Usai Pilpres 2024, Seluruh Pihak Diminta Lakukan Rekonsiliasi Nasional

Kamis, 29 Februari 2024 - 14:00 WIB
Direktur Eksekutif Partner Politik Indonesia, Abubakar Solissa mengatakan saatnya melakukan rekonsiliasi nasional agar tak ada lagi polarisasi usai Pilpres 2024. Foto/Istimewa
JAKARTA - Pilpres 2024 sudah selesai digelar. Berdasarkan quick count atau hitung cepat sejumlah lembaga survei, Paslon Nomor Urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka keluar sebagai pemenang. Paslon yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju itu berhasil mengungguli dua paslon lainnya, Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud.

Direktur Eksekutif Partner Politik Indonesia, Abubakar Solissa mengatakan kemenangan Prabowo-Gibran harus dilihat sebagai kemenangan seluruh rakyat Indonesia sehingga presiden dan wakil presiden terpilih wajib merangkul semua pihak.



"Pilpres 2024 telah selesai digelar, saatnya lakukan rekonsiliasi nasional agar tak ada lagi polarisasi, baik di level elite maupun grassroots," ujar Abubakar mengisi acara diskusi publik yang bertajuk 'Pilpres Telah Usai, Saatnya Rekonsiliasi Nasional' di Raden Saleh, Jakarta Pusat dikutip Kamis (29/2/2024).

Meskipun begitu, kata Solissa, keputusan resmi terkait pemenang pemilu itu nanti diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 20 Maret mendatang.



"Sekalipun hitung cepat lembaga survei maupun real count KPU saat ini menempatkan Prabowo-Gibran sebagai pemenang pilpres, tetap saja kita harus menunggu pengumuman resmi KPU di 20 Maret mendatang," jelas Solissa.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Indonesia Arifki Chaniago mengungkapkan rekonsiliasi packapilpres sangat penting didorong agar konsolidasi pemerintahan bisa berjalan secara efektif.

Chaniago juga mengungkapkan ke depan posisi ketua-ketua partai politik lebih berpengaruh ketimbang capres atau cawapres yang bukan pengambil kebijakan di partai.

"Posisi Muhaimin Iskandar atau Cak Imin akan lebih powerfull ketimbang Anies Baswedan yang merupakan capres 01, begitupula dengan cawapres 03 Mahfud MD, hal ini dikarenakan keduanya bukan orang partai atau veto player di partai sehingga positioning keduanya secara politik juga lemah," tutur Chaniago.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More