Manifesto VII, Langkah Berani Galeri Nasional di Tengah Pandemi
Sabtu, 08 Agustus 2020 - 14:22 WIB
Menurut Rizki A Zaelani, hasil kurasi pameran daring Manifesto VII “Pandemi” menampilkan jenis karya yang beranekaragam yang kemudian bisa dibagi ke dalam dua tipe peserta pameran, seniman dan nonseniman.“Para seniman menghadirkan karya kompleks yang sarat dengan metafor untuk hubungan antara pandemi dengan struktur nilai di luar kemampuan nalar manusia,” kata Rizki.
( )
Sementara peserta non seniman berasal dari latar belakang yang berbeda-beda mulai dari dokter, mahasiswa, guru, pegawai, hingga ibu rumah tangga, menonjolkan dua jenis respons terhadap kondisi pandemi. Pertama, menunjukkan perjuangan mereka beradaptasi dengan segala perubahan yang terjadi, dan kedua, menghadirkan pandemi sebagai sebuah laporan situasi yang menggugah.
Sementara itu, jenis karya yang masuk, meskipun berbentuk video, hasilnya juga beragam. Dari mulai karya lukisan yang dihadirkan lewat medium video, tarian, pemeranan teater, hingga karya yang dibuat dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence).
Variasi ini turut menampilkan perkembangan seni media baru (new media art) di Indonesia yang semakin menggeliat di tengah tantangan dan kompleksitas. “Pameran daring Manifesto VII 'Pandemi' adalah langkah berani GNI untuk berinovasi dan merespons perubahan situasi. Dengan kerja kreatif dan upaya terbaik, harapannya pameran daring Manifesto VII 'Pandemi' bisa diterima oleh publik dan menjadi referensi untuk pameran daring yang bisa terus dikembangkan agar lebih baik di masa depan,” tutur Kepala Galeri Nasional Indonesia
Lihat Juga: Konser Slendhang Biru Tak Pernah Usai di Museum SBY-Ani Lestarikan Gending Karawitan Jawa
( )
Sementara peserta non seniman berasal dari latar belakang yang berbeda-beda mulai dari dokter, mahasiswa, guru, pegawai, hingga ibu rumah tangga, menonjolkan dua jenis respons terhadap kondisi pandemi. Pertama, menunjukkan perjuangan mereka beradaptasi dengan segala perubahan yang terjadi, dan kedua, menghadirkan pandemi sebagai sebuah laporan situasi yang menggugah.
Sementara itu, jenis karya yang masuk, meskipun berbentuk video, hasilnya juga beragam. Dari mulai karya lukisan yang dihadirkan lewat medium video, tarian, pemeranan teater, hingga karya yang dibuat dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence).
Variasi ini turut menampilkan perkembangan seni media baru (new media art) di Indonesia yang semakin menggeliat di tengah tantangan dan kompleksitas. “Pameran daring Manifesto VII 'Pandemi' adalah langkah berani GNI untuk berinovasi dan merespons perubahan situasi. Dengan kerja kreatif dan upaya terbaik, harapannya pameran daring Manifesto VII 'Pandemi' bisa diterima oleh publik dan menjadi referensi untuk pameran daring yang bisa terus dikembangkan agar lebih baik di masa depan,” tutur Kepala Galeri Nasional Indonesia
Lihat Juga: Konser Slendhang Biru Tak Pernah Usai di Museum SBY-Ani Lestarikan Gending Karawitan Jawa
(dam)
tulis komentar anda