Alam Ganjar Ajak Anak Muda Belajar dan Adopsi Nilai Etika Kraton Yogyakarta
Selasa, 06 Februari 2024 - 18:29 WIB
"Apabila kita menganggap budaya kita itu kuno engga salah, tapi di situ lah hal menariknya. Kita datang dan melihat barang awam dan menjadi salah satu spot yang instagramable, hingga pembelajaran yang didapatkan. Ini sebagai salah satu cara kita untuk melestarikan eksistensi budaya agar semakin berkembang," pungkas Alam.
Sementara, Drasthya Wironegoro mengaku senang atas kedatangan Alam di Kraton tersebut. Dirinya menerima dengan senang hati Alam Ganjar yang merupakan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM). Tentu, menurut Wironegoro Kraton bukan tempat yang asing bagi Alam.
"Yang pasti senang ya karena mau berwisata, anak UGM juga, siapa tahu bisa ngajak teman lain yang belum pernah ke Kraton untuk berwisata, selalu diterima pastinya," ujar Wironegoro.
Kraton Yogyakarta berdiri pada 1755 sebagai hasil dari Perjanjian Giyanti. Kraton Yogyakarta sebagai cikal bakal keberadaan permukiman di wilayah Yogyakarta meninggalkan jejak sejarah yang masih sering jumpai sampai saat ini.
Kawasan ini merupakan living monument, yang masih hidup dan dubuktikan dengan ditetapkannya Kawasan kraton sebagai salah satu kawasan cagar budaya di Yogyakarta berdasar SK Gubernur No. 186/2011 meliputi wilayah dalam benteng Baluwarti (Njeron Benteng) dan sebagian wilayah di Mantrijeron, Mergangsan, Gondomanan sampai Ngampilan.
Kemudian pada 2017 terbit Peraturan Gubernur nomor 75/2017 yang menggabungkan kawasan cagar budaya Malioboro dan dalam benteng Kraton (Baluwarti) menjadi satu kawasan yaitu Kawasan Cagar Budaya Kraton, yang membujur dari Tugu sampai Panggung Krapyak.
Lihat Juga: 15 Destinasi Wisata Kebun Teh di Indonesia, Nomor 7 Tempat Syuting Film Petualangan Sherina
Sementara, Drasthya Wironegoro mengaku senang atas kedatangan Alam di Kraton tersebut. Dirinya menerima dengan senang hati Alam Ganjar yang merupakan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM). Tentu, menurut Wironegoro Kraton bukan tempat yang asing bagi Alam.
"Yang pasti senang ya karena mau berwisata, anak UGM juga, siapa tahu bisa ngajak teman lain yang belum pernah ke Kraton untuk berwisata, selalu diterima pastinya," ujar Wironegoro.
Kraton Yogyakarta berdiri pada 1755 sebagai hasil dari Perjanjian Giyanti. Kraton Yogyakarta sebagai cikal bakal keberadaan permukiman di wilayah Yogyakarta meninggalkan jejak sejarah yang masih sering jumpai sampai saat ini.
Kawasan ini merupakan living monument, yang masih hidup dan dubuktikan dengan ditetapkannya Kawasan kraton sebagai salah satu kawasan cagar budaya di Yogyakarta berdasar SK Gubernur No. 186/2011 meliputi wilayah dalam benteng Baluwarti (Njeron Benteng) dan sebagian wilayah di Mantrijeron, Mergangsan, Gondomanan sampai Ngampilan.
Kemudian pada 2017 terbit Peraturan Gubernur nomor 75/2017 yang menggabungkan kawasan cagar budaya Malioboro dan dalam benteng Kraton (Baluwarti) menjadi satu kawasan yaitu Kawasan Cagar Budaya Kraton, yang membujur dari Tugu sampai Panggung Krapyak.
Lihat Juga: 15 Destinasi Wisata Kebun Teh di Indonesia, Nomor 7 Tempat Syuting Film Petualangan Sherina
(cip)
tulis komentar anda