Tionghoa dalam Pendidikan Sejarah di Indonesia

Kamis, 22 Februari 2024 - 05:11 WIB
baca juga: 5 Negara ASEAN dengan Etnis Tionghoa Terbanyak

Di era reformasi, semangat untuk melakukan pemulihan relasi dilakukan. Termasuk dalam penulisan sejarah dan buku teks mata pelajaran sejarah. Hendra menyimpulkan bahwa dalam buku sejarah dan buku teks mata pelajaran sejarah, pada tahap seleksi, tema Tionghoa telah muncul hampir pada semua topik, namun dengan porsi yang beragam (hal. 203).

Meski telah terakomodasi melalui seleksi, Hendra menemukan bahwa narasi yang direproduksi dalam buku teks mata pelajaran sejarah masih belum beranjak dari Tionghoa sebagai pendatang, peran ekonomi, dan Tionghoa sebagai sasaran kebencian masyarakat (hal. 204).

Peran orang Tionghoa di berbagai bidang, seperti politik, militer, budaya, kuliner, pakaian, arsitektur, olahraga tidak dibicarakan sama sekali. Tampilnya peran Tionghoa yang serba terbatas ini menurut Hendra disebabkan oleh dua hal, yaitu warisan politik asimilasi dan cara berpikir Tionghoa sebagai the other. Cara pandang para penulis buku teks mata pelajaran sejarah yang seperti ini berpotensi mengecilkan peran orang Tiongha sebagai bagian dari Bangsa Indonesia seutuhnya.

Selain dari buku teks mata pelajaran, Hendra juga menyoroti banyaknya guru sejarah yang masih menyimpan memori semantik dan episodik era Orde Baru. Padahal peran guru sama pentingnya dengan buku teks dalam membangun kognisi sosial para siswa sebagai anggota masyarakat.

Selanjutnya Hendra menyampaikan bahwa penggunaan buku teks yang minim kesadaran inklusif dan guru yang hanya mengacu pada buku teks berpotensi membangun kepahitan terhadap orang Tionghoa dan akan terus memelihara sentimen anti-Cina. Oleh sebab itu penggunaan buku teks membutuhkan kebijaksanaan guru dalam mengelola pembelajaran.

Kita beruntung karena saat ini Pemerintah Indonesia telah menggunakan Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka memberikan ruang yang lebih luas kepada guru untuk mengembangkan kompetensi siswanya, termasuk kompetensi sebagai warga negara dan warga dunia.

baca juga: Etnis Tionghoa dan Penyebaran Islam di Pulau Jawa

Guru diberi kebebasan untuk menggunakan berbagai sumber belajar dan tidak terpaku pada buku teks saja. Lagi pula, di Kurikulum Merdeka, peran buku bacaan sama pentingnya dengan buku teks. Oleh sebab itu guru-guru didorong untuk menggunakan buku-buku non-teks pelajaran sebagai sumber belajar.

Untuk topik peran orang Tionghoa dalam sejarah Indonesia, sepertinya cukup banyak buku-buku populer yang menggambarkan peran orang Tionghoa, sehingga guru tidak kekurangan bahan mengajar. Lagi pula dalam buku-buku bacaan anak di kelas awal (kelas 1-3 SD) dan di PAUD, buku-buku bertema Tionghoa sudah mulai bermunculan dan dicetak oleh Kementerian Pendidikan dan diedarkan ke sekolah-sekolah.

Semoga ke depan, upaya untuk membangun bangsa yang inklusif dan mengedepankan kebinekaan melalui pelajaran sejarah akan semakin giat. Dengan demikian kita akan menjadi sebuah bangsa yang kuat; termasuk di dalamnya orang Tiongha sebagai bagian Bangsa Indonesia seutuhnya.

Judul : Tionghoa Dalam Pendidikan Sejarah di Indonesia

Penulis : Hendra Kurniawan

Tahun Terbit : 2023

Penerbit : Kanisius

Tebal : xviii + 270
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More