Waspada Dampak Buruk Gadget pada Anak

Senin, 03 Agustus 2020 - 22:12 WIB
Kegiatan terbaik, satu di antaranya melatih sel-sel agar cerdas kembali, hingga dapat mencapai potensi fitrahnya melalui latihan jasmani khusus. Tubuh yang cerdas tahu apa yang dibutuhkannya. Profesor Robert W Lovett dari Harvard Medical School adalah satu di antara tokoh yang mengajarkan penggunaan kecerdasan tubuh. Dengan teknik khusus, tubuh bisa ditanya. Dan, mampu memberikan jawaban yang objektif. Bila suatu hal (fasilitas, metode, produk, lingkungan, atau bahkan tim) tidak dibutuhkan tubuh, karena tidak baik untuk kesehatan, hasil tes akan melemahkan tubuh. Sebaliknya, bila baik untuk kesehatan, hasil tes akan menguatkan tubuh.

Buktinya, menempelkan gadget ke telinga atau area dada dekat jantung, radiasi gadget akan melemahkan tubuh saat dites dengan metode tersebut. Pertanda sel-sel tubuh yang cerdas mampu mengenali bahaya gadget yang radiasinya ternyata melemahkan potensi tubuh. Metode ini populer di antara praktisi kesehatan di Eropa dan Amerika.

Kedua, ketegasan (tegas). Bersikaplah tegas dalam mendidik anak. Sikap tegas bisa dilakukan seperti dengan membekali anak dengan gadget lawas (jadul) yang tidak bisa mengakses internet, dan meng-uninstall aplikasi dan games yang membuat anak menjadi ketergantungan gadget. Tidak bisa dipungkiri, jika memainkan games atau mengecek akun media sosial merupakan satu di antara hal yang menyenangkan. Namun, tunggu dulu, hal yang menyenangkan belum tentu bermanfaat. Semakin anak kita menyukai sebuah aplikasi, maka semakin besar kemungkinan anak kita akan terus membukanya, dan akibatnya anak menjadi ketergantungan pada gadget.

Untuk mencegah hal itu terjadi, kita bisa meng-uninstall aplikasi-aplikasi yang ada di gadget dengan tujuan agar keinginan anak kita untuk membuka dan mengambil gadget kita, bahkan tanpa setahu kita untuk membuka aplikasi tersebut bisa berkurang, karena telah dihapus dari gadget. Tidak adanya aplikasi tersebut, maka anak jadi tidak memiliki dorongan lagi untuk selalu berkutat pada gadget.

Pesan penting dari hasil penelitian ini adalah perlunya orang tua untuk berikhtiar agar anak kita bisa terbebas dari yang namanya ketergantungan terhadap gadget. Hal yang menyenangkan belum tentu baik untuk anak kita ke depannya. Selalu ingat bahaya dan betapa ruginya anak kita jika ketergantungan. Bermain games misalnya, menurut HikariTakeuchi, seorang profesor muda dari Tohoku University Jepang yang menulis Impact of Videogame Play on The Brain’s Microstructural Properties: Cross-sectional and Longitudinal Analyses yang dirujuk oleh Aric Sigman, seorang psikolog Amerika Serikat yang menulis tentang SDD, bahwa bermain games selama masa kanak-kanak dapat menyebabkan neuroadaptation (adaptasi saraf) dan neural structuralchanges (perubahan struktur di daerah saraf) yang terkait dengan kecanduan.

Jangan biarkan ini terus dilanjutkan karena akan merugikan orang tua, anak, bahkan orang-orang di sekitar. Masa depan anak menjadi bergantung pada keputusan kita saat ini untuk tidak mudah diperbudak oleh gadget. Ayo semangat!
(ras)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More