei kekurangan gizi ini terjadi sejak bayi berada dalam kandungan ibunya di masa awal setelah bayi lahir, akan tetapi kondisi stunting baru tampak setelah bayi berusia dua tahun.
Karena itulah, persoalan stunting (pengerdilan pertumbuhan) ini menjadi keprihatinan bangsa karena menyangkut sehat tidaknya generasi penerus bangsa ke depan. Diai melanjutkan upaya penguatan unsur pemerintah yang berkolaborasi dengan semua elemen masyarakat seperti dunia usaha melalui program CSR, lembaga swadaya masyarakat khusus keluarga-keluarga yang mengalami gizi buruk dengan perolehan angka stunting yang memprihatinkan mampu berkolaborasi menurunkan derajat gagal tumbuh kembang pada bayi.
“Pelaksanaan sosialisasi dan penyaluran bantuan yang dilaksanakan pada hari ini secara serentak dilaksanakan di PT Perkebunan Nusantara IV Regional II Medan, Regional III Pekanbaru, dan Regional V Pontianak serta puncak acaranya akan dilaksanakan di PT Perkebunan Nusantara IV Regional IV di Provinsi Jambi pada tanggal 6 Maret 2024 nanti,” ujar Tengku Rinel dalam siaran persnya, Selasa (5/3/2024).
Dalam penyaluran bantuannya, PTPN IV Regional I memberikan di empat kabupaten yakni Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Labuhanbatu Utara, Kabupaten Serdang Bedagai, dan Kabupaten Simalungun dengan jumlah penderita terdampak sebanyak 27 balita, sedangkan untuk Kota Medan khusus di Kecamatan Medan Sunggal dan Medan Helvetia jumlah penderita sebanyak 25 balita.
Berdasarkan informasi dari Dinas Kesehatan Pemprov Sumatera Utara dan Pemko Medan terkait jenis makanan yang pas dan sesuai untuk intervensi stunting dapat dilakukan dengan pemberian Pangan Keperluan Medis Khusus (PKMK) sebagai bentuk intervensi spesifik.
“Perbaikan status gizi balita ini diberikan sesuai arahan dalam bentuk pemberian telur ayam tiga butir per hari, bubur bayi bergizi satu kotak per hari, dan asupan margarin 20 gram per hari selama tiga bulan ke depan terhitung dari hari ini,” timpal Jossy Fernando Hutabarat, Staf TJSL di Bagian Hukum dan Kesekretariatan PTPN IV Regional I.
Penyerahan program pengentasan stunting di Sumut tahun 2024 melalui program tanggung jawab sosial perusahaan telah diberikan kepada 52 anak terdampak stunting di sekitar wilayah kebun/unit di PTPN IV Regional I.
(kri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda