Menristek/Kepala BRIN dan Menteri Ilmu Pengetahuan, Riset, dan Inovasi Inggris Perpanjang Kemitraan Iptek
Rabu, 05 Agustus 2020 - 15:53 WIB
JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Inggris telah sepakat untuk memperpanjang kemitraan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi hingga tahun 2025 demi mendukung kerja sama para peneliti guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kedua negara. Berlanjutnya kemitraan Inggris-Indonesia ini akan ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama (MoU) oleh Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro dan Menteri Ilmu Pengetahuan, Riset, dan Inovasi Inggris, Amanda Solloway MP.
Sains, teknologi, dan inovasi adalah aspek penting dalam mendorong pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Contoh penelitian Indonesia-Inggris yang sudah berjalan meliputi riset tentang peningkatan hasil panen dan ketahanan pertanian terhadap perubahan iklim; memperkuat pertahanan dan kemampuan deteksi cuaca ekstrim; dan pencegahan penyebaran penyakit menular.
“Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan kemampuan inovasi dalam negeri dan meningkatkan riset dan pengembangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Kemitraan Newton Fund beberapa tahun terakhir telah berhasil meningkatkan kerja sama riset dan inovasi yang terbukti menguntungkan baik bagi Indonesia dan Inggris. Model kerja sama Newton Fund akan kami gunakan sebagai contoh dalam penerapan kemitraan ilmu pengetahuan internasional kami lainnya. Perpanjangan kemitraan dalam ilmu pengetahuan dan inovasi dalam jangka panjang akan meningkatkan kemampuan Indonesia untuk mengembangkan ekonomi berbasis pengetahuan dan dapat bersaing di pasar global," ungkap Menteri Bambang pada agenda penandatangan Perpanjangan Perjanjian Kerja Sama Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Indonesia-Inggris melalui telekonferensi, Rabu (5/8/2020).
Sejak diluncurkan pada tahun 2014, Kemitraan Indonesia-Inggris dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi telah meluncurkan lebih dari 22 kompetisi pendanaan riset melalui 15 program riset dan inovasi. Kerja sama yang kuat antara peneliti Inggris dan Indonesia ini juga telah menghasilkan 2.205 publikasi gabungan selama 2015-2019.
Riset kolaborasi Indonesia-Inggris menduduki peringkat ke-3 di dalam daftar 10 kemitraan internasional terbaik Indonesia. Hubungan kemitraan yang kuat ini akan memastikan kedua negara dapat terus mendukung riset, ilmu pengetahuan, dan inovasi kelas dunia serta bersama menghadapi tantangan global.
“Krisis global Covid-19 yang sedang kita hadapi ini telah menyadarkan kita semua pentingnya kolaborasi dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Saya merasa bangga dapat melanjutkan kemitraan Inggris dengan Indonesia untuk terus bekerja bersama mengatasi tantangan-tantangan global, dari mencegah penyebaran penyakit menular di masa depan hingga mengurangi jejak karbon global," jelas Menteri Amanda Solloway.
Sementara itu Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins menyampaikan bahwa proyek-proyek yang masuk dalam kolaborasi ini sangat relevan dengan kehidupan masyarakat dan telah menghasilkan solusi-solusi praktis terhadap permasalahan sehari-hari di Indonesia.
“Sebagai contohnya adalah pemenang Newton Fund yang meneliti dampak perubahan iklim terhadap komunitas pesisir. Riset yang sudah dijalankan telah menghasilkan solusi praktis terhadap permasalahan di Indonesia, salah satunya adalah pengembangan alat filtrasi air di Palu, Sulawesi. Banyak hal yang bisa dilakukan memajukan kerja sama yang didasari oleh MoU ini. Tahap berikutnya adalah mendorong komersialisasi dan membuat produk riset dapat memberi manfaat ke masyarakat,” terang Dubes Owen Jenkins.
Sains, teknologi, dan inovasi adalah aspek penting dalam mendorong pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Contoh penelitian Indonesia-Inggris yang sudah berjalan meliputi riset tentang peningkatan hasil panen dan ketahanan pertanian terhadap perubahan iklim; memperkuat pertahanan dan kemampuan deteksi cuaca ekstrim; dan pencegahan penyebaran penyakit menular.
“Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan kemampuan inovasi dalam negeri dan meningkatkan riset dan pengembangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Kemitraan Newton Fund beberapa tahun terakhir telah berhasil meningkatkan kerja sama riset dan inovasi yang terbukti menguntungkan baik bagi Indonesia dan Inggris. Model kerja sama Newton Fund akan kami gunakan sebagai contoh dalam penerapan kemitraan ilmu pengetahuan internasional kami lainnya. Perpanjangan kemitraan dalam ilmu pengetahuan dan inovasi dalam jangka panjang akan meningkatkan kemampuan Indonesia untuk mengembangkan ekonomi berbasis pengetahuan dan dapat bersaing di pasar global," ungkap Menteri Bambang pada agenda penandatangan Perpanjangan Perjanjian Kerja Sama Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Indonesia-Inggris melalui telekonferensi, Rabu (5/8/2020).
Sejak diluncurkan pada tahun 2014, Kemitraan Indonesia-Inggris dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi telah meluncurkan lebih dari 22 kompetisi pendanaan riset melalui 15 program riset dan inovasi. Kerja sama yang kuat antara peneliti Inggris dan Indonesia ini juga telah menghasilkan 2.205 publikasi gabungan selama 2015-2019.
Riset kolaborasi Indonesia-Inggris menduduki peringkat ke-3 di dalam daftar 10 kemitraan internasional terbaik Indonesia. Hubungan kemitraan yang kuat ini akan memastikan kedua negara dapat terus mendukung riset, ilmu pengetahuan, dan inovasi kelas dunia serta bersama menghadapi tantangan global.
“Krisis global Covid-19 yang sedang kita hadapi ini telah menyadarkan kita semua pentingnya kolaborasi dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Saya merasa bangga dapat melanjutkan kemitraan Inggris dengan Indonesia untuk terus bekerja bersama mengatasi tantangan-tantangan global, dari mencegah penyebaran penyakit menular di masa depan hingga mengurangi jejak karbon global," jelas Menteri Amanda Solloway.
Sementara itu Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins menyampaikan bahwa proyek-proyek yang masuk dalam kolaborasi ini sangat relevan dengan kehidupan masyarakat dan telah menghasilkan solusi-solusi praktis terhadap permasalahan sehari-hari di Indonesia.
“Sebagai contohnya adalah pemenang Newton Fund yang meneliti dampak perubahan iklim terhadap komunitas pesisir. Riset yang sudah dijalankan telah menghasilkan solusi praktis terhadap permasalahan di Indonesia, salah satunya adalah pengembangan alat filtrasi air di Palu, Sulawesi. Banyak hal yang bisa dilakukan memajukan kerja sama yang didasari oleh MoU ini. Tahap berikutnya adalah mendorong komersialisasi dan membuat produk riset dapat memberi manfaat ke masyarakat,” terang Dubes Owen Jenkins.
(alf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda