Dua Sahabat Presiden Jokowi Kecewa Gibran Maju Jadi Cawapres
Senin, 06 November 2023 - 22:28 WIB
JAKARTA - Dua sahabat Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakni, mantan Wakil Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo dan politikus senior PDI Perjuangan Seno Kusumoharjo mengungkapkan kekecewaannya. menyusul langkah Gibran Rakabuming Raka yang maju sebagai calon wakil presiden (Cawapres) di Pilpres 2024. Seperti diketahui, Gibran menjadi cawapres mendampingi Capres Prabowo Subianto.
”Kalau saya dukungnya Ganjar - Mahfud. Tegak lurus kok. Kalau kita mendukung Ganjar - Mahfud itu bukan kita yang berubah, yang berubah yang sana (Jokowi), bukan saya. Pemahaman saya, mereka yang masih berkomitmen dengan ajaran Marhaenis ya hanya satu Ganjar-Mahfud,” ujar Seno, Senin (6/11/2023).
Menurut Seno, untuk mencapai sesuatu yang baik itu harus melalui proses dan dilandasi niat yang baik. Seno mengaku hal itu tidak terlihat dalam proses pencalonan Gibran.
”Rasanya ini kok tidak terpenuhi. Sebagai orang tua berkeinginan anaknya mencalonkan sebagai wakil presiden relatif itu baik. Tapi apakah prosesnya baik? Saya tidak perlu menjelaskan, tapi di medsos orang menilai prosesnya tidak baik,” ucapnya.
Senada, Rudy mengaku, kekecewaan merupakan hal yang biasa. Apalagi di dalam sebuah partai yang penuh dinamika. “Kami hanya fokus menangkan Ganjar-Mahfud,” ucapnya.
Ketua DPC PDIP Kota Solo ini mengimbau kepada seluruh kadernya untuk tidak melakukan tindakan-tindakan merugikan orang lain. Termasuk merugikan masyarakat. “Ketiga, tidak boleh menjelek-jelekan, mencaci maki dan sebagainya. Yuk tunjukkan bahwa sikap kita sudah jelas,” tegasnya.
Terkait netralitas Jokowi, Seno maupun Rudy sama-sama tidak yakin jika Jokowi akan bersikap netral dalam Pilpres 2024. Sebab Gibran adalah anak kesayangan Jokowi.
”Kalau saya bilang tidak mungkin netral. Mohon maaf. Bapak dan anak ya tidak bisa. Wong karo anak kok netral, yo ora (sama anak nggak mungkin netral). Sebatas dan sejauh apa ketidaknetralan itu terwujud, terlihat, terefleksikan itu urusan berbeda. Tetapi kalau omong netral, kok kita ini kaya anak kecil gampang diapusi (ditipu). Yo ora (ya enggak mungkin)," kata Seno.
Seno menilai, Jokowi kesulitan untuk memenangkan anaknya. Sehingga bersikap tidak netral dan melakukan sejumlah intervensi-intervensi dari orang yang seharusnya netral. "Orang yang seharusnya netral tapi nggak netral itu ya susah sekali. Tapi itu saya hargai, karena secara tidak langsung mereka menganggap Ganjar - Mahfud ini hebat. Sehingga harus dibantu banyak orang to, untuk mengalahkannya. Dan tidak akan terkalahkan Ganjar - Mahfud itu di 2024," ungkap Seno.
”Kalau saya dukungnya Ganjar - Mahfud. Tegak lurus kok. Kalau kita mendukung Ganjar - Mahfud itu bukan kita yang berubah, yang berubah yang sana (Jokowi), bukan saya. Pemahaman saya, mereka yang masih berkomitmen dengan ajaran Marhaenis ya hanya satu Ganjar-Mahfud,” ujar Seno, Senin (6/11/2023).
Menurut Seno, untuk mencapai sesuatu yang baik itu harus melalui proses dan dilandasi niat yang baik. Seno mengaku hal itu tidak terlihat dalam proses pencalonan Gibran.
”Rasanya ini kok tidak terpenuhi. Sebagai orang tua berkeinginan anaknya mencalonkan sebagai wakil presiden relatif itu baik. Tapi apakah prosesnya baik? Saya tidak perlu menjelaskan, tapi di medsos orang menilai prosesnya tidak baik,” ucapnya.
Senada, Rudy mengaku, kekecewaan merupakan hal yang biasa. Apalagi di dalam sebuah partai yang penuh dinamika. “Kami hanya fokus menangkan Ganjar-Mahfud,” ucapnya.
Baca Juga
Ketua DPC PDIP Kota Solo ini mengimbau kepada seluruh kadernya untuk tidak melakukan tindakan-tindakan merugikan orang lain. Termasuk merugikan masyarakat. “Ketiga, tidak boleh menjelek-jelekan, mencaci maki dan sebagainya. Yuk tunjukkan bahwa sikap kita sudah jelas,” tegasnya.
Terkait netralitas Jokowi, Seno maupun Rudy sama-sama tidak yakin jika Jokowi akan bersikap netral dalam Pilpres 2024. Sebab Gibran adalah anak kesayangan Jokowi.
”Kalau saya bilang tidak mungkin netral. Mohon maaf. Bapak dan anak ya tidak bisa. Wong karo anak kok netral, yo ora (sama anak nggak mungkin netral). Sebatas dan sejauh apa ketidaknetralan itu terwujud, terlihat, terefleksikan itu urusan berbeda. Tetapi kalau omong netral, kok kita ini kaya anak kecil gampang diapusi (ditipu). Yo ora (ya enggak mungkin)," kata Seno.
Seno menilai, Jokowi kesulitan untuk memenangkan anaknya. Sehingga bersikap tidak netral dan melakukan sejumlah intervensi-intervensi dari orang yang seharusnya netral. "Orang yang seharusnya netral tapi nggak netral itu ya susah sekali. Tapi itu saya hargai, karena secara tidak langsung mereka menganggap Ganjar - Mahfud ini hebat. Sehingga harus dibantu banyak orang to, untuk mengalahkannya. Dan tidak akan terkalahkan Ganjar - Mahfud itu di 2024," ungkap Seno.
(cip)
tulis komentar anda