Diaspora Indonesia Amerika Sesalkan Penganiayaan terhadap Relawan Ganjar-Mahfud
Minggu, 31 Desember 2023 - 20:18 WIB
JAKARTA - Diaspora Indonesia di Amerika Serikat turut menanggapi viralnya video penganiayaan terhadap relawan Ganjar-Mahfud oleh oknum anggota TNI dari Yonif 408/Sbh di Boyolali, Jawa Tengah. Mereka menyesalkan peristiwa kekerasan itu terjadi.
"Kami dan saya khususnya sebagai diaspora Indonesia sangat menyesalkan terjadinya tindak kekerasan dalam bentuk pengeroyokan terhadap simpatisan capres dan cawapres Ganjar-Mahfud di Boyolali. Apa pun sebab dan alasannya, hal seperti ini sebaiknya diselesaikan dengan proses dialog dan bukan berakhir dengan tindakan-tindakan yang kurang elok dan bertentangan dengan budaya Indonesia," kata Mayasari, seorang perajin tempe di Amerika Serikat dalam keterangan tertulis, Minggu (31/12/2023).
Ia mengimbau peristiwa penganiayaan itu diusut tuntas agar tidak menimbulkan keresahan di tengah masyarakat karena hukum seharusnya tidak pandang bulu. "Kami mendorong teman-teman penegak hukum untuk mengusut tuntas kejadian ini sesegera mungkin. Kami berharap semua pihak yang terlibat ditangkap dan diadili sesuai hukum yang berlaku. Apalagi, insiden ini sudah membuat resah dan membuat gaduh situasi tanah air yang sudah semakin panas mendekati Pemilu 2024," kata Maya.
Senada dengan Maya, Robert Prasetya, Diaspora Indonesia simpatisan Ganjar-Mahfud di Kanada berpendapat, Reformasi seharusnya menjadikan Indonesia menjadi negara demokrasi yang lebih baik. Karena itu, ia juga menyesalkan kekerasan aparat terhadap relawan Ganjar-Mahfud.
"Saya juga turut menyesalkan adanya kejadian ini. Apalagi citra bangsa bisa tercoreng di dunia internasional," katanya.
Tim Pemenangan Luar Negeri (TPLN) Ganjar-Mahfud di Amerika Serikat juga turut menanggapi viralnya kejadian tersebut. Daniel Fu yang merupakan salah satu anggota dari Board of Advisor TPLN USA menekankan bahwa kejadian ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
"Kekerasan bukanlah cerminan karakter dan budaya bangsa kita. Persatuan dalam kebhinekaan jangan sampai terpecah belah oleh segelintir oknum yang tidak bertanggung jawab. Kita harus sadari bahwa kita semua hidup berdampingan di bawah satu payung nusantara. Perbedaan pilihan pemilu hanya sementara sehingga rasa persaudaraan sebagai sebuah bangsa menjadi hal yang tetap utama," kata Daniel.
"Kami dan saya khususnya sebagai diaspora Indonesia sangat menyesalkan terjadinya tindak kekerasan dalam bentuk pengeroyokan terhadap simpatisan capres dan cawapres Ganjar-Mahfud di Boyolali. Apa pun sebab dan alasannya, hal seperti ini sebaiknya diselesaikan dengan proses dialog dan bukan berakhir dengan tindakan-tindakan yang kurang elok dan bertentangan dengan budaya Indonesia," kata Mayasari, seorang perajin tempe di Amerika Serikat dalam keterangan tertulis, Minggu (31/12/2023).
Ia mengimbau peristiwa penganiayaan itu diusut tuntas agar tidak menimbulkan keresahan di tengah masyarakat karena hukum seharusnya tidak pandang bulu. "Kami mendorong teman-teman penegak hukum untuk mengusut tuntas kejadian ini sesegera mungkin. Kami berharap semua pihak yang terlibat ditangkap dan diadili sesuai hukum yang berlaku. Apalagi, insiden ini sudah membuat resah dan membuat gaduh situasi tanah air yang sudah semakin panas mendekati Pemilu 2024," kata Maya.
Senada dengan Maya, Robert Prasetya, Diaspora Indonesia simpatisan Ganjar-Mahfud di Kanada berpendapat, Reformasi seharusnya menjadikan Indonesia menjadi negara demokrasi yang lebih baik. Karena itu, ia juga menyesalkan kekerasan aparat terhadap relawan Ganjar-Mahfud.
"Saya juga turut menyesalkan adanya kejadian ini. Apalagi citra bangsa bisa tercoreng di dunia internasional," katanya.
Tim Pemenangan Luar Negeri (TPLN) Ganjar-Mahfud di Amerika Serikat juga turut menanggapi viralnya kejadian tersebut. Daniel Fu yang merupakan salah satu anggota dari Board of Advisor TPLN USA menekankan bahwa kejadian ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
"Kekerasan bukanlah cerminan karakter dan budaya bangsa kita. Persatuan dalam kebhinekaan jangan sampai terpecah belah oleh segelintir oknum yang tidak bertanggung jawab. Kita harus sadari bahwa kita semua hidup berdampingan di bawah satu payung nusantara. Perbedaan pilihan pemilu hanya sementara sehingga rasa persaudaraan sebagai sebuah bangsa menjadi hal yang tetap utama," kata Daniel.
(abd)
tulis komentar anda