Di Ende, Wajah Bung Karno Kini Tengah Muram
Selasa, 04 Agustus 2020 - 07:03 WIB
Dalam catatan sejarah, Situs Bung Karno mulai direnovasi pada 1 Mei 2012 dengan dimulai peletakan batu pertama. Selanjutnya pada 23 Juni 2012 resmi dilakukan renovasi total mulai dari dinding, lantai, sampai atap, tetapi tidak mengubah bangunan lama.
Rencana renovasi merupakan inisiatif Wakil Presiden Boediono yang berkunjung ke Ende pada 2009 dalam rangka menelusuri jejak pelopor utama kemerdekaan. Kondisi rumah ini masih terawat dengan baik. Di halaman rumah terdapat patung Bung Karno yang sedang berdiri tegak.
Di dalam rumah terdapat benda-benda peninggalan Bung Karno, seperti lukisan di dinding, akta nikah dengan Ibu Inggit, berbagai macam perabotan rumah, serta 2 tongkat yang biasa digunakan oleh Bung Karno. Kamar tidur Bung Karno terdapat di bagian tengah, berhadapan dengan 1 kamar tidur lain yang diisi mertua dan anak angkatnya. (Baca juga: Turis Timor Leste, Malaysia, dan China Paling Banyak Datang ke Indonesia)
Di bagian belakang rumah terdapat sebuah sumur, kamar mandi, dan dapur yang terlihat seperti sedia kala. Sumur tersebut hingga kini airnya masih jernih. Umumnya, pengunjung yang datang kerap kali menimba air untuk sekadar membasuh muka atau berkumur. Seperti yang dilakukan Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid yang langsung menimba air dan mengusap wajahnya. "Segar sekali," ungkapnya.
Gus Jazil mengatakan, Bung Karno menyatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya. "Di Kota Ende ini sebenarnya Proklamator kita, Bung Karno, menemukan di bawah pohon sukun ini, lima mutiara di bawah pohon sukun, tapi kondisi yang ada memprihatinkan. Ini bahkan ibarat kandang ayam," tuturnya.
Karena itu, dirinya mengajak semua kalangan, baik pihak swasta maupun pemerintah pusat, khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk ikut datang ke Ende dan menyelesaikan situs Taman Bung Karno yang juga sebagai Taman Perenungan Pancasila.
"Kalau lihat kondisinya begini, kecil sekali kita melihat Pancasila ini. Di tempatnya ditemukan, bukan mutiara kalau ini, ini batu kayak batu kali, nggak ada harganya. Padahal ini view-nya bagus ke laut," keluhnya.
Sebagai Wakil Ketua MPR, Gus Jazil juga mengajak para praktisi pendidikan yang memiliki keahlian desain tata kota untuk ikut memberikan sumbangan pemikiran untuk membangun kembali situs bersejarah tersebut.
"Kita ingin menguatkan Empat Pilar, tapi masa di tempat ditemukannya pilar besar yang disebut dengan Pancasila, suasana memprihatinkan, gak selesai. Itu artinya kita tidak memberikan penghargaan. Saya miris. Karena itu setelah ini, saya bersama dengan Pak Bupati akan berkampanye untuk merawat situs ini," katanya.
Wakil Ketua Umum DPP PKB ini mengatakan, di tempat itu, Bung Karno mencurahkan pikirannya dan memeras otaknya untuk menemukan cara bagaimana menemukan nilai yang dapat mempersatukan Indonesia yang besar dengan berbagai adat-istiadat.
Rencana renovasi merupakan inisiatif Wakil Presiden Boediono yang berkunjung ke Ende pada 2009 dalam rangka menelusuri jejak pelopor utama kemerdekaan. Kondisi rumah ini masih terawat dengan baik. Di halaman rumah terdapat patung Bung Karno yang sedang berdiri tegak.
Di dalam rumah terdapat benda-benda peninggalan Bung Karno, seperti lukisan di dinding, akta nikah dengan Ibu Inggit, berbagai macam perabotan rumah, serta 2 tongkat yang biasa digunakan oleh Bung Karno. Kamar tidur Bung Karno terdapat di bagian tengah, berhadapan dengan 1 kamar tidur lain yang diisi mertua dan anak angkatnya. (Baca juga: Turis Timor Leste, Malaysia, dan China Paling Banyak Datang ke Indonesia)
Di bagian belakang rumah terdapat sebuah sumur, kamar mandi, dan dapur yang terlihat seperti sedia kala. Sumur tersebut hingga kini airnya masih jernih. Umumnya, pengunjung yang datang kerap kali menimba air untuk sekadar membasuh muka atau berkumur. Seperti yang dilakukan Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid yang langsung menimba air dan mengusap wajahnya. "Segar sekali," ungkapnya.
Gus Jazil mengatakan, Bung Karno menyatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya. "Di Kota Ende ini sebenarnya Proklamator kita, Bung Karno, menemukan di bawah pohon sukun ini, lima mutiara di bawah pohon sukun, tapi kondisi yang ada memprihatinkan. Ini bahkan ibarat kandang ayam," tuturnya.
Karena itu, dirinya mengajak semua kalangan, baik pihak swasta maupun pemerintah pusat, khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk ikut datang ke Ende dan menyelesaikan situs Taman Bung Karno yang juga sebagai Taman Perenungan Pancasila.
"Kalau lihat kondisinya begini, kecil sekali kita melihat Pancasila ini. Di tempatnya ditemukan, bukan mutiara kalau ini, ini batu kayak batu kali, nggak ada harganya. Padahal ini view-nya bagus ke laut," keluhnya.
Sebagai Wakil Ketua MPR, Gus Jazil juga mengajak para praktisi pendidikan yang memiliki keahlian desain tata kota untuk ikut memberikan sumbangan pemikiran untuk membangun kembali situs bersejarah tersebut.
"Kita ingin menguatkan Empat Pilar, tapi masa di tempat ditemukannya pilar besar yang disebut dengan Pancasila, suasana memprihatinkan, gak selesai. Itu artinya kita tidak memberikan penghargaan. Saya miris. Karena itu setelah ini, saya bersama dengan Pak Bupati akan berkampanye untuk merawat situs ini," katanya.
Wakil Ketua Umum DPP PKB ini mengatakan, di tempat itu, Bung Karno mencurahkan pikirannya dan memeras otaknya untuk menemukan cara bagaimana menemukan nilai yang dapat mempersatukan Indonesia yang besar dengan berbagai adat-istiadat.
tulis komentar anda