Pentingnya Teknologi Pertanian untuk Mencapai Kedaulatan Pangan di Indonesia
Selasa, 17 Oktober 2023 - 13:55 WIB
Ia mengakui bahwa saat ini zaman sudah mengalami perubahan. Oleh karena itu semua pihak harus dapat menyesuaikan perubahan untuk memanfaatkan teknologi demi kepentingan kedaulatan pangan.
"Maka dari itu zaman sudah berubah. Generasi berganti. Dan kita tidak bisa mengharapkan berdikari dari pangan ini tanpa kita melakukan perubahan besar dari sisi teknologi. Dari modifikasi cuaca, sekolah lapang iklim menjadi penting ketika praktik ini dapat kita lakukan," jelas Ganjar.
Selain hal tersebut, Ganjar juga meminta kepada pemerintah untuk memastikan bantuan insentif untuk menunjang kedaulatan pangan tersebut.
"Kita mesti memastikan bantuan insentif, bibit, pupuk, sarana perikanan, tangkap, budidaya, yang mesti disalurkan tepat sasaran," ungkap Ganjar.
Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Semarang (USM) Prof Dr Ir Haslina menilai bahwa gagasan dan kebijakan Ganjar soal pertanian sangat layak untuk diterapkan secara nasional.
Menurut Haslina, ide dan kebijakan Ganjar di sektor pertanian telah terbukti berhasil di Jawa Tengah. Ganjar dianggap berhasil mengelola semua aspek pertanian dari hulu hingga hilir, membuat Jawa Tengah swasembada beras, dan mendorong diversifikasi produk pangan.
Sebagai contoh, upaya keras Ganjar dalam menjaga stabilitas harga produk pertanian telah menghasilkan kendali yang baik atas harga-harga tersebut.
"Kami memiliki keyakinan, benar-benar keyakinan, bahwa Insyaallah, apa yang telah dilakukan oleh Pak Ganjar bisa diadopsi di seluruh Indonesia. Jawa Tengah telah memberikan contoh yang positif," ujar Haslina.
"Ketahanan pangan telah terjaga dengan baik, stabilitas harga berjalan dengan baik, menciptakan lebih banyak lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, dan memberdayakan masyarakat miskin," kata Prof Dr. Ir. Haslina, Kamis (5/10/2023).
Menurut Haslina, jika Ganjar terpilih sebagai Presiden Indonesia, pencapaian yang telah berhasil di Jawa Tengah dapat direplikasi di berbagai wilayah lain, bahkan di tingkat nasional. Sebagai contoh, ia menyebutkan bahwa daerah Sukoharjo berhasil menciptakan surplus tinggi dalam produksi serealia, umbi-umbian, dan beras.
"Maka dari itu zaman sudah berubah. Generasi berganti. Dan kita tidak bisa mengharapkan berdikari dari pangan ini tanpa kita melakukan perubahan besar dari sisi teknologi. Dari modifikasi cuaca, sekolah lapang iklim menjadi penting ketika praktik ini dapat kita lakukan," jelas Ganjar.
Selain hal tersebut, Ganjar juga meminta kepada pemerintah untuk memastikan bantuan insentif untuk menunjang kedaulatan pangan tersebut.
"Kita mesti memastikan bantuan insentif, bibit, pupuk, sarana perikanan, tangkap, budidaya, yang mesti disalurkan tepat sasaran," ungkap Ganjar.
Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Semarang (USM) Prof Dr Ir Haslina menilai bahwa gagasan dan kebijakan Ganjar soal pertanian sangat layak untuk diterapkan secara nasional.
Menurut Haslina, ide dan kebijakan Ganjar di sektor pertanian telah terbukti berhasil di Jawa Tengah. Ganjar dianggap berhasil mengelola semua aspek pertanian dari hulu hingga hilir, membuat Jawa Tengah swasembada beras, dan mendorong diversifikasi produk pangan.
Sebagai contoh, upaya keras Ganjar dalam menjaga stabilitas harga produk pertanian telah menghasilkan kendali yang baik atas harga-harga tersebut.
"Kami memiliki keyakinan, benar-benar keyakinan, bahwa Insyaallah, apa yang telah dilakukan oleh Pak Ganjar bisa diadopsi di seluruh Indonesia. Jawa Tengah telah memberikan contoh yang positif," ujar Haslina.
"Ketahanan pangan telah terjaga dengan baik, stabilitas harga berjalan dengan baik, menciptakan lebih banyak lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, dan memberdayakan masyarakat miskin," kata Prof Dr. Ir. Haslina, Kamis (5/10/2023).
Menurut Haslina, jika Ganjar terpilih sebagai Presiden Indonesia, pencapaian yang telah berhasil di Jawa Tengah dapat direplikasi di berbagai wilayah lain, bahkan di tingkat nasional. Sebagai contoh, ia menyebutkan bahwa daerah Sukoharjo berhasil menciptakan surplus tinggi dalam produksi serealia, umbi-umbian, dan beras.
Lihat Juga :
tulis komentar anda