Jokowi Akui Indonesia Masih Ketergantungan Bahan Baku Obat Impor
Kamis, 30 April 2020 - 14:07 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut pandemi Corona (Covid-19) memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk melihat sektor-sektor mana saja yang perlu diperbaiki.
Dia menilai pandemi juga dapat mengukur seberapa kuat ketahanan sosial, ekonomi, dan pangan Indonesia. Termasuk sebesara besar ketergantungan Indonesia kepada negara lain.
“Pada situasi seperti ini kita bisa melihat dan menghitung lagi berbagai potensi di dalam negeri yang kita miliki yang belum terkelola dengan maksimal, yang belum kita bangun dan kita manfaatkan secara baik,” kata Jokowi saat membuka Musrenbangnas, Kamis (30/4/2020).
Dia juga menoroti ketanan nasional di sektor kesehatan. Menurut dia, ketergantungan industri farmasi Indonesia terhadap impor bahan baku obat masih sangat tinggi.
“95% masih impor. Alat kesehatan ada tidak? Apa yg bisa kita produksi sendiri dan apa saja yang kita beli dari negara lain. Sekarang kelihatan semua. Lalu bagaimana dengan tenaga medis, rasio dokter, rasio dokter spesialis, perawat, apa cukup menghadapi situasi seperti saat ini,” papar mantan Wali Kota Solo ini.( )
Jokowi juga menyoroti masih adanya penyakit menular yang memerlukan penanganan khusus seperti TBC. Apalagi Indonesia saat ini merupakan negara terbesar ketiga jumlah penduduk dengan penyakit TBC.
“Kita punya beberapa penyakit menular berbahaya yang perlu penanganan khusus, seperti TBC. Bagaimana ketersediaan rumah sakit kita, fasilitasnya, tempat tidurnya, cukup atau tidak,” katanya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga menyebut saat ini rasio jumlah tempat tidur di rumah sakit dengan jumlah penduduk masih kecil. Rasio Indonesia saat ini adalah 1,2 per 1.000.
“Artinya hanya tersedia 1,2 tempat tidur bagi 1.000 penduduk. Dibanding negara lain, Indonesia masih kalah. India 2,7 per 1.000. Tiongkok 4,3 per 1.000. Tertinggi jepang 13 per 1.000,” tuturnya.
Jokowi juga menekankan pentingnya ketahanan sektor kesehatan dalam negeri. Dia meminta dicek kembali kemampuan laboratorium di dalam negeri saat ini.
“Kemudian bagaimana dengan laboratorium. Berapa kita punya? Bagaimana kemampuannya? Perlatananya? SDMnya? Smeuanya harus kita hitung. Karena kita melihat pentingnya Health security di masa-masa yang akan datang. Kejadian pandemi Covid ini menyadarkan kita semuanya betapa pentingnya health security,” tuturnya.
Dia menilai pandemi juga dapat mengukur seberapa kuat ketahanan sosial, ekonomi, dan pangan Indonesia. Termasuk sebesara besar ketergantungan Indonesia kepada negara lain.
“Pada situasi seperti ini kita bisa melihat dan menghitung lagi berbagai potensi di dalam negeri yang kita miliki yang belum terkelola dengan maksimal, yang belum kita bangun dan kita manfaatkan secara baik,” kata Jokowi saat membuka Musrenbangnas, Kamis (30/4/2020).
Dia juga menoroti ketanan nasional di sektor kesehatan. Menurut dia, ketergantungan industri farmasi Indonesia terhadap impor bahan baku obat masih sangat tinggi.
“95% masih impor. Alat kesehatan ada tidak? Apa yg bisa kita produksi sendiri dan apa saja yang kita beli dari negara lain. Sekarang kelihatan semua. Lalu bagaimana dengan tenaga medis, rasio dokter, rasio dokter spesialis, perawat, apa cukup menghadapi situasi seperti saat ini,” papar mantan Wali Kota Solo ini.( )
Jokowi juga menyoroti masih adanya penyakit menular yang memerlukan penanganan khusus seperti TBC. Apalagi Indonesia saat ini merupakan negara terbesar ketiga jumlah penduduk dengan penyakit TBC.
“Kita punya beberapa penyakit menular berbahaya yang perlu penanganan khusus, seperti TBC. Bagaimana ketersediaan rumah sakit kita, fasilitasnya, tempat tidurnya, cukup atau tidak,” katanya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga menyebut saat ini rasio jumlah tempat tidur di rumah sakit dengan jumlah penduduk masih kecil. Rasio Indonesia saat ini adalah 1,2 per 1.000.
“Artinya hanya tersedia 1,2 tempat tidur bagi 1.000 penduduk. Dibanding negara lain, Indonesia masih kalah. India 2,7 per 1.000. Tiongkok 4,3 per 1.000. Tertinggi jepang 13 per 1.000,” tuturnya.
Jokowi juga menekankan pentingnya ketahanan sektor kesehatan dalam negeri. Dia meminta dicek kembali kemampuan laboratorium di dalam negeri saat ini.
“Kemudian bagaimana dengan laboratorium. Berapa kita punya? Bagaimana kemampuannya? Perlatananya? SDMnya? Smeuanya harus kita hitung. Karena kita melihat pentingnya Health security di masa-masa yang akan datang. Kejadian pandemi Covid ini menyadarkan kita semuanya betapa pentingnya health security,” tuturnya.
(dam)
tulis komentar anda