Tanggapi Narasi Perubahan, Megawati: Kapan Mau Majunya?
Minggu, 01 Oktober 2023 - 18:31 WIB
JAKARTA - Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri menyinggung narasi perubahan yang berkembang belakangan ini. Padahal, kata Megawati, seorang Presiden mestinya meneruskan program yang telah dibangun Presiden sebelumnya, agar Indonesia dapat menjadi negara maju.
Hal ini disampaikan Megawati saat memberikan pidato penutupan dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDIP di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Minggu (1/10/2023).
"Siapa yang menjadi presiden dia harus melakukan itu, meneruskan itu. Bukan siapa jadi Presiden, diubah, lah bagaimana, kapan mau majunya?" kata Megawati dalam sambutannya yang langsung disambut riuh oleh kadernya.
Presiden Kelima RI itu menilai, Indonesia yang adil dan makmur tidak akan terwujud apabila para pemimpinnya lahir tanpa melalui kesinambungan, hanya lima tahun sekali sesuai periode pemilihan umum.
Menurutnya, pergantian kekuasaan setiap lima tahun merupakan hal yang baik, tapi harus diikuti dengan keberlanjutan oleh presiden yang menggantikan.
Ia pun menilai, sosok yang ingin mengubah program-program pemerintahan sebelumnya hanyalah melakukan dansa dalam berpolitik.
"Itu yang saya bilang berdansa. Nanti ke sana, ke depan sudah baik, diubah ke belakang lagi, diubah lagi. Aduh saya sampai pusing kadang-kadang, ini bagaimana sih maunya Republik ini?" ujarnya.
Hal ini disampaikan Megawati saat memberikan pidato penutupan dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDIP di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Minggu (1/10/2023).
"Siapa yang menjadi presiden dia harus melakukan itu, meneruskan itu. Bukan siapa jadi Presiden, diubah, lah bagaimana, kapan mau majunya?" kata Megawati dalam sambutannya yang langsung disambut riuh oleh kadernya.
Presiden Kelima RI itu menilai, Indonesia yang adil dan makmur tidak akan terwujud apabila para pemimpinnya lahir tanpa melalui kesinambungan, hanya lima tahun sekali sesuai periode pemilihan umum.
Menurutnya, pergantian kekuasaan setiap lima tahun merupakan hal yang baik, tapi harus diikuti dengan keberlanjutan oleh presiden yang menggantikan.
Ia pun menilai, sosok yang ingin mengubah program-program pemerintahan sebelumnya hanyalah melakukan dansa dalam berpolitik.
"Itu yang saya bilang berdansa. Nanti ke sana, ke depan sudah baik, diubah ke belakang lagi, diubah lagi. Aduh saya sampai pusing kadang-kadang, ini bagaimana sih maunya Republik ini?" ujarnya.
(maf)
tulis komentar anda