Kolaborasi dalam Melawan Resesi di Tengah Pandemi
Rabu, 12 Agustus 2020 - 06:08 WIB
Badan Pusat Statistik (BPS) sudah mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga 2020 dan hasilnya kita mengalami pertumbuhan negatif yang membuat kita juga akan menghadapi ancaman resesi yang sudah dialami negara-negara lain seperti Singapura atau Amerika Serikat atau beberapa negara Eropa. Nah, dari tinjauan pertumbuhan di sisi sektor, sebagian besar sektor mengalami penurunan signifikan, sedangkan satu-satunya sektor yang mengalami pertumbuhan dibandingkan kuartal sebelumnya adalah sektor pertanian.
Karena itu, kolaborasi antarsektor dengan ujung tombak sektor pertanian menjadi sangat penting dan krusial. Hal yang harus dipahami dan disepakati bersama adalah pandemi Covid-19 telah membuat perubahan drastis dari sisi rantai pasokan (supply chain) maupun dari sisi pola perilaku konsumen (demand). Ciri utama sektor pertanian yang memiliki rantai pasok yang relatif sederhana pada proses produksinya telah menunjukkan bahwa semakin simpel rantai pasok semakin kuat pula sektor tersebut dapat memulihkan diri dari terjangan pandemi.
Sebaliknya, sektor-sektor lain yang memiliki rantai pasokan yang lebih panjang secara natural akan mengalami guncangan lebih dalam. Ketergantungan terhadap titik-titik dalam rantai pasok yang panjang --yang sudah pasti terguncang karena pandemi-- akan membuat proses produksi menjadi terganggu. Belum lagi ketika kita bicara dalam proses distribusi sampai di tingkat konsumen yang sudah barang tentu juga mengalami gangguan.
Kita bisa mengambil pelajaran dari suatu entitas bisnis paling sederhana, misalnya pedagang bakso. Meskipun terlihat sederhana, model bisnis bakso memerlukan bahan-bahan yang melibatkan sektor yang kompleks. Ada bahan-bahan baku yang diproduksi oleh sektor industri seperti tepung atau bumbu masak. Ada bahan baku yang harus diambil dari sektor pertanian seperti sayur-mayur. Ada bahan yang juga tergantung dari sektor peternakan, yaitu daging. Kompleksitas itu baru dari sisi produksi, belum dari sisi bagaimana seorang pedagang bakso harus menjualnya di tengah situasi aktivitas masyarakat di ruang publik yang belum pulih.
Sederhana itu Kuat
Jika kita memotret dinamika sektor yang paling ulet dalam bertahan (resilience) di mana pertanian menjadi jagoannya, pelajaran terpenting yang dapat kita lihat adalah betapa pentingnya sistem atau struktur yang sederhana. Apabila kita melihatnya dalam konteks fungsi di dalam organisasi atau korporasi, semakin sederhana sistem atau struktur organisasi merespons situasi pandemi Covid-19, semakin besar kemungkinan keberhasilan organisasi atau korporasi menjaga kinerja mereka.
Pertanyaan lanjutannya, apakah dengan demikian struktur organisasi dalam korporasi atau birokrasi perlu beradaptasi dan menyederhanakan proses eksekusi? Jawabannya adalah ya. Kecepatan adalah kunci keberhasilan, dan dalam konteks ketidakpastian menghadapi situasi pandemi kecepatan akan menjadi panglima utamanya. Baru diikuti oleh aspek-aspek lainnya, terutama dari sisi keakuratan. Harus disadari bahwa situasi pandemi adalah situasi yang sering disebut unprecedented. Situasi yang belum pernah kita alami dengan semua ekosistem yang terbentuk pada hari ini.
Hal terpenting dalam proses adaptasi adalah kemampuan untuk memahami perubahan dan kemauan untuk merespons secara cepat lagi tepat sesuai dengan situasi yang dihadapi. Karena itu, kolaborasi menjadi kata paling penting dalam upaya kita melawan resesi.
Karena itu, kolaborasi antarsektor dengan ujung tombak sektor pertanian menjadi sangat penting dan krusial. Hal yang harus dipahami dan disepakati bersama adalah pandemi Covid-19 telah membuat perubahan drastis dari sisi rantai pasokan (supply chain) maupun dari sisi pola perilaku konsumen (demand). Ciri utama sektor pertanian yang memiliki rantai pasok yang relatif sederhana pada proses produksinya telah menunjukkan bahwa semakin simpel rantai pasok semakin kuat pula sektor tersebut dapat memulihkan diri dari terjangan pandemi.
Sebaliknya, sektor-sektor lain yang memiliki rantai pasokan yang lebih panjang secara natural akan mengalami guncangan lebih dalam. Ketergantungan terhadap titik-titik dalam rantai pasok yang panjang --yang sudah pasti terguncang karena pandemi-- akan membuat proses produksi menjadi terganggu. Belum lagi ketika kita bicara dalam proses distribusi sampai di tingkat konsumen yang sudah barang tentu juga mengalami gangguan.
Kita bisa mengambil pelajaran dari suatu entitas bisnis paling sederhana, misalnya pedagang bakso. Meskipun terlihat sederhana, model bisnis bakso memerlukan bahan-bahan yang melibatkan sektor yang kompleks. Ada bahan-bahan baku yang diproduksi oleh sektor industri seperti tepung atau bumbu masak. Ada bahan baku yang harus diambil dari sektor pertanian seperti sayur-mayur. Ada bahan yang juga tergantung dari sektor peternakan, yaitu daging. Kompleksitas itu baru dari sisi produksi, belum dari sisi bagaimana seorang pedagang bakso harus menjualnya di tengah situasi aktivitas masyarakat di ruang publik yang belum pulih.
Sederhana itu Kuat
Jika kita memotret dinamika sektor yang paling ulet dalam bertahan (resilience) di mana pertanian menjadi jagoannya, pelajaran terpenting yang dapat kita lihat adalah betapa pentingnya sistem atau struktur yang sederhana. Apabila kita melihatnya dalam konteks fungsi di dalam organisasi atau korporasi, semakin sederhana sistem atau struktur organisasi merespons situasi pandemi Covid-19, semakin besar kemungkinan keberhasilan organisasi atau korporasi menjaga kinerja mereka.
Pertanyaan lanjutannya, apakah dengan demikian struktur organisasi dalam korporasi atau birokrasi perlu beradaptasi dan menyederhanakan proses eksekusi? Jawabannya adalah ya. Kecepatan adalah kunci keberhasilan, dan dalam konteks ketidakpastian menghadapi situasi pandemi kecepatan akan menjadi panglima utamanya. Baru diikuti oleh aspek-aspek lainnya, terutama dari sisi keakuratan. Harus disadari bahwa situasi pandemi adalah situasi yang sering disebut unprecedented. Situasi yang belum pernah kita alami dengan semua ekosistem yang terbentuk pada hari ini.
Hal terpenting dalam proses adaptasi adalah kemampuan untuk memahami perubahan dan kemauan untuk merespons secara cepat lagi tepat sesuai dengan situasi yang dihadapi. Karena itu, kolaborasi menjadi kata paling penting dalam upaya kita melawan resesi.
(ras)
tulis komentar anda