Tim Anies-Muhaimin: Banyak Saksi Kami Diintimidasi
Selasa, 20 Februari 2024 - 20:47 WIB
“Kami bersyukur tim hukum ini sampai dengan daerah itu komplit di seluruh provinsi. Mengumpulkan semua data dan kami tidak akan menyampaikan informasi yang sekedar menimbulkan kontroversi,” ujarnya.
“Tapi kami ingin sampaikan kepada semua dari temuan sementara, kami menemukan problem yang terbesar bukan di TPS. Tapi problem terbesar yang ditemukan adalah kegiatan-kegiatan pra TPS,” sambungnya.
Anies menilai, ada banyak kegiatan yang memengaruhi aktivitas di tempat pemungutan suara (TPS) yang membuat kualitas demokrasi di Indonesia menurun.
“Kegiatan-kegiatan yang membuat aktivitas di TPS itu dipengaruhi dan tidak mencerminkan aspirasi rakyat yang semula ada. Ini temuan yang paling mendasar. Pra TPS. Pra TPS ini banyak aktivitasnya, nanti detil akan ada, ini yang sangat mengkhawatirkan, jadi kualitas dari hasil pemilu yang sesungguhnya harus mencerminkan aspirasi rakyat di dalam temuan kami sebagian bukan aspirasi rakyat,” ujarnya.
Lebih jauh, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menilai kecurangan itu bukan dilakukan di TPS atau sesudah TPS, melainkan sebelum pemungutan suara. “Sebagian adalah aspirasi yang dipaksakan kepada rakyat. Dan proses itu tidak terjadi kebanyakan di TPS atau sesudah TPS, tapi terjadinya sebelum sampai ke TPS sebagai sebuah praktik ketidakjujuran ini peningkatan kualitasnya,” ungkapnya.
“Bandingkan yang dulu-dulu dan ini yang bisa ganggu demokrasi kita. Jadi saya ingin ajak seluruh rakyat Indonesia, apa pun pilihan pilpres saudara, boleh pilih harus sama-sama memilih pilpres jujur,” jelasnya.
Lihat Juga: Teliti Langkah Cak Imin sebagai Cawapres 2024, Mahasiswa S2 Paramadina Ini Raih IPK 3,95
“Tapi kami ingin sampaikan kepada semua dari temuan sementara, kami menemukan problem yang terbesar bukan di TPS. Tapi problem terbesar yang ditemukan adalah kegiatan-kegiatan pra TPS,” sambungnya.
Anies menilai, ada banyak kegiatan yang memengaruhi aktivitas di tempat pemungutan suara (TPS) yang membuat kualitas demokrasi di Indonesia menurun.
“Kegiatan-kegiatan yang membuat aktivitas di TPS itu dipengaruhi dan tidak mencerminkan aspirasi rakyat yang semula ada. Ini temuan yang paling mendasar. Pra TPS. Pra TPS ini banyak aktivitasnya, nanti detil akan ada, ini yang sangat mengkhawatirkan, jadi kualitas dari hasil pemilu yang sesungguhnya harus mencerminkan aspirasi rakyat di dalam temuan kami sebagian bukan aspirasi rakyat,” ujarnya.
Lebih jauh, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menilai kecurangan itu bukan dilakukan di TPS atau sesudah TPS, melainkan sebelum pemungutan suara. “Sebagian adalah aspirasi yang dipaksakan kepada rakyat. Dan proses itu tidak terjadi kebanyakan di TPS atau sesudah TPS, tapi terjadinya sebelum sampai ke TPS sebagai sebuah praktik ketidakjujuran ini peningkatan kualitasnya,” ungkapnya.
“Bandingkan yang dulu-dulu dan ini yang bisa ganggu demokrasi kita. Jadi saya ingin ajak seluruh rakyat Indonesia, apa pun pilihan pilpres saudara, boleh pilih harus sama-sama memilih pilpres jujur,” jelasnya.
Lihat Juga: Teliti Langkah Cak Imin sebagai Cawapres 2024, Mahasiswa S2 Paramadina Ini Raih IPK 3,95
(rca)
tulis komentar anda