Pengamat Pertanyakan Kredibilitas Lembaga Survei di Pemilu 2024
Senin, 11 Desember 2023 - 20:13 WIB
Senada, Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) Indonesia Ray Rangkuti menganggap ada kesenjangan pengetahuan atas azas dan tata cara pemilu demokratis bekerja.
"Di kalangan kaum Generasi Y/Z. Mereka belum sepenuhnya menerima apa dan bagaimana pemilu demokratis yang sebenarnya. Dengan hanya mendasarkan diri pada info-info sekilas di berbagai tayangan media sosial, mereka menebalkan makna apa itu kecurangan pemilu, dan pemilu yang demokratis," ujarnya.
Menurut Ray, hal itu pula yang membuat mayoritas publik kurang peka terhadap isu demokrasi. Ditambah dampak dari media sosial yang lebih mengutamakan pelanggaran salah satu calon dibanding calon yang lain. "Hal itu semakin membuat nalar kritis masyarakat semakin meredup," katanya.
"Itulah kiranya mengapa mereka kurang sensitif pada isu (politik) dinasti, isu putusan MK (Mahkamah Konstitusi) yang cacat etik berat, berbagai contoh ketidaknetralan aparat, dan sebagainya. Mereka menerima atau menolaknya dengan begitu saja. Tanpa kritisisme," tandasnya.
"Di kalangan kaum Generasi Y/Z. Mereka belum sepenuhnya menerima apa dan bagaimana pemilu demokratis yang sebenarnya. Dengan hanya mendasarkan diri pada info-info sekilas di berbagai tayangan media sosial, mereka menebalkan makna apa itu kecurangan pemilu, dan pemilu yang demokratis," ujarnya.
Menurut Ray, hal itu pula yang membuat mayoritas publik kurang peka terhadap isu demokrasi. Ditambah dampak dari media sosial yang lebih mengutamakan pelanggaran salah satu calon dibanding calon yang lain. "Hal itu semakin membuat nalar kritis masyarakat semakin meredup," katanya.
"Itulah kiranya mengapa mereka kurang sensitif pada isu (politik) dinasti, isu putusan MK (Mahkamah Konstitusi) yang cacat etik berat, berbagai contoh ketidaknetralan aparat, dan sebagainya. Mereka menerima atau menolaknya dengan begitu saja. Tanpa kritisisme," tandasnya.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda