Di Ende, Wajah Bung Karno Kini Tengah Muram
Selasa, 04 Agustus 2020 - 07:03 WIB
"Ditemukanlah Pancasila dan terbukti memang Pancasila itulah yang mengikat. Pancasila lahir di sini, di tempat yang sederhana sebenarnya. Hari ini mestinya ditebus dengan satu kemegahan, penghargaan terhadap sejarah," tuturnya. (Baca juga: Kisah Bijak Para Sufi: Orang yang Baik Hati)
Karena itu, Gus Jazil meminta pemerintah pusat untuk memberikan prioritas perawatan dan pembangunan kembali situs ini sehingga masyarakat dari berbagai penjuru negeri bisa datang dan belajar tentang Pancasila di Ende.
"Saya minta Menteri Pariwisata atau Mendikbud untuk segera ke sini ,diselesaikan dulu lah, sebelum situs-situs yang lain. Saya yakin DPR Komisi X juga memberikan dukungan," katanya. Gus Jazil mengusulkan tempat itu menjadi ikon Pancasila dengan dibangun perpustakaan atau laboratorium Pancasila.
Sementara untuk Situs Rumah Pengasingan Bung Karno, menurut Gus Jazil, selama ini sepertinya di tempat itu hanya sebatas dijaga apa yang ada saja. Karena itu, Gus Jazil mendorong agar di sekitar situs pengasingan dibangun lahan parkir sehingga kendaraan pengunjung tidak berhenti di jalan.
Selain itu, perlu adanya sentuhan teknologi dari koleksi-koleksi yang ada. Dengan sentuhan teknologi, diharap mampu lebih menjelaskan asal usul koleksi dan barang yang ada, terutama bagi anak-anak muda. “Misalnya, setrika yang ada itu buatan mana, mesin ketik yang dipakai Bung Karno itu merek apa,” tuturnya. Dengan sentuhan teknologi, lewat digitalisasi, koleksi atau artefak di situs tersebut bisa dijelaskan lebih detail barang-barang koleksi dibuat dari daerah atau negara mana.
Koordinator Nasional Nusantara Mengaji minta agar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memperhatikan Situs Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende. Ia menyayangkan kalau bantuan dari pemerintah pusat diberikan bila sesuatu itu menguntungkan atau memberikan pendapatan. Menjaga situs-situs sejarah perjuangan bangsa, menurut pria yang akrab dipanggil Gus Jazil itu, perlu agar anak dan cucu kita mengerti dan paham sejarah perjuangan bangsa. (Baca juga: Yan Gosok Kemarahan Trump ke TikTok untuk Serang China)
“Kita harus tahu betapa sulitnya Bung Karno dan keluarga hidup di pengasingan pada 1934,” ungkapnya. Sangat disayangkan jika generasi milenial lebih paham K-Pop sebab pemahaman dan pendidikan sejarah buat mereka belum disampaikan secara masif dan dengan teknologi dan budaya yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Anggota DPR dari Fraksi PKB Dipo Nusantara Pua Upa mendorong pemerintah menjadikan Situs Bung Karno dan Rumah Pengasingan Bung Karno tersebut menjadi aset nasional. "Dengan menjadikan situs ini sebagai aset nasional, maka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Pariwisata dapat terlibat untuk membenahi situs ini," kata anggota Komisi III DPR ini saat mengunjungi kawasan Taman Bung Karno dan Rumah Pengasingan Bung Karno bersama Jazilul Fawaid.
Selain bantuan dari pemerintah, Dipo juga mendorong keterlibatan pihak swasta bekerja sama dengan pemda untuk melestarikan situs Bung Karno sebagai aset nasional yang sangat bersejarah ini.
"Keterlibatan pihak swasta tentu saja diperlukan supaya aset ini bisa terawat dengan baik. Sebab, biasanya kita mudah untuk membangun, tetapi merawatnya susah,” kata politikus dari Daerah Pemilihan NTT II yang meliputi seluruh daratan Flores, Lembata, dan Alor. Dipo juga mengaku prihatin karena situs Bung Karno belum terpelihara dengan baik. (Lihat videonya: Seorang Bocah Jadi Korban Begal di Depan Rumahnya Sendiri)
Karena itu, Gus Jazil meminta pemerintah pusat untuk memberikan prioritas perawatan dan pembangunan kembali situs ini sehingga masyarakat dari berbagai penjuru negeri bisa datang dan belajar tentang Pancasila di Ende.
"Saya minta Menteri Pariwisata atau Mendikbud untuk segera ke sini ,diselesaikan dulu lah, sebelum situs-situs yang lain. Saya yakin DPR Komisi X juga memberikan dukungan," katanya. Gus Jazil mengusulkan tempat itu menjadi ikon Pancasila dengan dibangun perpustakaan atau laboratorium Pancasila.
Sementara untuk Situs Rumah Pengasingan Bung Karno, menurut Gus Jazil, selama ini sepertinya di tempat itu hanya sebatas dijaga apa yang ada saja. Karena itu, Gus Jazil mendorong agar di sekitar situs pengasingan dibangun lahan parkir sehingga kendaraan pengunjung tidak berhenti di jalan.
Selain itu, perlu adanya sentuhan teknologi dari koleksi-koleksi yang ada. Dengan sentuhan teknologi, diharap mampu lebih menjelaskan asal usul koleksi dan barang yang ada, terutama bagi anak-anak muda. “Misalnya, setrika yang ada itu buatan mana, mesin ketik yang dipakai Bung Karno itu merek apa,” tuturnya. Dengan sentuhan teknologi, lewat digitalisasi, koleksi atau artefak di situs tersebut bisa dijelaskan lebih detail barang-barang koleksi dibuat dari daerah atau negara mana.
Koordinator Nasional Nusantara Mengaji minta agar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memperhatikan Situs Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende. Ia menyayangkan kalau bantuan dari pemerintah pusat diberikan bila sesuatu itu menguntungkan atau memberikan pendapatan. Menjaga situs-situs sejarah perjuangan bangsa, menurut pria yang akrab dipanggil Gus Jazil itu, perlu agar anak dan cucu kita mengerti dan paham sejarah perjuangan bangsa. (Baca juga: Yan Gosok Kemarahan Trump ke TikTok untuk Serang China)
“Kita harus tahu betapa sulitnya Bung Karno dan keluarga hidup di pengasingan pada 1934,” ungkapnya. Sangat disayangkan jika generasi milenial lebih paham K-Pop sebab pemahaman dan pendidikan sejarah buat mereka belum disampaikan secara masif dan dengan teknologi dan budaya yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Anggota DPR dari Fraksi PKB Dipo Nusantara Pua Upa mendorong pemerintah menjadikan Situs Bung Karno dan Rumah Pengasingan Bung Karno tersebut menjadi aset nasional. "Dengan menjadikan situs ini sebagai aset nasional, maka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Pariwisata dapat terlibat untuk membenahi situs ini," kata anggota Komisi III DPR ini saat mengunjungi kawasan Taman Bung Karno dan Rumah Pengasingan Bung Karno bersama Jazilul Fawaid.
Selain bantuan dari pemerintah, Dipo juga mendorong keterlibatan pihak swasta bekerja sama dengan pemda untuk melestarikan situs Bung Karno sebagai aset nasional yang sangat bersejarah ini.
"Keterlibatan pihak swasta tentu saja diperlukan supaya aset ini bisa terawat dengan baik. Sebab, biasanya kita mudah untuk membangun, tetapi merawatnya susah,” kata politikus dari Daerah Pemilihan NTT II yang meliputi seluruh daratan Flores, Lembata, dan Alor. Dipo juga mengaku prihatin karena situs Bung Karno belum terpelihara dengan baik. (Lihat videonya: Seorang Bocah Jadi Korban Begal di Depan Rumahnya Sendiri)
tulis komentar anda