Momen HT dan Kiai Said Aqil Makan Malam di Warung Lesehan usai Sholawatan di Demak
Sabtu, 06 Januari 2024 - 09:28 WIB
DEMAK - Ketum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) menikmati makan malam di warung lesehan usai mengikuti acara Sholawat Persatuan Indonesia di Lapangan Sepakbola Prampelan, Kabupaten Demak, Jawa Tengah (Jateng), Jumat (5/1/2024) malam. HT makan malam bersama mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj, Habib Kribo, dan koleganya.
Tampak HT menggunakan baju berwarna putih dengan logo Partai Perindo di bagian dada kiri duduk di depan KH Said Aqil dan Habib Kribo. Selain makan, HT tak lupa sempat berbincang-bincang dengan para pedagang dan warga setempat.
Hal itu disampaikan HT saat membuka Sholawatan Persatuan Indonesia di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Jumat (5/1/2024) malam. Awalnya HT menyampaikan banyak masyarakat menginginkan agar Indonesia bisa maju. Menurutnya, untuk menjadi negara maju salah satu caranya adalah menindak tegas tindak pidana korupsi.
"Salah satu yang harus diberantas apa? korupsi," kata HT.
HT dan Kiai Said sebelumnya menghadiri Sholawat Persatuan Indonesia di Lapangan Sepakbola Prampelan, Kabupaten Demak, Jawa Tengah (Jateng). Dalam sambutannya, HT menyebut calon wakil presiden (cawapres) Mahfud MD merupakan salah satu tokoh antikorupsi. Di bawah kepemimpinan Mahfud, Indonesia akan tegas memberantas korupsi.
"Kalau Indonesia mau maju, korupsi harus diberantas dan Pak Mahfud adalah orang yang paling tepat untuk pemberantasan korupsi," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Mahfud MD mengatakan, pemilih jangan hanya mendasarkan pilihannya pada program-program yang disampaikan melalui media massa. Pemilih yang cerdas harus melihat rekam jejak calon pemimpin yang akan dipilih agar bisa memajukan Indonesia ke depannya.
"Menurut saya, kita tidak harus percaya pada program visi dan misi yang ditulis di kertas dan diumumkan di televisi, yang harus dipercaya adalah track record catatan perjalanan ketika beliau itu belum menjadi pejabat sampai menjadi pejabat," kata Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) itu.
Mahfud melanjutkan, jangan sampai memilih pemimpin yang berkoar-koar soal pemberantasan korupsi, tapi sepak terjangnya saat menjadi seorang pejabat malah berlumuran kasus korupsi.
"Kalau ada orang bilang memberantas korupsi, sementara dia sendiri berlumuran korupsi, itu pasti tidak layak. Kalau orang mengatakan saya akan menegakkan hak asasi manusia, sementara dia sendiri berlumuran dengan pelanggaran HAM, itu pasti tidak layak," kata Mahfud.
Tampak HT menggunakan baju berwarna putih dengan logo Partai Perindo di bagian dada kiri duduk di depan KH Said Aqil dan Habib Kribo. Selain makan, HT tak lupa sempat berbincang-bincang dengan para pedagang dan warga setempat.
Hal itu disampaikan HT saat membuka Sholawatan Persatuan Indonesia di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Jumat (5/1/2024) malam. Awalnya HT menyampaikan banyak masyarakat menginginkan agar Indonesia bisa maju. Menurutnya, untuk menjadi negara maju salah satu caranya adalah menindak tegas tindak pidana korupsi.
"Salah satu yang harus diberantas apa? korupsi," kata HT.
HT dan Kiai Said sebelumnya menghadiri Sholawat Persatuan Indonesia di Lapangan Sepakbola Prampelan, Kabupaten Demak, Jawa Tengah (Jateng). Dalam sambutannya, HT menyebut calon wakil presiden (cawapres) Mahfud MD merupakan salah satu tokoh antikorupsi. Di bawah kepemimpinan Mahfud, Indonesia akan tegas memberantas korupsi.
"Kalau Indonesia mau maju, korupsi harus diberantas dan Pak Mahfud adalah orang yang paling tepat untuk pemberantasan korupsi," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Mahfud MD mengatakan, pemilih jangan hanya mendasarkan pilihannya pada program-program yang disampaikan melalui media massa. Pemilih yang cerdas harus melihat rekam jejak calon pemimpin yang akan dipilih agar bisa memajukan Indonesia ke depannya.
"Menurut saya, kita tidak harus percaya pada program visi dan misi yang ditulis di kertas dan diumumkan di televisi, yang harus dipercaya adalah track record catatan perjalanan ketika beliau itu belum menjadi pejabat sampai menjadi pejabat," kata Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) itu.
Mahfud melanjutkan, jangan sampai memilih pemimpin yang berkoar-koar soal pemberantasan korupsi, tapi sepak terjangnya saat menjadi seorang pejabat malah berlumuran kasus korupsi.
"Kalau ada orang bilang memberantas korupsi, sementara dia sendiri berlumuran korupsi, itu pasti tidak layak. Kalau orang mengatakan saya akan menegakkan hak asasi manusia, sementara dia sendiri berlumuran dengan pelanggaran HAM, itu pasti tidak layak," kata Mahfud.
(abd)
tulis komentar anda