Perkuat AKHLAK, Majukan BUMN
Jum'at, 07 Agustus 2020 - 06:05 WIB
M Muchlas Rowi
Pegiat Ekonomi Kreatif, Komisaris Independen PT Jamkrindo
TAHUN 2020 merupakan tahun yang sangat dinamis bagi ekonomi Indonesia, terutama karena menghadapi pandemi corona virus disease (Covid-19). Ada kontraksi atau bahkan ancaman resesi yang terus membayangi. Lantas kita pun ditantang untuk bisa bergerak lebih cepat dalam mengambil keputusan-keputusan yang tepat. Termasuk bagi BUMN yang telah ditetapkan untuk ikut dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Merujuk pada salinan paparan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat tertutup dengan Komisi XI DPR, ada delapan BUMN yang bakal menerima kucuran dana sebesar Rp94,23 triliun melalui PEN. Sederet korporasi pemerintah tersebut menjadi sasaran program PEN untuk menggenjot kinerja ekonomi yang mandek akibat pandemi. Persoalannya, apa yang kita hadapi saat ini memang tak pernah ada preseden sebelumnya. Pada tahun 1998, 2008, atau bahkan tahun 1930-an kita memang pernah mengalami krisis hebat, namun yang kita hadapi saat ini jauh lebih hebat.
Belum lagi BUMN saat ini juga tengah menghadapi persoalan klasik. Seperti dikeluhkan Menteri BUMN Erick Thohir, yakni soal kebiasaan BUMN yang masih saja merambah banyak sektor usaha di luar fokus utamanya. Mestinya BUMN fokus dan maksimal dalam bidang usaha yang jadi kegiatan utamanya. Perilaku yang tidak fokus dan merambah semua bidang usaha, tanpa strategi yang matang, bisa menimbulkan kerugian, baik bagi BUMN maupun pemerintah sendiri. Perilaku ini tentu tidak baik, jauh dari nilai budaya BUMN maupun bangsa.
Karena itu, reformasi yang tengah didorong Menteri Erick Thohir saat ini di tubuh BUMN menemukan signifikansinya. Terutama upaya untuk merestrukturisasi dan menguatkan core business maupun core value BUMN. Rencana Erick yang ingin melebur bisnis-bisnis sampingan yang dimiliki oleh BUMN patut diapresiasi. Hal tersebut untuk menindaklanjuti temuan mengenai banyaknya BUMN yang selama ini memiliki anak cucu usaha yang berbeda dari bisnis inti. Inilah momentum reformasi total di tubuh BUMN. Terutama karena saat ini, core value BUMN sendiri tengah disorong, disosialisasikan, dan dikuatkan.
Bengkel AKHLAK
Seperti kita ketahui, jika saat ini Menteri BUMN tengah gencar menyosialisasikan AKHLAK sebagai core value di lingkungan Kementerian BUMN. Akronim AKHLAK yang ditetapkan Erick Thohir merujuk pada nilai Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan kolaboratif.
AKHLAK bagi Erick sejatinya dimaksudkan sebagai identitas dan perekat budaya kerja yang mendukung peningkatan kinerja secara berkelanjutan. Tujuan utamanya adalah melakukan transformasi human capital dan meningkatkan daya saing BUMN menjadi pemain global dan menjadikan BUMN sebagai pabrik talenta.
Pegiat Ekonomi Kreatif, Komisaris Independen PT Jamkrindo
TAHUN 2020 merupakan tahun yang sangat dinamis bagi ekonomi Indonesia, terutama karena menghadapi pandemi corona virus disease (Covid-19). Ada kontraksi atau bahkan ancaman resesi yang terus membayangi. Lantas kita pun ditantang untuk bisa bergerak lebih cepat dalam mengambil keputusan-keputusan yang tepat. Termasuk bagi BUMN yang telah ditetapkan untuk ikut dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Merujuk pada salinan paparan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat tertutup dengan Komisi XI DPR, ada delapan BUMN yang bakal menerima kucuran dana sebesar Rp94,23 triliun melalui PEN. Sederet korporasi pemerintah tersebut menjadi sasaran program PEN untuk menggenjot kinerja ekonomi yang mandek akibat pandemi. Persoalannya, apa yang kita hadapi saat ini memang tak pernah ada preseden sebelumnya. Pada tahun 1998, 2008, atau bahkan tahun 1930-an kita memang pernah mengalami krisis hebat, namun yang kita hadapi saat ini jauh lebih hebat.
Belum lagi BUMN saat ini juga tengah menghadapi persoalan klasik. Seperti dikeluhkan Menteri BUMN Erick Thohir, yakni soal kebiasaan BUMN yang masih saja merambah banyak sektor usaha di luar fokus utamanya. Mestinya BUMN fokus dan maksimal dalam bidang usaha yang jadi kegiatan utamanya. Perilaku yang tidak fokus dan merambah semua bidang usaha, tanpa strategi yang matang, bisa menimbulkan kerugian, baik bagi BUMN maupun pemerintah sendiri. Perilaku ini tentu tidak baik, jauh dari nilai budaya BUMN maupun bangsa.
Karena itu, reformasi yang tengah didorong Menteri Erick Thohir saat ini di tubuh BUMN menemukan signifikansinya. Terutama upaya untuk merestrukturisasi dan menguatkan core business maupun core value BUMN. Rencana Erick yang ingin melebur bisnis-bisnis sampingan yang dimiliki oleh BUMN patut diapresiasi. Hal tersebut untuk menindaklanjuti temuan mengenai banyaknya BUMN yang selama ini memiliki anak cucu usaha yang berbeda dari bisnis inti. Inilah momentum reformasi total di tubuh BUMN. Terutama karena saat ini, core value BUMN sendiri tengah disorong, disosialisasikan, dan dikuatkan.
Bengkel AKHLAK
Seperti kita ketahui, jika saat ini Menteri BUMN tengah gencar menyosialisasikan AKHLAK sebagai core value di lingkungan Kementerian BUMN. Akronim AKHLAK yang ditetapkan Erick Thohir merujuk pada nilai Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan kolaboratif.
AKHLAK bagi Erick sejatinya dimaksudkan sebagai identitas dan perekat budaya kerja yang mendukung peningkatan kinerja secara berkelanjutan. Tujuan utamanya adalah melakukan transformasi human capital dan meningkatkan daya saing BUMN menjadi pemain global dan menjadikan BUMN sebagai pabrik talenta.
Lihat Juga :
tulis komentar anda