Jelang HUT ke-78, Begini Sejarah TNI
Rabu, 04 Oktober 2023 - 09:51 WIB
Lalu, pada tahun 1958 Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia/Perjuangan Rakyat Semesta (PRRI/Permesta) melakukan pemberontakan di sebagian besar Sumatera dan Sulawesi Utara yang membahayakan integritas nasional. Semua pemberontakan itu dapat ditumpas oleh TNI bersama kekuatan komponen bangsa lainnya.
Dari banyaknya pemberontakan ini muncul upaya menyatukan organisasi angkatan perang dan Kepolisian Negara menjadi organisasi Angkatan Bersenjata Republika Indonesia (ABRI) pada tahun 1962 merupakan bagian yang penting dari sejarah TNI pada dekade tahun enampuluhan.
Ketika menyandang nama ABRI, PKI mulai gencar melancarkan aksinya. Hingga aksi tersebut mencapai puncak di tahun 1965 ketika G30S PKI terjadi. Dalam situasi ini ABRI mulai melaksanakan wewenangnya dari dua sisi, yakni sebagai hankam dan sospol.
Dari situ, kontribusi ABRI dalam politik Indonesia mulai terlihat jelas ketika Soeharto menggantikan Soekarno menjadi Presiden. Mulai banyak pejabat-pejabat ABRI yang menduduki kursi pemerintahan.
Hingga pada tanggal 22 Agustus 1999, setelah Soeharto lengser Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) resmi mengubah namanya menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Perubahan nama ini merupakan bagian dari reformasi militer yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia pada saat itu untuk memisahkan kekuatan militer dari kepolisian dan mengubah citra militer yang lebih terlibat dalam urusan politik menjadi militer yang lebih fokus pada tugas pertahanan nasional dan profesionalisme.
Lihat Juga: Jebolan Sepa PK TNI yang Jabat Posisi Letnan Jenderal, 2 Kali Jadi Tim Dokter Kepresidenan
Dari banyaknya pemberontakan ini muncul upaya menyatukan organisasi angkatan perang dan Kepolisian Negara menjadi organisasi Angkatan Bersenjata Republika Indonesia (ABRI) pada tahun 1962 merupakan bagian yang penting dari sejarah TNI pada dekade tahun enampuluhan.
Ketika menyandang nama ABRI, PKI mulai gencar melancarkan aksinya. Hingga aksi tersebut mencapai puncak di tahun 1965 ketika G30S PKI terjadi. Dalam situasi ini ABRI mulai melaksanakan wewenangnya dari dua sisi, yakni sebagai hankam dan sospol.
Dari situ, kontribusi ABRI dalam politik Indonesia mulai terlihat jelas ketika Soeharto menggantikan Soekarno menjadi Presiden. Mulai banyak pejabat-pejabat ABRI yang menduduki kursi pemerintahan.
Hingga pada tanggal 22 Agustus 1999, setelah Soeharto lengser Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) resmi mengubah namanya menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Perubahan nama ini merupakan bagian dari reformasi militer yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia pada saat itu untuk memisahkan kekuatan militer dari kepolisian dan mengubah citra militer yang lebih terlibat dalam urusan politik menjadi militer yang lebih fokus pada tugas pertahanan nasional dan profesionalisme.
Lihat Juga: Jebolan Sepa PK TNI yang Jabat Posisi Letnan Jenderal, 2 Kali Jadi Tim Dokter Kepresidenan
(okt)
tulis komentar anda