Komunikasi Kubu Anies dan Ganjar untuk Minimalkan Potensi Kecurangan Pemilu 2024
Jum'at, 12 Januari 2024 - 21:18 WIB
JAKARTA - Komunikasi politik antara kubu capres-cawapres nomor urut 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebagai hal positif. Hal itu sebagai upaya untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kecurangan di Pilpres 2024.
"Saya kira itu komunikasi politik yang cukup bagus antara paslon 01 dan 03," tegas pengamat politik Adi Prayitno di Jakarta, Jumat (12/1/2024).
Menurutnya, kedua kubu mempunyai sumber daya politik yang bisa diarahkan untuk meminimalisir potensi terjadinya kecurangan.
"Dua kubu ini, 01 dan 03 mempunyai resource, kekuatan politik, mesin politik yang jejaringnya sampai ke bawah yang tentunya diharapkan publik bisa meminimalisir dan mengantisipasi segala kemungkinan kecurangan yang akan terjadi," jelas Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) itu.
Selain itu, komunikasi politik keduanya juga berguna untuk mengirim pesan pada publik agar bersama-sama menjaga kualitas pemilu.
"Kedua, ini bagus untuk membangun opini publik agar Pemilu 2024 berjalan dengan damai, terbuka, tanpa kecurangan apa pun. Selain komunikasi para elite, ini kan secara tidak langsung ingin mengajak pada seluruh elemen masyarakat agar Pemilu 2024 itu hajatan milik bersama, bukan hanya hajatan partai, bukan hanya hajatan paslon," ungkapnya.
Menurut Adi, baik dan buruknya demokrasi dan pemilu sangat tergantung bagaimana proses pemantauan dan pengawasan pemilu juga dilaksanakan oleh kelompok masyarakat. Sehingga intensitas komunikasi politik semacam ini tentu untuk memaksimalkan supaya kecurangan bisa dihindari.
"Saya kira itu komunikasi politik yang cukup bagus antara paslon 01 dan 03," tegas pengamat politik Adi Prayitno di Jakarta, Jumat (12/1/2024).
Menurutnya, kedua kubu mempunyai sumber daya politik yang bisa diarahkan untuk meminimalisir potensi terjadinya kecurangan.
Baca Juga
"Dua kubu ini, 01 dan 03 mempunyai resource, kekuatan politik, mesin politik yang jejaringnya sampai ke bawah yang tentunya diharapkan publik bisa meminimalisir dan mengantisipasi segala kemungkinan kecurangan yang akan terjadi," jelas Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) itu.
Selain itu, komunikasi politik keduanya juga berguna untuk mengirim pesan pada publik agar bersama-sama menjaga kualitas pemilu.
"Kedua, ini bagus untuk membangun opini publik agar Pemilu 2024 berjalan dengan damai, terbuka, tanpa kecurangan apa pun. Selain komunikasi para elite, ini kan secara tidak langsung ingin mengajak pada seluruh elemen masyarakat agar Pemilu 2024 itu hajatan milik bersama, bukan hanya hajatan partai, bukan hanya hajatan paslon," ungkapnya.
Menurut Adi, baik dan buruknya demokrasi dan pemilu sangat tergantung bagaimana proses pemantauan dan pengawasan pemilu juga dilaksanakan oleh kelompok masyarakat. Sehingga intensitas komunikasi politik semacam ini tentu untuk memaksimalkan supaya kecurangan bisa dihindari.
tulis komentar anda