Kolaborasi dalam Melawan Resesi di Tengah Pandemi

Rabu, 12 Agustus 2020 - 06:08 WIB
Muhamad Ali
Muhamad Ali

Pemerhati Human Capital

RISET terbaru Harvard Business School, yang baru ditayangkan 10 Agustus lalu, tentang upaya penemuan vaksin berbasis riset sangat menarik untuk dilirik. Dielaborasi dalam riset tersebut kaum perempuan berprofesi menjadi sangat terancam karier mereka sebagai peneliti, akibat adanya pandemi yang membuat laboratorium dan lembaga riset terpaksa mengurangi aktivitas mereka secara sangat signifikan. Di sisi lain, kaum perempuan peneliti juga masih bertambah bebannya dengan urusan-urusan rumah tangga selama masa pandemi. Apalagi bila mereka memiliki anak kecil yang harus diurus selama pembatasan sosial maupun lockdown.



Padahal, negara-negara yang banyak dipandang berhasil menangani pandemi secara baik justru adalah negara-negara yang dipimpin oleh kaum perempuan. Jerman, Norwegia, Denmark, Taiwan, Selandia Baru, adalah beberapa contoh yang sering disebut.

Dua kenyataan yang sepertinya saling bertolak belakang dalam konteks pandemi Covid-19 itu sesungguhnya justru memberikan sinyalemen bahwa analisis atau tinjauan berbasis gender justru menjadi kurang relevan dalam konteks pentingnya membangun kolaborasi yang lebih luas. Tidak hanya kolaborasi menyangkut berbagai macam profesi, kelompok-kelompok dalam masyarakat, maupun para pemimpin antarbangsa.

Ada tantangan yang jauh lebih besar yang sebenarnya sedang dihadapi oleh banyak negara, yang turunannya sudah pasti akan dihadapi oleh lembaga-lembaga di bawahnya, mulai dari birokrasi pemerintahan, lembaga atau organisasi bisnis, sampai kelompok kepentingan lain di dalam masyarakat.

Beberapa negara sudah mengumumkan kondisi resesi --negara-negara lain tinggal menunggu waktu. Sementara kunci atau titik kritis berikutnya sudah berada di depan mata, yakni bagaimana kondisi dan situasi dalam kuartal ketiga tahun ini: bisa berbalik menuju normal atau jatuh ke dalam resesi. Ketidakberhasilan mengupayakan titik balik ekonomi atau sering disebut sebagai countercyclical akan membuat situasi semakin rumit dan akan muncul korban terdampak dalam skala yang lebih luas dan pemulihannya sudah barang tentu akan memakan waktu lebih lama.

Kolaborasi Konteks Mikro

Jika dalam konteks makro-antarbangsa, antarkorporasi, antarkelompok --kolaborasi menjadi kata kunci terpenting, situasi yang sama dalam pandangan saya juga dibutuhkan dalam konteks mikro, baik dalam skala korporasi maupun kolaborasi antarsektor. Mari kita lihat dengan situasi terakhir di Indonesia sendiri.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More