Wamenkominfo Sebut Data Bisa Deteksi Bencana dan Selamatkan Nyawa Masyarakat
Kamis, 07 Desember 2023 - 17:45 WIB
JAKARTA - Satu Data Indonesia (SDI) merupakan sistem integratif dalam hal penanganan data. Dengan adanya SDI, pemerintah bisa membuat kebijakan yang tepat.
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo), Nezar Patria menjelaskan data bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya bencana serta menyelamatkan nyawa masyarakat.
“Contohnya di India, pemerintah mereka membuat aplikasi untuk mendeteksi banjir dan menggunakan kecerdasan buatan, lalu diolah semua datanya dan bisa buat prediksi satu minggu sebelum banjir datang sehingga penduduk di daerah itu bisa diungsikan terlebih dahulu. Prediksi ini bisa membuat banyak nyawa masyarakat diselamatkan,” ujar Nezar dalam acara Talkshow Integrasi SPBE Pilar Transformasi Digital Indonesia dengan tema Akselerasi Pelayanan Publik dengan Integrasi SPBE di Jakarta, Kamis (7/12/2023).
Nezar menjelaskan Jakarta adalah daerah yang selalu banjir di masa musim hujan. Menurutnya, dengan big data maka bisa didapat data geospasial, demografi, dan juga solusi integratif yang harus dilakukan hingga ke bantuan yang harus diberikan.
Dilanjutkan Nezar, pengelolaan data di Indonesia melibatkan banyak Kementerian/Lembaga. Ibarat sebuah korporasi, Chief Data Officer adalah Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang bertugas mengumpulkan data. Sedangkan Kementerian Keuangan menjadi Chief Financial Officer, Kominfo jadi Chief Technology Officer.
“Karena Dukcapil ada data-data penting dari daerah dan juga dikonsolidasi maka Kemendagri itu jadi Chief Regional Government Officer, lalu terkait keamanan kita libatkan BSSN sebagai Chief Security Offficer serta BRIN jadi Chief Research Officer,” jelas Nezar.
Nezar menambahkan Satu Data Indonesia akan memiliki kualitas data yang lebih baik sehingga bisa menjadi rujukan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan.
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo), Nezar Patria menjelaskan data bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya bencana serta menyelamatkan nyawa masyarakat.
“Contohnya di India, pemerintah mereka membuat aplikasi untuk mendeteksi banjir dan menggunakan kecerdasan buatan, lalu diolah semua datanya dan bisa buat prediksi satu minggu sebelum banjir datang sehingga penduduk di daerah itu bisa diungsikan terlebih dahulu. Prediksi ini bisa membuat banyak nyawa masyarakat diselamatkan,” ujar Nezar dalam acara Talkshow Integrasi SPBE Pilar Transformasi Digital Indonesia dengan tema Akselerasi Pelayanan Publik dengan Integrasi SPBE di Jakarta, Kamis (7/12/2023).
Nezar menjelaskan Jakarta adalah daerah yang selalu banjir di masa musim hujan. Menurutnya, dengan big data maka bisa didapat data geospasial, demografi, dan juga solusi integratif yang harus dilakukan hingga ke bantuan yang harus diberikan.
Dilanjutkan Nezar, pengelolaan data di Indonesia melibatkan banyak Kementerian/Lembaga. Ibarat sebuah korporasi, Chief Data Officer adalah Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang bertugas mengumpulkan data. Sedangkan Kementerian Keuangan menjadi Chief Financial Officer, Kominfo jadi Chief Technology Officer.
“Karena Dukcapil ada data-data penting dari daerah dan juga dikonsolidasi maka Kemendagri itu jadi Chief Regional Government Officer, lalu terkait keamanan kita libatkan BSSN sebagai Chief Security Offficer serta BRIN jadi Chief Research Officer,” jelas Nezar.
Nezar menambahkan Satu Data Indonesia akan memiliki kualitas data yang lebih baik sehingga bisa menjadi rujukan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan.
(kri)
tulis komentar anda